Pengertian Perawatan Antenatal Tujuan Pemeriksaan Kehamilan ANC Tujuan Khusus Pengawasan Antenatal

selama hamil, serta faktor lingkungan yaitu: status sosial, ekonomi, nutrisiIMT, infeksipenyakit ibu, pemanfaatan pelayanan, merokokalkohol, dan tingkat pengetahuan ibu.

2.3 Perawatan Antenatal

2.3.1 Pengertian Perawatan Antenatal

Kunjungan antenatal care ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayananasuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal ANC, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intra uterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi Saifudin, 2005. Menurut Henderson 2006, kunjungan antenatal care ANC adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatanasuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan. Asuhan Antenatal meliputi pengawasan terhadap kehamilan untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan risiko kehamilan risiko tinggi, risiko meragukan, atau risiko rendah . Asuhan antenatal juga mempersiapkan persalinan menuju kelahiran bayi yang baik well born baby dan kesehatan ibu yang baik well health mother mempersiapkan pemeliharaan bayi dan laktasi, memfasilitasi pulihnya kesehatan ibu yang optimal pada saat akhir kala nifas Manuaba. 2008.

2.3.2 Tujuan Pemeriksaan Kehamilan ANC

Tujuan utama antenatal care adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Antenatal care penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan selama kehamilan Marmi, 2011.

2.3.3 Tujuan Khusus Pengawasan Antenatal

1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas. 2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan kala nifas. 3. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana. 4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian perinatal. Menurut Depkes RI 2004 kunjungan ideal yang dilakukan oleh ibu hamil diharapkan mengikuti anjuran sebagai berikut: a. Awal kehamilan sampai dengan tujuh bulan memeriksakan diri setiap empat minggu sekali. b. Usia kehamilan tujuh bulan sampai dengan sembilan bulan tiap dua minggu sekali. c. Usia kehamilan sembilan bulan sampai dengan sepuluh bulan tiap satu minggu sekali. Kunjungan tersebut bisa lebih banyak frekuensinya bila ada anjuran dari tenaga pemeriksa kehamilan karena melihat kondisi ibu atau bila ada masalah serta gangguan pada kandungannya. Frekuensi minimal pemeriksaan kehamilan adalah 4 kali selama kehamilan dengan rincian sebagai berikut: a. Satu kali pada usia kehamilan satu sampai tiga bulan triwulan I. b. Satu kali pada usia kehamilan empat sampai enam bulan triwulan II. c. Dua kali pada usia kehamilan tujuh sampai sembilan bulan triwulan III. Tabel 2.1 Informasi Setiap Kunjungan Antenatal Kunjungan Waktu Informasi Penting Trimester Pertama Sebelum Minggu ke 14 Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil. Mendeteksi masalah dan menanganinya. Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisonal yang merugikan. Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi. Mendorong perilaku yang sehat gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya Trimester Kedua Sebelum Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia tanya ibu tentang gejala- Minggu ke 28 gejala preeklampsia, pantau tekanan darah evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria Tabel 2.1 Lanjutan Kunjungan Waktu Informasi Penting Trimester Ketiga Antara minggu ke 28-36 Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit. Sumber, Depkes RI 2004

2.3.4 Pelayanan Antenatal

Dokumen yang terkait

Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2009-2013

6 80 114

Peran Bidan sebagai Pelaksana dalam Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tahun 2014

3 90 80

Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RS Haji Medan Tahun 1997 - 2000

0 40 72

Karakteristik Ibu Yang Melahirkan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002

0 54 100

Faktor Yang Berhubungan Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Pada Bayi Yang Dilahirkan Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003 -2004

0 33 99

Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Saat Hamil dengan Berat Bayi Lahir di Praktik Bidan Sumiariani, AMKeb Kecamatan Medan Johor

2 37 67

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN PERAWATAN ANTENATAL TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI KELURAHAN LAU CIH TAHUN 2012

0 1 65

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi Berat Lahir Rendah 2.1.1 Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah - Pengaruh Faktor Demografi Dan Perawatan Antenatal Pada Ibu Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr) Di Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan 2012

0 1 22

BAB 1 PENDAHULUAN - Pengaruh Faktor Demografi Dan Perawatan Antenatal Pada Ibu Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr) Di Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan 2012

0 1 8

Pengaruh Faktor Demografi Dan Perawatan Antenatal Pada Ibu Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr) Di Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan 2012

0 1 17