Kebijakan Peningkatan Penerimaan Pajak, Retribusi, dan

Tabel 53. Hasil Ramalan Dampak Kebijakan Peningkatan DAU S1 terhadap Kinerja Perekonomian Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu Variabel Endogen Kabupaten dan Kota Perubahan 1 2 3 4 Produksi Tan Pangan TQTP Produksi Perkebunan TQPB Produksi Peternakan TQPT Produksi Perikanan TQPI Produksi Pertanian TQSP Produksi Industri TQIND Produksi Pertambangan TQTBG Produksi Pariwisata TQWS Produksi Jasa TQJS PDRBS Total Tenaga Kerja TTKD Kredit Investasi INVSW Investasi Industri INVIND Pengangguran UND Pendapatan Disposibel YD PDRB per kapita PDRBK Pertumbuhan Ekonomi GRWT Distribusi Pendapatan CV PDRBK 2.26 0.19 0.29 0.23 1.96 0.39 0.33 0.70 1.22 1.38 0.36 1.43 0.62 -5.2 1.3 1.37 0.61 -0.07 0.83 0.08 0.14 0.15 0.74 0.21 0.36 0.31 0.57 0.61 0.15 0.52 0.52 -0.41 0.61 0.61 0.22 -0.12 5.35 0.52 0.66 0.57 4.62 1.05 0.21 2.14 3.05 3.26 0.91 2.73 2.68 -3.51 3.27 3.26 0.96 -0.04 2.24 0.58 0.34 0.21 1.81 0.27 0.12 0.41 0.68 0.71 0.36 0.61 0.66 -0.45 0.71 0.70 0.25 -0.05 1 : Kabupaten Bengkulu Selatan; 2 : Kabupaten Rejang Lebong; 3 : Kabupaten Bengkulu Utara ; 4 : Kota Bengkulu

8.2.2. Kebijakan Peningkatan Penerimaan Pajak, Retribusi, dan

Peningkatan Pengeluaran Pembangunan Kebijakan peningkatan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah diimbangi dengan peningkatan pengeluaran pembangunan sektor lainnya pada Tabel 54 berdampak positif terhadap kinerja fiskal daerah. Skenario kebijakan ini berdampak cukup besar terhadap kapasitas fiskal, namun demikian besarnya peningkatan kapasitas fiskal ini belum mampu mengimbangi peningkatan pengeluaran daerah sehingga kesenjangan fiskal masih positif. Tabel 54. Hasil Ramalan Dampak Kebijakan Peningkatan Pajak, Retribusi, dan Pengeluaran Pembangunan Sektor Lain S2 terhadap Kinerja Fiskal Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu Variabel Endogen Kabupaten dan Kota Perubahan 1 2 3 4 Pajak Daerah TXD Retribusi Daerah RETD Pendapatan Asli Daerah PAD Dana Alokasi Umum DAU Transfer TRNF Total Penerimaan Daerah TPD Kapasitas Fiskal Daerah KPFD Pengeluaran Rutin GRTN Total Pengeluaran Pembangunan GPBG Total Pengeluaran Daerah TGD Kesenjangan Fiskal KSFD 40.00 30.00 10.53 1.2 0.99 1.80 5.26 1.38 4.23 2.17 1.48 40.00 30.00 25.98 0.54 0.53 2.53 13.57 2.00 4.61 2.81 1.06 40.00 30.00 18.44 -0.35 -0.19 2.00 11.77 1.57 3.96 2.15 0.07 40.00 30.00 28.94 0.30 0.30 2.65 17.02 2.21 5.49 3.13 0.86 1 : Kabupaten Bengkulu Selatan; 2 : Kabupaten Rejang Lebong; 3 : Kabupaten Bengkulu Utara ; 4 : Kota Bengkulu Tabel 55 menunjukkan bahwa terhadap kinerja perekonomian daerah berdampak positif kecuali pada kredit Investasi. Kondisi ini menunjukkan bahwa konsentrasi pemerintah daerah pada PAD justru mengurangi Investasi di daerah, hal ini terjadi akibat pengaruh negatif dari variabel lain yang tak tertangkap pada model persamaan kredit investasi yang dibangun varibel trend. Brojonegoro 2 menyampaikan bahwa beberapa daerah KabupatenKota yang berupaya meningkatkan PAD melalui pajak dan retribusi justru akan mendorong larinya investor dari daerah. Hal ini akan merugikan daerah karena secara teroitis pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sangat dipengaruhi oleh investasi. Distribusi pendapatan yang ditunjukkan oleh besaran nilai CV PDRBK mengindikasikan di Kota paling baik -0.06, diikuti Rejang Lebong -0.05 Bengkulu Utara -0.02, dan Bengkulu Selatan -0.02. 2 Diskusi Q chenel TV, Desember 2006 Tabel 55. Hasil Ramalan Dampak Kebijakan Peningkatan Pajak, Retribusi, dan Pengeluaran Pembangunan Sektor Lain S2 terhadap Kinerja Perekonomian Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu Variabel Endogen Kabupaten dan Kota Perubahan 1 2 3 4 Produksi Tan Pangan TQTP Produksi Perkebunan TQPB Produksi Peternakan TQPT Produksi Perikanan TQPI Produksi Pertanian TQSP Produksi Industri TQIND Produksi Pertambangan TQTBG Produksi Pariwisata TQWS Produksi Jasa TQJS PDRBS Total Tenaga Kerja TTKD Kredit Investasi INVSW Investasi Industri INVIND Pengangguran UND Pendapatan Disposibel YD PDRB per kapita PDRBK Pertumbuhan Ekonomi GRWT Distribusi Pendapatan CV PDRBK 0.48 0.03 0.12 0.06 0.42 0.17 0.19 0.21 0.31 0.31 0.10 -2.98 0.22 -1.40 0.32 0.31 0.08 -0.02 1.08 0.09 0.20 0.19 0.96 0.06 0.47 0.43 0.76 0.80 0.18 -3.40 0.06 -0.50 0.74 0.80 0.26 -0.05 0.85 0.06 0.10 0.09 0.73 0.03 0.03 0.32 0.47 0.51 0.13 -3.89 0.05 -0.49 0.47 0.51 0.16 -0.02 2.90 0.74 0.47 0.27 2.34 -0.04 0.16 0.56 0.90 0.92 0.43 -2.87 -0.21 -0.53 0.32 0.31 0.08 -0.06 1 : Kabupaten Bengkulu Selatan; 2 : Kabupaten Rejang Lebong; 3 : Kabupaten Bengkulu Utara ; 4 : Kota Bengkulu Implikasi dari kebijakan ini adalah upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan PAD melalui komponen pajak dan retribusi daerah harus dilakukan hati-hati. Masih ada potensi peningkatan PAD selain pajak dan retribusi yaitu dari bagi hasil pajak bumi dan bangunan PBB dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan BPHTB yang menurut UU no33 tahun 2004 merupakan bagi hasil dari pemerintah pusat sebaiknya diserahkan penuh ke daerah sehingga penerimaan PAD meningkat.

8.2.3. Kebijakan Peningkatan Pengeluaran Pembangunan Infrastruktur