15. Skenario peningkatan pengeluaran sektor Pertanian maupun Infrastruktur berdampak positif terhadap kinerja fiskal maupun kinerja perekonomian
daerah. Dampak kebijakan realokasi pengeluaran rutin ke sektor Pertanian maupun Infrastruktur terhadap PAD meningkat sehingga kapasitas fiskal juga
meningkat. Namun kebijakan ini berdampak menurunnya penerimaan DAU dan transfer pusat, sedangkan terhadap kinerja perekonomian daerah
berdampak positif. Hal ini sesuai dengan program revitalisasi Pertanian khususnya untuk peningkatan produksi Tanaman pangan, perluasan areal
Perkebunan, intensifikasi usaha Peternakan, peningkatan produksi Perikanan, dan revitalisasi penyuluhan.
9.2. Simpulan
1. Setelah desentralisasi fiskal penerimaan daerah di semua Kabupaten dan Kota sebagian besar bersumber dari dana transfer pusat khususnya DAU, sedangkan
pendapatan asli daerah PAD sangat kecil yang menunjukkan kemampuan fiskal daerah masih rendah dan ketergantungan pada pusat masih tinggi.
Pengeluaran daerah dari APBD masih terfokus pada pengeluaran rutin sehingga aktifitas pembangunan memperoleh anggaran yang terbatas dan
distribusi pendapatan antar KabupatenKota semakin tidak merata. 2. Aktifitas ekonomi yang diindikasikan dengan PDRBS meningkatkan
penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, total bagi hasil, dan menurunkan penerimaan DAU, tetapi respon penerimaan daerah terhadap perubahan
PDRBS relatif kecil tidak elastis. Penerimaan daerah yang digunakan untuk pengeluaran pembangunan akan meningkatkan produksi sektoral sehingga
penyerapan tenaga kerja akan meningkat, dalam jangka pendek maupun
jangka panjang pengeluaran daerah responsif terhadap perubahan penerimaan daerah.
3. Aktifitas ekonomi di daerah yang diindikasikan dengan PDRBS akan mendorong peningkatan investasi, hal sebaliknya akan terjadi bila suku bunga,
pajak daerah, dan retribusi meningkat. Dalam jangka pendek maupun jangka panjang aktivitas investasi sangat responsif terhadap perubahan aktivitas
ekonomi PDRBS dan pendapatan per kapita. 4. Realokasi pengeluaran rutin ke pengeluaran pembangunan sektor Pertanian
yang dilakukan sebelum dan setelah desentralisasi fiskal berdampak paling besar terhadap kinerja fiskal dan perekonomian daerah di semua Kabupaten.
Sedangkan untuk Kota Bengkulu, dampak yang terbesar pada kinerja fiskal dan perekonomian daerah adalah kebijakan peningkatan DAU dan
peningkatan pengeluaran Infrastruktur. 5. Peningkatan DAU tahun 2007 – 2010 berdampak cukup besar terhadap
pengeluaran rutin tetapi berdampak relatif kecil terhadap pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, jumlah pengangguran dan distribusi
pendapatan di semua Kabupaten dan Kota. 6. Kebijakan peningkatan pajak dan retribusi yang diimbangi peningkatan
pengeluaran pembangunan tahun 2007-2010 berdampak paling besar terhadap peningkatan kapasitas fiskal daerah sehingga penerimaan transfer daerah
semakin kecil. Sedangkan peningkatan sarana Infrastruktur akan mendorong investasi di daerah sehingga aktifitas perekonomian daerah PDRBS
meningkat.
7. Peningkatan pengeluaran pembangunan sektor Pertanian untuk pelaksanaan peningkatan produksi Tanaman pangan, perluasan lahan Perkebunan,
intensifikasi usaha Peternakan, peningkatan produksi Perikanan, dan revitalisasi penyuluhan berdampak positif terhadap kinerja fiskal dan
perekonomian daerah. Demikian pula kebijakan realokasi pengeluaran rutin ke pengeluaran sektor Pertanian dan Infrastruktur khususnya untuk perbaikan
sarana irigasi, pengembangan cargo melalui darat, pelabuhan laut dan udara akan meningkatkan kinerja fiskal dan perekonomian daerah.
9.3. Implikasi Kebijakan