Dampak Kebijakan Fiskal terhadap Perekonomian Daerah

66

3.4. Dampak Kebijakan Fiskal terhadap Perekonomian Daerah

Beberapa pustaka terdahulu menguraikan terdapat pengaruh yang signifikan antara kebijakan pemerintah terhadap kinerja perekonomian daerah. Campur tangan pemerintah pada umumnya dilakukan untuk mencapai sasaran secara nasional yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat penggangguran, inflasi, dan stabilitas. Secara umum, instrumen kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian daerah dibedakan menjadi 2 dua yaitu instrumen moneter dan instrumen fiskal. Instrumen kebijakan moneter bekerja melalui pasar uang yang dikendalikan oleh bank sentral Bank Indonesia dengan penetapan tingkat suku bunga SBI dan pengendalian jumlah uang beredar. Perubahan pada pasar uang terjadi melalui mekanisme transmisi ke investasi yang selanjutnya akan mempengaruhi kinerja sektor riil. Sedangkan Instrumen kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui belanja pemerintah G dan pajak T. Kedua instrumen ini secara langsung akan berpengaruh pada sektor riil, yaitu penawaran agregat AS. Sejalan dengan topik studi ini, maka yang dibahas lebih lanjut adalah campur tangan pemerintah melalui instrumen fiskal yaitu pengeluaran pemerintah G dan Pajak T. Kebijakan peningkatan pengeluaran pemerintah G berpengaruh positif terhadap total produksi daerah dan permintaan agregat yang selanjutnya berpengaruh pada pendapatan nasional, sementara kebijakan peningkatan pajak T berpengaruh negatif terhadap investasi dan pendapatan nasional Budiono, 1982. 67 Apabila terjadi peningkatan pengeluaran pemerintah G atau terjadi ekspansi fiskal melalui instrumen G, maka akan berdampak positif terhadap perekonomian melalui sisi Permintaan Agregat AD maupun sisi Produksi atau Penawaran Agregat AS. Diasumsikan bahwa peningkatan G digunakan untuk membiayai program sektoral maka akan meningkatkan produksi sektoral dan secara total akan meningkatkan produksi output =Y total atau PDRBS Gambar 4. Keseimbangan awal terjadi pada kondisi : Y , r , P , W , dan L . Diasumsikan terjadi peningkatan G untuk program Pertanian dan Infrastruktur, maka produksi akan meningkat dari Y ke Y 1 yang menyebabkan pergeseran kurva AS ke AS 1 yang menyebabkan harga turun dari P ke P 1 . Turunnya harga menyebabkan permintaan barang meningkat sehingga AD bergeser dari AD ke AD 1 dan berdampak pada naiknya harga sampai menuju keseimbangan P. Pada pasar barang, meningkatnya AD menggeser kurva IS dari IS ke IS 1 yang menyebabkan naiknya suku bunga dari r ke r 1 . Peningkatan suku bunga menyebabkan investasi turun sehingga Y turun dari Y 1 ke Y Crowding out effect. Pada pasar tenaga kerja, meningkatnya Y akan menambah jumlah tenaga kerja dari L ke L 1. Jadi dampak peningkatan G terhadap perekonomian meningkatkan Y total PDRBS, Pertumbuhan Ekonomi yang berdampak juga pada peningkatan PDRB per kapita, meningkatkan kesempatan kerja atau mengurangi jumlah penggangguran, sehingga keseimbangan akhir pada kondisi : Y, r, P, W, dan L 68 Y1 Y L L Y 1 Y L 1 r r 1 r LM IS0 IS1 Y Y AS AD 1 AD P P = P P 1 Y Y Y Y L L DL DL 1 S L L W W W 1 AS 1 Gambar 4. Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Perekonomian 69 Keterangan : r : tingkat suku bunga Y : produksi atau output = PDRBS P : tingkat harga W : harga tenaga kerja atau upah tenaga kerja L : jumlah tenaga kerja

3.5. Kerangka Konseptual