Penyerapan Tenaga Kerja Kinerja Perekonomian Daerah

62 country risk dan akan menyebabkan terhalangnya investasi. Investasi yang tidak tumbuh dalam suatu daerah menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah tidak meningkat, karena investasi merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi dapat bersumber dari sisi Permintaan Agregat AD dan Panawaran Agregat AS. Keseimbangan permintaan dan penawaran agregat merupakan keseimbangan ekonomi yang menghasilkan sejumlah output agregat dan tingkat harga tertentu yang selanjutnya akan merupakan pendapatan nasional atau pendapatan daerah Mankiw, 2000.

3.3.2. Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja atau kesempatan kerja atau permintaan tenaga kerja diartikan sebagai banyaknya orang yang bekerja pada berbagai sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, pertambangan, industri, kehutanan, jasa, dan sektor–sektor lain. Permintaan tenaga kerja ini merupakan permintaan turunan derived demand yang berarti bahwa permintaan tenaga kerja oleh suatu perusahaan tergantung pada permintaan konsumen akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan tenaga kerja tergantung pada penerimaan yang diperoleh perusahaan dari penjualan output yang dihasilkan oleh tenaga kerja tersebut Bellante, 1990. Kurva tenaga kerja menunjukkan kecondongan garis yang menurun, ini dapat diartikan bahwa suatu perusahaan yang menghendaki keuntungan maksimal dapat memilih jumlah tenaga kerja yang optimal untuk digunakan. Jumlah optimal ini menjadikan nilai produk fisik marjinal tenaga kerja MPL sama dengan upah yang merupakan biaya marginal bagi satu unit tenaga kerja. Oleh karena itu 63 perusahaan akan menyesuaikan jumlah tenaga kerja yang digunakan dengan biaya upah tenaga kerja. Apabila upah meningkat, perusahaan akan mengurangi jumlah tenaga kerja Branson, 1979. Gambar 3. Hubungan Permintaan Tenaga Kerja dan Pengangguran pada Pasar Tenaga kerja Keterangan : D L = permintaan tenaga kerja 0 – N1 S L = penawaran tenaga kerja jumlah angkatan kerja 0 – N2 N = jumlah tenaga kerja L = permintaan tenaga kerja awal L 1 = permintaan tenaga kerja setelah upah naik L 2 = tenaga kerja yang tidak mendapat kesempatan kerja nganggur UE = S L – D L L -L 1 = jumlah PHK L 1 - L 2 = jumlah pengangguran W = upah riil tenaga kerja W = upah awal W 1 = upah setelah naik L L 1 L 2 L W S L D L W W 1 O UE PHK A 64 Hubungan antara penyerapan tenaga kerja dan pengangguran dapat dijelaskan melalui keseimbangan pasar tenaga kerja pada Gambar 3. Kondisi keseimbangan pasar tenaga kerja terjadi pada tingkat upah W dan jumlah tenaga kerja sebesar L pada titik A. Kondisi keseimbangan akan bergeser bila terjadi pergeseran antara jumlah tenaga kerja yang diminta D L dan jumlah yang ditawarkan S L akibat berubahnya tingkat upah ataupun kebutuhan perusahaan. .

3.3.3. Pendapatan per Kapita