Keadaan Umum HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum

Kegiatan DPM-LUEP bersifat pelengkap dengan kegiatan lainnya dan dimaksudkan untuk saling memperkuat kegiatan serupa yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam menjaga stabilitas dan meningkatkan harga gabahberas di tingkat petani, seperti pengembangan lumbung desa, pengembangan sistem tunda jual dan pengadaan gabahberas dalam negeri oleh Bulog. DPM yang dipinjamkan kepada LUEP di Kabupaten Bogor dimanfaatkan untuk pembelian gabahberas yang kemudian dilakukan pengolahan, sehingga mutunya meningkat melalui proses pengeringan, penggilingan, sortasi dan pengemasan, untuk kemudian dapat dijual ke pasar bebas pasar lokal, perdagangan antar pulau, ekspor, ke mitra kerja sama Koperasi Pegawai Negeri, Koperasi Karyawan, Perum Bulog, dan lainnya. Dari hasil pengolahan dan penjualan tersebut, kelompok dapat memperoleh nilai tambah dan keuntungan. Kelompok penerima DPM-LUEP di Kabupaten Bogor merupakan kelompok yang telah berbadan hukum dengan bentuk Gabungan Kelompok Tani GAPOKTAN, Koperasi Tani Koptan dan Koperasi Unit Desa KUD. Pelaksanaan DPM-LUEP di Kabupaten Bogor mulai dilaksanakan pada tahun 2004 dengan alokasi dana Rp 600.000.000,-, dan jumlah penerima 4 kelompok. Pada tahun 2005 berkembang menjadi Rp 750.000.000,- dengan jumlah penerima dana 5 kelompok, dan pada tahun 2006 penerima DPM-LUEP meningkat menjadi 7 kelompok dengan jumlah dana Rp 1.000.000.000,-. Pada tahun 2007 alokasi DPM-LUEP meningkat menjadi Rp 1.150.000.000,- dengan penerima dana 8 kelompok seperti dapat dilihat pada Tabel 1. Pelaksanaan pembelian gabah dilakukan dengan kelompok tani sesuai kontrak. Harga yang diterima petani mitra LUEP sesuai dengan harga referensi HPP. Perolehan keuntungan sebesar 15 akan digunakan sebagai tambahan permodalan di tahun berikutnya. Dalam perkembangan pelaksanaan DPM-LUEP yang diberikan kepada kelompok di Kabupaten Bogor, terdapat kelompok yang pada awalnya mendapatkan dana penguatan modal, namun pada pelaksanaan tahun berikutnya tidak dialokasikan. Hal tersebut disebabkan karena adanya faktor intern di dalam kelompok penerima yang menyangkut pengelolaan aktivitas dan manajemen kelompok. Tabel 1. Perkembangan pelaksanaan DPM-LUEP Kab. Bogor Dalam pembinaan DPM-LUEP di 8 kelompok LUEP dilaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi terhadap : 1 pembelian, penjualan gabah per bulan dan pelaporannya; 2 administrasi keuangan; 3 permasalahan dan pemecahan masalah; 4 kemitraan. sumber biaya dari Proyek Pengembangan Kelembagaan dan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Barat Tahun 2005 senilai Rp 10.500.000,-. Maksud dan tujuan pembinaan DPM LUEP di Kabupaten Bogor adalah : 1 meningkatkan pemberdayaan kelembagaan ekonomi masyarakat melalui peran aktif kelompok LUEP dalam menjamin pemasaran gabahberas petani dengan harga jual yang masih menguntungkan usahatani padi; 1 Antanan 110.000.000 - - - 2 Koptan Mitrasari 140.000.000 160.000.000 160.000.000 100.000.000 3 Koptan Lisungkiwari - 90.000.000 120.000.000 165.000.000 4 KUD Sugih Tani - 90.000.000 125.000.000 75.000.000 5 KUD Oryza sativa 280.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 6 Koptan Berkah Mandiri - 110.000.000 160.000.000 125.000.000 7 Gapoktan Setia Kaum Tani 70.000.000 - 67.500.000 210.000.000 8 Gapoktan Sari Mekar - - 67.500.000 75.000.000 9 Gapoktan Subur Tani - - - 100.000.000 Jumlah 600.000.000 750.000.000 1.000.000.000 1.150.000.000 Nama Kel. LUEP No 2007 2006 Alokasi DPM LUEP Rp 2004 2005 2 pembelian gabahberas oleh LUEP dalam rangka menjaga stabilitas harga yang diterima petani minimal sesuai dengan HPP; 3 mendekatkan petanikelompok tani terhadap pasar melalui kerjasama dengan LUEP.

B. Hal Yang Dikaji