2 pembelian gabahberas oleh LUEP dalam rangka menjaga stabilitas harga yang diterima petani minimal sesuai dengan HPP; 3 mendekatkan
petanikelompok tani terhadap pasar melalui kerjasama dengan LUEP.
B. Hal Yang Dikaji
Di dalam penelitian ini ada tiga komponen utama yang akan dikaji berkaitan dengan efektivitas pelaksanaan DPM-LUEP di Kabupaten Bogor
yang meliputi karateristik penerima DPM-LUEP, faktor-faktor yang dapat meningkatkan pendapatan keuntungan pada lembaga usaha ekonomi
pedesaan, evaluasi persyaratan penetapan LUEP penerima DPM, serta penetapan dan penyaluran DPM-LUEP. Hasil kajian yang digunakan untuk
menganalisis dan menginterpretasikan data adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik Kelompok Penerima DPM-LUEP
Kelompok LUEP, antara lain : Mitra Sari, Oryza Sativa, Berkah Mandiri, Lisung Kiwari, Sugih Tani, Sari Mekar, Sugih Tani dan Subur Tani,
merupakan kelompok yang memiliki ciri berbeda dengan kelompok usaha lainnya. Dari hasil observasi terhadap responden didapatkan data sebagi
berikut : a. Kelembagaan
Delapan kelompok penerima DPM-LUEP, merupakan kelompok yang memiliki badan hukum dengan jenis koperasi tani, koperasi unit
desa dan gabungan kelompoktani. Kelompok tersebut mempunyai umur yang bervariasi, tetapi keberhasilan usaha kelompok tani tersebut tidak
bergantung umur usaha tetapi dari mutu dan jejak rekam track record dalam melaksanakan usahanya. Semua kelompok tani tersebut termasuk
usaha kecil karena jumlah tenaga kerjanya antara 5-19 orang sesuai pengertian usaha kecil menurut Deperin 1986.
b. Permodalan Minimnya permodalan bagi kelompok LUEP merupakan salah satu
kelemahan yang dialami, sehingga sangat berpengaruh dalam meningkatkan pembelian gabah dan produksi beras. Dari hasil observasi
pada responden diketahui bahwa sumber permodalan pada kelompok LUEP selain dari DPM-LUEP umumnya berasal dari modal sendiri,
karena kelompok LUEP masih belum mengetahui dan mampu untuk mengakses permodalan pada perbankan Lampiran 3.
c. Administrasi dan Manajerial Pada awal pelaksanaan DPM-LUEP, kelompok LUEP penerima
dana penguatan modal memiliki administrasi kelompok yang sangat lemah. Hal tersebut tercermin dari laporan dan pembukuan kelompok
yang tidak teratur dan nilainya tidak mendekati kewajaran, karena tidak didukung dengan bukti-bukti yang akurat. Aspek manajerial kelompok
tidak berjalan dengan baik. Hal tersebut disebabkan aktivitas produksi kelompok tidak dikelola dengan baik, sehingga aktivitas usaha menjadi
kurang efisien. Namun dengan adanya program DPM-LUEP, perlahan- lahan administrasi dan majerial kelompok mulai dapat ditata dengan baik
melalui pembinaan dan pendampingan oleh petugas pelaksana di tingkat Kabupaten.
d. Pemasaran Di dalam dunia usaha modern, fungsi pemasaran memegang
peranan sangat penting, terutama untuk masuk ke pasar, bahkan jika perlu menguasai pasar. Pemasaran hasil oleh kelompok LUEP berupa
beras bermutu sebagai produk utama mempunyai pangsa pasar khusus dengan konsumen dan pedagang seperti pengguna akhir, pedagang
pengecer, pedagang besar, toko dan industri. Untuk konsumen pengguna akhir, produk dapat diambil sendiri dan dibayar tunai, sedangkan untuk
pedagang pengecer, pedagang besar dan toko pada umumnya dikirim langsung. Hal ini disebabkan jumlah produk yang dipesan lebih banyak
dibandingkan pengguna akhir sehingga ada fasilitas pengiriman produk. Konsumen utama kelompok LUEP adalah untuk industri. Industri
membeli produk paling banyak dibandingkan konsumen yang lain, sehingga perlu ada fasilitas pengiriman, dan sistem pembayaran untuk
industri lebih dipermudah dengan kredit. Hal ini disesuaikan dengan
jumlah produk yang dipesan. Sistem pembayaran kredit menggunakan jangka waktu pembayaran satu bulan, karena dalam jangka waktu
tersebut konsumen diharapkan telah mampu untuk memutar modalnya terlebih dulu Lampiran 4.
2. Analisis Profitabilitas