Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan

diberikan dalam bentuk uang tunai yang akan digunakan dalam pembelian gabahberas petani dengan jangka waktu pengembalian satu tahun. Untuk memperoleh kredit modal kerja pada perbankan, ketentuan yang dipersyaratkan yaitu : a Mempunyai usaha yang layak dibiayai, b Mempunyai izin-izin usaha, seperti SIUP dan TDP, c Maksimum jangka waktu kredit 1 tahun dan d Agunan utama adalah usaha yang dibiayai. Debitur menyerahkan agunan tambahan jika menurut penilaian Bank diperlukan Bank Mandiri, 2008.

C. Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan

Lembaga usaha ekonomi pedesaan LUEP adalah lembaga yang berbadan hukum atau berbadan usaha di pedesaan yang bergerak di bidang pembelian, pengolahan, pengemasan dan pemasaran gabahberas, jagung atau kedelai. Lembaga berbadan hukum tersebut dapat berupa Koperasi Tani KOPTAN, dan Koperasi Unit Desa KUD. Lembaga yang berbadan usaha dapat berupa usaha milik perorangan atau kolektif yang berintegrasi dengan kelompoktanigabungan kelompoktani Gapoktan, usaha milik kelompoktani, atau gabungan kelompoktani Badan Ketahanan Pangan, 2007. Menurut Badan Ketahanan Pangan 2007, agar kegiatan DPM-LUEP pada tahun 2007 lebih berpihak dan memberi manfaat yang lebih besar bagi petani, maka LUEP perorangan atau kolektif penerima DPM diwajibkan untuk berintegrasi dengan kelompoktani untuk membentuk gapoktan atau berintegrasi dengan ke dalam Gapoktan yang telah eksis. Integarasi dilakukan untuk meningkatkan peran LUEP dalam memberdayakan petani yang tergabung dalam kelompoktani atau Gapoktan. Integarasi tersebut dilakukan dengan pola berikut : 1. LUEP perorangan atau kolektif yang telah memenuhi persyaratan penerima DPM berintegrasi dengan Gapoktan setempat yang tidak mempunyai unit usaha, sehingga LUEP menjadi unit usaha dalam Gapoktan. Gapoktan memupuk modal dari iuran anggota untuk kemudian disertakan dalam modal LUEP menjadi modal usaha bersama. Keuntungan usaha dibagi secara proporsional sesuai dengan kontribusi masing-masing kelompok anggotanya. 2. LUEP perorangan atau kolektif yang telah memenuhi persyaratan dan selama ini telah menerima DPM difasilitasi Tim Teknis untuk membentuk Gapoktan bersama kelompoktani mintranya. 3. LUEP perorangan atau kolektif yang telah memenuhi persyaratan menerima DPM difasilitasi Tim Teknis untuk membentuk Gapoktan bersama kelompoktani di sekitarnya.

D. Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan

DPM-LUEP merupakan pinjaman tanpa bunga yang bersumber dari APBN yang dipinjamkan kepada lembaga usaha ekonomi pedesaan untuk pembelian gabahberas. Tujuan DPM-LUEP untuk pembelian gabahberas petani adalah : a Menjaga stabilitas harga gabahberas yang diterima petani pada tingkat yang wajar; b Meningkatkan pendapatan petani padi di wilayah sentra produksi melalui pengamanan penerapan harga pembelian pemerintah HPP; c Menumbuh kembangkan kelembagaan usaha ekonomi di pedesaan, yang dapat mendorong pertumbuhan dan menggerakkan perekonomian di pedesaan; d Meningkatkan kerjasama antara LUEP dengan petanikelompok tani; e Memperkuat posisi daerah dalam ketahanan pangan wilayah yang berakumulasi pada ketahanan pangan nasional Badan Ketahanan Pangan Deptan, 2006. Untuk memperoleh dana penguatan modal kelompok LUEP harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam pedoman umum DPM-LUEP. Persyaratan penetapan lokasi dan peserta kegiatan DPM-LUEP adalah sebagai berikut Badan Ketahanan Pangan Deptan, 2006 : 1. Berbadan hukum dan atau Badan Usaha sekurang-kurangnya 2 dua tahun. 2. Memiliki rekening giro Badan Usaha pada Bank PemerintahBank Pemerintah Daerah. 3. Berpengalaman dalam perdagangan gabahberas sekurang-kurangnya 2 dua tahun, dengan bukti-bukti kuitansikontrakkerjasama dan atau pernyataan yang disyahkan Tim Teknis KabupatenKota. 4. Tidak mempunyai tunggakan kredit dan tunggakan pokok dan denda DPM 2003, 2004 dan 2005. 5. Memiliki dan atau melakukan kerjasama dengan penggilingan padi dalam penggunaan sarana pengeringan, pengolahan dan penyimpanan, yang dibuktikan dengan perjanjian kerjasama dan diketahui oleh Tim Teknis KabupatenKota. 6. Memiliki surat perjanjian kontrak pembelian gabahberas dengan petani dan atau kelompok tani. 7. Memiliki mitra dagang untuk pemasaran gabahberas. 8. Mampu menyediakan dan menyerahkan agunan barang tidak bergerak senilai sekurang-kurangnya 150 dari DPM yang diterima dan memberikan AHPT yang dibuat di hadapan notaris. 9. Bersedia menyerahkan surat kuasa pemindahbukuan dana LUEP dari rekening Giro 1 satu kepada Rekening Bendaharawan Penerima Provinsi. 10. Tidak menyalurkan DPM yang diterimanya kepada LUEP lainnya atau kepada BadanLembaga usaha lainnya. 11. Wajib menggunakan DPM untuk pembelian gabahberas petani dan atau kelompok tani mitranya. 12. Bersedia membayar biaya notaris yang dipilih LUEP untuk mendapatkan surat AHPT. 13. Bersedia membuat laporan Form-A setiap bulan dan dikirimkan kepada Tim Teknis KabupatenKota. Sesuai dengan Pedoman Umum DPM-LUEP, pengusulan persyaratan oleh kelompok calon penerima DPM mulai dilaksanakan pada bulan Desember Minggu IV. Dalam pengusulan persyaratan tersebut, kelompok diberikan waktu 15 hari untuk menyelesaikan dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan sebagai calon LUEP penerima DPM. E. Mekanisme Penetapan, Penyaluran dan Pengembalian Dana Dana penguatan modal yang disalurkan pada usaha pertanian yang bergerak di bidang pengolahan dan pemasaran gabah petani diharapkan dapat lebih berperan dalam membeli gabah petani dengan harga yang wajar, mengeringkannya, menyimpan dan menjualnya dalam bentuk gabah kering giling, atau menjualnya setelah diproses menjadi beras. Jika LUEP ini berfungsi dengan baik, maka akan terjadi kerjasama yang saling menguntungkan antara petani dan LUEP. Petani mendapat manfaat, karena menerima harga gabah yang wajar, sedangkan LUEP mendapatkan nilai tambah dari pengolahan, penyimpanan dan penjualan gabahberas Badan Ketahanan Pangan Deptan, 2004. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi mekanisme penetapan dan penyaluran dana sehingga dapat meningkatkan penyerapan gabahberas petani serta pendapatan usaha ekonomi pedesaan Badan Ketahanan Pangan Deptan, 2003. Proses penetapan DPM-LUEP idealnya dilaksanakan 30 hari waktu kerja efektif yang dilaksanakan pada bulan Junuari Minggu II, sehingga proses pencairan DPM dapat dilaksankaan pada bulan Februari – Maret untuk tahap awal. Menurut Badan Ketahanan Pangan, Deptan 2006, prosedur penetapan DPM-LUEP dapat dilihat pada Gambar 1, sedangkan prosedur penyaluran DPM dan pengembalian DPM dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 1. Prosedur Penetapan LUEP Badan Ketahanan Pangan Deptan, 2006 Keterangan : Garis Komando IdentifikasiVerifikasi Laporan 4 Gubernur Kepala BadanDinasKantor KPUnit Kerja Provinsi Tim Teknis Provinsi Kepala BadanDinasKantor KP Unit Kerja KabKota Tim Teknis KabKota LUEP Kel. Tani a a 4 b + 3 3 3 c + 5 1 2 Bupati b Keterangan : a : Gubernur menetapkan Kepala BadanDinasKantor Ketahanan Pangan KP Provinsi sebagai penanggung jawab kegiatan dan menetapkan Tim Teknis DPM- LUEP tingkat provinsi. b : BupatiWalikota, menetapkan Tim Teknis KabKota dan mengusulkan calon penerima DPM-LUEP kepada BadanDinasKantor KP provinsi. c : Kepala BadanDinasKantor KP provinsi menetapkan peserta kegiatan DPM- LUEP. 1 : Tim Teknis KabKota melakukan identifikasi dan penilaian terhadap LUEP dan kelompok tani. 2 : LUEP yang memenuhi persyaratan, membuat surat perjanjian pembelian gabahberas dari kelompok tani. 3 : Atas dasar surat perjanjian pembelian gabahberas dari petanikelompok tani oleh LUEP dan hasil identifikasi, Tim Teknis KabKota mengusulkan kepada Kepala BadanDinasKantor KP KabKota, untuk diusulkan ke Bupati. 4 : Usulan dari BupatiWalikota terhadap LUEP dan Kelompok tani, selanjutnya diverifikasi oleh Tim Teknis Provinsi. 5 : Berdasarkan hasil verifikasi, Kepala BadanDinasKantor KP Provinsi menetapkan pelaksana LUEP, jumlah dana, jumlah gabahberas yang akan dibeli oleh LUEP dan harga gabahberas sesuai HPP KPPN PROVINSI GUBERNUR KAS NEGARA BENDAHARAWAN PROVINSI Badan Ketahanan Pangan Deptan Kuasa Pengguna Anggaran KPA BUPATIWALIKOTA TIM TEKNIS KABKOTA LUEP Kelompok tani Rek Giro I Rek Giro II BANK Penyetoran 1 x 24 jam d f f e a MOU b 3 1 4 c c 2 Keterangan : Garis komando Pengembalian DPM Laporan Rekomendasi Gambar 2. Prosedur Penyaluran dan Pengembalian Dana Badan Ketahanan Pangan Deptan, 2003 16 c Keterangan : a. Gubernur bersama BupatiWalikota menandatangani Surat Kesepakatan Kerjasama MOU tentang penggunaan DPM-LUEP. b. Dana yang telah diterima melalui rekening giro I LUEP di Bank Pelaksana KabupatenKota, dapat dicairkan oleh LUEP dengan tahapan dan mekanisme sebagai berikut : 1 LUEP mengajukan usulan penarikan DPM-LUEP ke Bank Pelaksana berdasarkan rekomendasi Tim Teknis KabupatenKota. Untuk tahap pertama, usulan pengambilan dana oleh LUEP hanya diperkenankan maksimal 40 persen dari nilai kontrak dan pencairan untuk tahap berikutnya dapat dilaksanakan setelah penggunaan pencairan tahap pertama dipertanggungjawabkan dan berdasarkan rekomendasi Tim Teknis KabupatenKota sesuai penilaian kinerja LUEP; 2 Berdasarkan usulan penarikan dana oleh LUEP dan rekomendasi Tim Teknis KabupatenKota, Bank Pelaksana mentransfer ke rekening giro II LUEP; 3 LUEP dapat mencairkan DPM dari rekening giro II, untuk selanjutnya digunakan membeli gabahberas petani sesuai dengan perjanjian kontrak jual beli dengan kelompok tani; 4 LUEP wajib membeli gabahberas petani mitranya pada wilayah kerja LUEP sesuai dengan kontrak yang disepakati. Pada putaran kedua dan seterusnya diatur lebih lanjut dalam petunjuk pelaksanaan di masing-masing provinsi. c. Selambat-lambatnya pada tanggal 15 Desember, LUEP wajib mengembalikan DPM sebesar dana yang diterima ke rekening bendaharawan penerima provinsi. d. Dana pengembalian DPM oleh LUEP yang diterima Bendaharawan Penerima Provinsi, disetor ke Rekening Kas Negara selambat-lambatnya satu hari atau 24 jam setelah tanggal penerimaan dari LUEP. e. KPA provinsi melalui Pejabat Pembuat Komitmen PPK mengembalikan jaminanagunan LUEP yang telah melunasi DPM baik pokok maupun denda dan dinyatakan dengan berita acara serah terima jaminanagunan. f. Setelah tanggal 15 Desember, KPA Provinsi merekapitulasi data pengembalian per LUEP untuk kemudian dilaporkan kepada Bupati, Gubernur dan Badan Ketahanan Pangan pada tanggal 1 dan 15 setiap bulannya. g. Pada saat tidak ada pembelian gabahberas, LUEP wajib mengembalikan DPM yang diterimanya ke rekening I yang diatur lebih lanjut didalam petunjuk pelaksanaan masing-masing provinsi pelaksana kegiatan DPM- LUEP.

F. Mekanisme Penyelesaian Tunggakan