9
2.3 Faktor-faktor penting dalam proses pengomposan
Setiap mikroorganisme dekomposer membutuhkan kondisi lingkungan dan bahan yang berbeda-beda. Apabila kondisinya sesuai, maka proses dekomposisi akan bekerja
dengan baik. Apabila kondisinya kurang sesuai, maka dekomposer akan berpindah ke tempat lain selain tumpukan kompos atau bahkan mati. Beberapa faktor yang mempengaruhi
proses pengomposan antara lain rasio CN, susunan bahan dan ukuran partikel, aerasi dan kelembaban, suhu, dan nilai pH.
Rasio CN Rasio CN merupakan salah satu faktor penting karena dalam proses
pengomposan bergantung pada kegiatan mikroorganisme yang membutuhkan karbon sebagai sumber energi dan pembentuk sel bersamaan dengan nitrogen yang
merupakan unsur penting dalam pembentukan selnya. Menurut Haga 1990, rasio CN yang cocok untuk proses pengomposan adalah 20-30, Rasio CN yang rendah
akan meningkatkan emisi nitrogen sebagai amoniak karena tingginya kandungan unsur N, sedangkan rasio CN yang terlalu tinggi dari kondisi ideal tersebut akan
menyebabkan proses pengomposan menjadi lebih lambat Haga, 1990. Hal ini disebabkan karena bahan yang mengandung nitrogen terlalu sedikit tidak mampu
menghasilkan panas yang cukup untuk membusukkan bahan baku kompos dengan cepat Haug, 1989.
Ukuran partikel Ukuran partikel bahan berpengaruh pada kegiatan mikroorganisme dan
pergerakan udara aerasi pada suatu proses pengomposan. Semakin halus partikel bahan tersebut, maka semakin luas permukaan yang terbuka untuk kegiatan
mikroorganisme dalam proses dekomposisi aerob. Semakin kecil ukuran partikel, maka jumlah pori-pori pun akan bertambah sehingga aerasinya lancar.
Aerasi dan kelembaban Proses pengomposan secara aerobik membutuhkan oksigen yang cukup
untuk kegiatan mikroorganismenya. Secara alami, aerasi terjadi akibat meningkatnya suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara dingin masuk
ke dalam tumpukan bahan. Aerasi dapat dibantu dengan penentuan bahan yang memiliki ukuran-ukuran partikel kecil, mengaduk dan membalikkan tumpukan
kompos, atau memberi celah pada bahan maupun wadah kompos agar aerasi dapat dipaksa masuk Haga, 1990. Kelembaban atau kadar air juga perlu diperhatikan
dalam proses pengomposan. Persentase kadar air yang ideal dapat dilihat pada Tabel 1.
Suhu Suhu merupakan faktor penting untuk menentukan kematangan suatu
kompos. Biasanya suhu merupakan parameter utama yang diukur dan dianalisa tiap harinya selama proses pengomposan. Suhu juga mempengaruhi konsumsi oksigen
oleh mikroorganisme. Semakin tinggi maka konsumsi oksigen meningkat dan proses dekomposisi juga semakin cepat. Apabila suhu tumpukan bahan kompos
10 semakin turun dan mendekati angka yang stabil, maka proses pengomposan dapat
dianggap selesai atau matang.
Nilai pH Nilai pH yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6-9.
Menurut Hadiwiyoto 1983, pengontrolan pH dapat dilakukan dengan penambahan kotoran hewan, urea, atau pupuk nitrogen untuk menurunkan pH dan pemberian
kapur untuk menaikkan pH.
Tabel 1. Faktor penting dalam proses pengomposan secara aerobik
Faktor Keterangan
Jenis sludge Jenis untreated dan digested sludge keduanya dapat dikomposkan.
Untreated sludge lebih berpotensi dalam menghasilkan bau, terutama pada aplikasi windrow. Untreated sludge lebih mempunyai
ketersediaan energi dan kebutuhan oksigen yang tinggi.
Amendments dan bulking
agents Beberapa karakteristiknya, seperti kadar air, ukuran partikel, dan
karbon tersedia sangat berperan terhadap proses dan kualitas produk akhir. Bahan-bahan tersebut: serpih kayu, serbuk gergaji, jerami,
sekam, dan lain-lain
Rasio CN Rasio awal harus sekitar 25-30 perbandingan berat.
Volatile solids
Dari campuran kompos harus 50. Kandungan
udara Setidaknya masih ada 50 oksigen yang berada dalam kesetimbangan
sistem, atau kandungan oksigen antara 5-15 di semua bagian tumpukan untuk tercapainya hasil yang optimum.
Kadar air Dari campuran kompos antara 40-60 . Berkurangnya kadar air
akibat penguapan, terutama pada sistem windrow dapat ditambahkan bersamaan dengan proses pembalikan
pH Harus antara 6-9. Kondisi pH yang relatif tinggi akan meningkatkan
emisi nitrogen sebagai amoniak. Suhu
Suhu optimum untuk stabilisasi 45-55
o
C. Pada kondisi terbaik suhu akan mencapai 50-55
o
C, pada kondisi awal akan meningkat ke 55-65
o
C selama periode pengomposan berlangsung. Suhu yang terlalu tinggi akan menurunkan aktivitas kerja mikroorganisme pengurai.
Mixing dan turning
Untuk mencegah kekeringan, pengerasan dan penggumpalan dan aliran kontak udara yang tidak merata, material dalam tumpukan
harus diaduk secara terjadwal sesuai kebutuhan dan tergantung sistem pengomposan.
Logam berat dan
trace organics
Kandungan dalam sludge dan kompos harus dipantau secara teratur untuk menjamin kualitas produk akhir.
Kondisi lokasi
Beberapa faktor harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi, termasuk ketersediaan lahan, akses, penggunaan lahan sekitar, jarak terhadap
sumber sludge dan bulking agent, ketersediaan zona penyangga, tenaga kerja, kondisi iklim.
Sumber: Metcalf dan Eddy 1991
11
2.4 Pengomposan dengan metode Natural Static Pile