5.4 Pengaruh Komplikasi Kehamilan terhadap Berat Lahir
Variabel komplikasi kehamilan adalah pernah mengalami tanda-tanda bahaya selama hamil seperti mules 9 bulan, perdarahan, demam yang tinggi, kejang-kejang
dan pingsan dan lainnya. Pada penelitian ini sebagian besar ibu mengalami keputihan sebesar 16,2, kemudian diikuti oleh mules sebelum 9 bulan, perdarahan, demam
yang tinggi, kejang-kejang dan pingsan. Hasil penelitian tentang variabel komplikasi kehamilan ditemui adanya
komplikasi kehamilan sebanyak 23,5 dengan berat badan lahir 2500 gram. Uji statistik menunjukkan variabel komplikasi kehamilan nilai p 0,05 dengan odds
rasio sebesar 18,54 dengan 95 CI=2,089-164,46, artinya kejadian bayi berat lahir rendah pada dengan komplikasi kehamilan, 19 kali lebih besar dibandingkan dengan
ibu yang tidak mengalami komplikasi kehamilan. Berdasarkan hasil penelitian dari bererapa macam komplikasi kehamilan yang paling banyak ditemui dilokasi
penelitian adalah keputihan dan perdarahan yang terjadi selama kehamilan. Melihat dari kondisi masyarakat dan lingkungannya dapat disimpulkan bahwa penyebab
komplikasi tersebut dapat disebabkan karena faktor higiene lingkungan yang kurang baik dan tidak melakukan kunjungan pertama selama kehamilan sehingga tidak
terdeteksi kelainan selama kehamilan yang bisa menyebabkan perdarahan. Penelitian Suriani 2010 menyimpulkan bahwa ada pengaruh komplikasi
kehamilan terhadap kejadian bayi berat lahir rendah dengan p = 0,003 OR = 1,53; 95CI= 1,16 – 2,02. Suriani 2010 menyatakan bahwa infeksi selama hamil dapat
berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan kejadian BBLR, seperti
infeksi pada penyakit malaria, toksoplasma, plasmodium dan infeksi virus. Infeksi virus menghambat pertumbuhan janin bahkan dapat menyebabkan kematian janin
seperti pada infeksi virus rubella dan cytomegalo virus. Diduga virus-virus tersebut mengeluarkan toksin yang dapat mengurangi suplai darah ke janin. Infeksi pada
saluran kemih juga sering berhubungan dengan kejadian BBLR dimana infeksi ini dapat menyebabkan infeksi pada air ketuban dan plasenta sehingga mengganggu
suplai makanan ke janin. Disamping penyakit infeksi, penyakit non infeksi juga berhubungan dengan kejadian BBLR seperti penyakit ginjal kronis, hipertensi, dan
diabetes melitus. Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya perdarahan antepartum, trauma, fisik dan psikologi, diabetes mellitus dan penyakit
infeksi menjadi salah satu penyebab BBLR karena janin tumbuh lambat atau memperpendek usia kehamilan ibu.
Bayi berat lahir rendah terjadi apabila ibu mengalami gangguankomplikasi saat kehamilan yaitu komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila terjadi
secara terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi, perasaan mual ini disebabkan oleh
meningkatnya kadar estrogen. Hiperemesis yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan perkembangan janin.
Sejalan dengan penelitian Atriyanto 2005 dalam Suriani 2010 ditemukan bahwa ibu yang mengalami komplikasi selama hamil memiliki peluang 3,42 kali
lebih besar melahirkan bayi BBLR dibanding ibu yang tidak mengalami komplikasi selama kehamilan. Ini berarti bahwa variabel komplikasi kehamilan merupakan faktor
yang serius untuk diperhatikan pada pengaruh kualitas pelayanan natenatal dengan kejadian BBLR. Pada penelitian Suriani 2010 menyatakan bahwa komplikasi
kehamilan mempunyai kemungkinan risiko melahirkan BBLR 1,47 kali lebih besar dibandingkan responden yang tidak mengalami komplikasi selama hamil.
5.5 Keterbatasan Penelitian