19 Meningkatnya dan menurunnya suhu dari campuran kedua kompos tersebut
diakibatkan oleh tingkat aktivitas mikroorganismebakteri yang ada di dalam aktivator pupuk kandang maupun bakteri probio. Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa suhu kompos pada box
1 yang menggunakan pupuk kandang sebagai aktivatornya memiliki suhu rata-rata lebih tinggi jika dibandingkan dengan suhu kompos pada box 2 yang menggunakan bakteri probio
sebagai aktivatornya. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan jumlah bakteri dalam 100 ml probio dengan jumlah bakteri dalam 100 kg pupuk kandang, sehingga pada
grafik suhu terlihat perbedaan tingkat aktivitas bakteri pada tumpukan kompos 1 dan tumpukan kompos 2 Yuli A.H et al., 2008. Semakin lama proses pengomposan maka total
jumlah bakteri akan makin turun Yuli A.H et al., 2008
. Bakteri dekomposer mendapat suplai oksigen dari celah-celah di dinding box kompos
yang didesain agar terjadi proses aerasi pada tumpukan kompos tersebut. Pemberian air pun perlu dilakukan secara berkala untuk menjaga kelembapannya.
4.3 Analisis Kandungan Bahan Baku Kompos
Selama proses pengomposan berlangsung, dilakukan analisis uji laboratorium untuk ketiga bahan baku kompos yaitu jerami, kotoran kambingpupuk kandang, dan lumpur padat.
Analisis uji laboratorium dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanah. Berdasarkan hasil analisis oleh Laboratorium didapat beberapa nilai parameter jerami, pupuk kandang,
dan lumpur padat. Parameter yang diukur adalah pH, dan rasio CN. Untuk hasil analisis uji laboratorium lumpur padat didapat hasil yang berbeda dengan hasil pada sub-bab
sebelumnya, maka hasil analisis uji laboratorium lumpur padat pada sub-bab ini akan dipakai sebagai pembanding pada sub-bab analisis kandungan kompos. Pada sub-bab ini akan
dijelaskan hasil uji laboratorium 3 bahan baku dan membandingkannya dengan baku mutu
. Nilai pH lumpur padat adalah 5,4; nilai pH jerami adalah 6,4; dan nilai pH pupuk
kandang adalah 7,2. Kandungan C dan N untuk lumpur padat adalah 3,36 dan 0,39 , didapat rasio CN lumpur kental sebesar 8,6 . Kandungan C dan N untuk jerami adalah
45,8 dan 1,51 , didapat rasio CN lumpur cair sebesar 30,33 . Kandungan C dan N untuk pupuk kandang adalah 20,27 dan 1,36 , didapat rasio CN lumpur padat sebesar
14,904 .
Parameter lainnya yang terkandung dalam lumpur adalah logam-logam seperti Fe, Al, Mn, Ni, Pb, Cu, dan Mg. Kandungan Fe pada lumpur padat sebesar 2,92 ; pada jerami
sebesar 955 ppm, dan pada pupuk kandang sebesar 6983 ppm. Kandungan Al pada lumpur padat sebesar 16,15 ; pada jerami sebesar 3848 ppm.
Pada pupuk kandang sebesar 37130 ppm. Kandungan Mn pada lumpur padat sebesar 2044 ppm; pada jerami sebesar 556 ppm, pada pupuk kandang sebesar 1679 ppm.
Kandungan Ni pada lumpur padat sebesar 5,7 ppm; pada jerami sebesar 2,3 ppm dan pada pupuk kandang sebesar 1 ppm. Kandungan Pb pada lumpur padat sebesar 1,52 ppm;
pada jerami sebesar1,6 ppm dan pada pupuk kandang Pb tidak terdeteksi. Kandungan Cu pada lumpur padat sebesar 24 ppm; pada jerami sebesar 10 ppm; dan
pada pupuk kandang sebesar 23 ppm. Kandungan Mg pada lumpur padat sebesar 0,11 ;
20 pada jerami sebesar 0,11 dan pada pupuk kandang sebesar 0,98 . Hasil analisis uji
laboratorium dapat dilihat pada Tabel 3, 4, dan 5. Dalam proses pengomposan terdapat tiga bahan baku yang akan dicampur menjadi
kompos, yaitu lumpur padat, jerami, dan pupuk kandang yang akan diolah menjadi satu produk kompos. Analisis bahan baku ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
kandungan bahan baku yang akan digunakan dan diolah menjadi kompos dengan standar mutu kompos Indonesia. Oleh karena itu, sebagai pembanding atau baku mutu ketiga bahan
ini mengikuti SNI 19-7030-2004 yang dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 1
.
Tabel 3. Hasil analisis kandungan lumpur padat
No. Parameter
Satuan Lumpur padat
1 pH
5,4 2
Kadar Air 3
N 0,39
4 C-Organik
3,36 5
P 2,1 x 10
-4
6 K
93 x 10
-4
7 Fe
ppm 2,92 x 10
4
8 Al
ppm 16,15 x 10
4
9 Mn
ppm 2044
10 Ni
ppm 5,7
11 Pb
ppm 1,52
12 Cu
ppm 24
13 Mg
0,11
Sumber: Hasil analisis Laboratorium Balai Penelitian Tanah Keterangan: : tidak diukur; - : tidak terdeteksi
Analisis kandungan lumpur padat dengan membandingkan hasil uji laboratorium dengan SNI 19-7030-2004 sebagai baku mutu. Kandungan pH lumpur padat sebesar 5,4
pada hasil uji laboratorium berada di bawah baku mutu kandungan pH minimal untuk kompos menurut SNI yaitu kandungan pH minimal sebsar 6,8. Kandungan C sebesar 3,36
dan kandungan N sebesar 0,39 juga masih dibawah baku mutu minimal menurut SNI 19- 7030-2004 yaitu kandungan C minimal sebesar 9,8 dan kandungan N minimal sebesar 0,4
.
Analisis selanjutnya adalah melihat kandungan unsur mikro yang terdiri dari logam- logam berat berbahaya dan unsur logam lainnya dan membandingkan dengan SNI 19-7030-
21 2004. Kandungan unsur mikro yang diuji dan terdeteksi berdasarkan hasil uji laboratorium
adalah Ni, Cu dan Pb. Kandungan Ni pada lumpur sebesar 5,7 ppm, kandungan Cu sebesar 24 ppm dan kandungan Pb sebesar 1,52 ppm masih dibawah baku mutu maksimal menurut
SNI 19-7030-2004 yaitu kandungan Ni maksimal sebesar 62 ppm, kandungan Cu maksimal sebesar 100 ppm dan kandungan Pb maksimal sebesar 150 ppm. Kandungan unsur logam
lain yang terdeteksi adalah kandungan Fe, Al, Mn, dan Mg. Kandungan Fe sebesar 2,92 , kandungan Al sebesar 16,15 , dan kandungan Mg sebesar 0,11 melebihi baku mutu
maksimal menurut SNI 19-7030-2004, sedangkan kandungan Mn sebesar 2,044 x 10
-6
dari satuan ppm dikonversi menjadi masih jauh berada dibawah baku mutu maksimal.
Tabel 4. Hasil analisis kandungan jerami
No. Parameter
Satuan Jerami
1 pH
6,4 2
Kadar Air 3
N 1,51
4 C-Organik
45,8 5
P 0,14
6 K
1,88 7
Fe ppm
955 8
Al ppm
3848 9
Mn ppm
556 10
Ni ppm
1,3 11
Pb ppm
1,6 12
Cu ppm
10 13
Mg 0,11
Sumber: Hasil analisis Laboratorium Balai Penelitian Tanah Keterangan: : tidak diukur; - : tidak terdeteksi
Analisis kandungan jerami dengan membandingkan hasil uji laboratorium dengan SNI 19-7030-2004 sebagai baku mutu. Kandungan pH jerami sebesar 6,4 pada hasil uji
laboratorium berada di bawah baku mutu kandungan pH minimal untuk kompos menurut SNI yaitu kandungan pH minimal sebsar 6,8. Kandungan C sebesar
45,8
melebihi baku mutu maksimal kandungan C sebesar 32 dan kandungan N sebesar
1,51
memenuhi baku mutu menurut SNI 19-7030-2004.
Analisis selanjutnya adalah melihat kandungan unsur mikro yang terdiri dari logam- logam berat berbahaya dan unsur logam lainnya dan membandingkan dengan SNI 19-7030-
2004. Kandungan unsur mikro yang diuji dan terdeteksi berdasarkan hasil uji laboratorium adalah Ni, Cu dan Pb. Kandungan Ni sebesar
1,3
ppm, kandungan Cu sebesar
10
ppm dan
22 kandungan Pb sebesar
1,6
ppm masih dibawah baku mutu maksimal menurut SNI 19-7030- 2004 yaitu kandungan Ni maksimal sebesar 62 ppm, kandungan Cu maksimal sebesar 100
ppm dan kandungan Pb maksimal sebesar 150 ppm. Kandungan unsur logam lain yang terdeteksi adalah kandungan Fe, Al, Mn, dan Mg. Kandungan Fe sebesar
9,55 x
10
-6
, kandungan Al sebesar 38,48 x 10
-6
, dan kandungan Mn sebesar 5,56 x 10
-6
dari satuan ppm dikonversi menjadi tidak melebihi baku mutu maksimal menurut SNI 19-7030-
2004, sedangkan kandungan Mg sebesar 0,11 melebihi baku mutu maksimal menurut SNI 19-7030-2004.
Tabel 5. Hasil analisis kandungan pupuk kandang
No. Parameter
Satuan Pupuk kandang
1 pH
7,2 2
Kadar Air 18,7
3 N
1,36 4
C-Organik 20,27
5 P
0,57 6
K 1,1
7 Fe
ppm 6983
8 Al
ppm 37130
9 Mn
ppm 1679
10 Ni
ppm 1
11 Pb
ppm -
12 Cu
ppm 23
13 Mg
0,98
Sumber: Hasil analisis Laboratorium Balai Penelitian Tanah Keterangan: : tidak diukur; - : tidak terdeteks
A
nalisis kandungan pupuk kandang dengan membandingkan hasil uji laboratorium dengan SNI 19-7030-2004 sebagai baku mutu. Kandungan pH pupuk kandang sebesar 7,2
pada hasil uji laboratorium memenuhi baku mutu kandungan pH muntuk kompos menurut SNI yaitu dengan batas minimal 6,8 dan batas maksimal 7,49. Kandungan C sebesar 20,27
juga memenuhi baku mutu minimal menurut SNI 19-7030-2004 yaitu kandungan C dengan batas minimal sebesar 9,8 dan batas maksimal sebesar 32 , sedangkan kandungan N
sebesar 1,36 memenuhi batas minimal sebesar 0,4 .
Analisis selanjutnya adalah melihat kandungan unsur mikro yang terdiri dari logam- logam berat berbahaya dan unsur logam lainnya dan membandingkan dengan SNI 19-7030-
2004. Kandungan unsur mikro yang diuji dan terdeteksi berdasarkan hasil uji laboratorium
23 adalah Ni, Cu dan Pb. Kandungan Ni pada pupuk kandang sebesar 1 ppm dan kandungan Cu
sebesar 23 ppm masih dibawah baku mutu maksimal menurut SNI 19-7030-2004 yaitu kandungan Ni maksimal sebesar 62 ppm dan kandungan Cu maksimal sebesar 100 ppm.
Kandungan Pb tidak terdeteksi di dalam sampel pupuk kandang.
Kandungan unsur logam lain yang terdeteksi adalah kandungan Fe, Al, Mn, dan Mg. Kandungan Fe sebesar 69,83 x 10
-6
, kandungan Al sebesar 371,3 x 10
-6
, dan kandungan Mn sebesar 16,79 x 10
-6
dari satuan ppm dikonversi menjadi tidak melebihi baku mutu maksimal menurut SNI 19-7030-2004, sedangkan kandungan Mg
sebesar 0,98 melebihi baku mutu maksimal menurut SNI 19-7030-2004.
4.4 Hasil Kompos