Atribut Pelayanan Jasa Angkutan Penelitian Terdahulu

35 Tarif angkutan udara perintis lebih mahal daripada tarif angkutan udara komersial berjadwal. Penerbangan perintis dioperasikan pesawat udara kecil yang biaya operasinya lebih tinggi daripada pesawat udara yang beroperasi pada jalur komersil.

2.11 Atribut Pelayanan Jasa Angkutan

Manheim l999, membagi atribut untuk pelayanan jasa angkutan menjadi 5 bagian yaitu : 1. Waktu a. Waktu perjalanan total b. Waktu yang dihabiskan pada tempat perpindahan c. Frekwensi pelayanan d. Penjadwalan waktu keberangkatankedatangan 2. Ongkos untuk pengguna a. Ongkos transportasi langsung seperti tarif, ongkos peralatan, ongkos bahan bakar dan ongkos parkir. b. Ongkos operasi langsung seperti : ongkos muat dan dokumentasi. c. Ongkos tidak langsung seperti: ongkos perawatan, ansuransi, pergudangan dan bunga. 3. Keselamatan keamanan a. Probabilitas kerusakan pada barang b. Probabilitas kecelakaan c. Distribusi probabilitas dari tipe kecelakaan 4. Kenyamanan dan kepuasan bagi pengguna 36 a. Jarak berjalan kaki b. Jumlah pertukaran kendaraan c. Kenyamanan fisik suhu, kelembaban, kebersihan, kualitas pengendara, cuaca d. Kenyamanan psikologis status, kebebasan e. Kenyamanan yang lain penanganan bagasi, tiket, pelayanan, makanan f. Kesenangan perjalanan 5. Pelayanan pengiriman a. Pembagian dan penanganan istimewa b. Asuransi 2.12 Kereta Api 2.12.1 Pengertian Kereta Api Kereta api adalah penyediaan jasa-jasa transportasi di atas rel untuk membawa barang dan penumpang dan memberikan pelayanan keselamatan, nyaman dan cepat Salim Abbas 2002. Kereta api adalah moda transportasi yang memiliki karakteristik transportasi massal, murah dan memiliki tingkat keselamatan tinggi, sangat cocok untuk keperluan jasa transportasi jarak menengah dan jauh terhadap barang atau komoditi dalam jumlah besar maupun bersifat massal Siregar 1995 Pembangunan perkeretaapian sesuai dengan Garis-Garis Besar Haluan Negara 1993 adalah “perkeretaapian memiliki potensi dan peluang besar dalam sistem transportasi massal dan pengangkutan muatan yang berat dalam jumlah 37 yang besar terus ditingkatkan secara optimal dan dimodernisasiakn dengan memanfaatkan teknologi yang lebih canggih, dengan jalur kereta api yang tepat dan kemungkinan perluasannya terutama jalur ganda pada lintasan padat. Penyempurnaan manajemen dan mutu pelayanan semakin ditingkatkan agar kereta api dapat dijadikan sebagai transportasi yang ekonois, aman dan handal.

2.12.2 Sifat-Sifat Usaha Angkutan Kereta Api

Usaha angkutan kereta api pada umumnya berbentuk monopoli persaingan dalam jenis usaha angkutan umum ini tidak fleksibel dan selalu memperhatikan berbagai pertimbangan yang berkaitan dengan segi-segi efisiensi, kesatuan usaha dan sosial politis. Sifat monopoliini tejadi baik karena memang telah tercipta sejak mulai berdirinya maupun karena usaha itu dibentuk atas dasar hak monopoli Rustian Kamaluddin, 2003. Menurut Siregar 1995, sifat tertentu lainnya dari ankutan kereta api adalah bahwa usahanya bersifat besar-besaran large scale undertaking sifat large scale ini tercermin dalam besarnya investasi modal, pemakaian tenaga kerja,organisasi perusahaan, pengeluaran biaya operasi. Berbeda dengan jenis alat angkutan umum lainnya, angkutan kereta api memiliki peralatan dasar sendiri, jalur sendiri dan ini merupakan keuntungan yang tidak dapat diberikan oleh moda lain yang terletak pada dua faktor yaitu unit angkutan barang dari kendaraan bermotor tidak terbatas pada jalannya sendiri yang tetap. Untuk mengangkut berbagai macam barang kereta api memegang peranan penting terutama pada daerah pertanian, industri pabrik dan pergudangan. Hal 38 ini mengingat jasa angkutan kereta api barang dapat menawarkan berbagai macam bentuk dibanding dengan alat angkutan yang lain. dikutip dari Skripsi Egi Dana tahun 2009

2.13 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian oleh Yushi Khairida Nasution tahun 2008, tentang “ Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Transportasi Udara Rute Medan-Jakarta” studi kasus : PT. Garuda Indonesia Medan, menggunakan data time series waktu per semester selama 8 tahun 2000- 2007, menggunakan metode analisis data regresi berganda. Penelitian mengungkapkan bahwa variabel yang dipengaruhi adalah permintaan jasa transportasi udara yang di hitung dalam satuan banyaknya nilai jual tiket dalam rupiah. Variabel-variabel yang memepengaruhi permintaan akan jasa transportasi udara untuk rute Medan-Jakarta adalah tarif yang dihitung dalam satuan rupiah yang dikenakan kepada penumpang, frekuensi penerbangan yang dihitung dalam satuan unit pesawatsemester, dan PDRB perkapita Sumatera Utara yang dihitung dalam satuan produk regional bruto regional dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Berdasarkan uji F, secara statistik variabel bebas tarif, frekuensi penerbangan dan PDRB Sumatera Utara secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebas permintaan jasa transportasi udara Medan-Jakarta. Berdasarkan koefisien regresi tarif mempunyai pengeruh yang signifikan terhadap permintaan jasa transportasi udara Medan-Jakarta. Berdasarkan koefisien regresi, frekuensi penerbanagan 39 memiliki slope yang positif dan signifikan terhadap permintaan jasa transportasi udara Medan- Jakarta.berdasarkan koefisien regresi PDRB perkapita memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap permintaan jasa transportasi udara Medan-Jakarta. 2. Penelitian Suhailah Mahdi Dalimunthe pada tahun 2009, tentang “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Penerbangan Pada Rute PT. Garuda Indonesia” studi kasus PT. Garuda Indonesia Pusat. Menggunakan teknik pengumpulan data primer dan menggunakan metode analisis data regresi linear. Yang menjadi faktor-faktor yang memepengaruhi permintaan jasa penerbanagn PT Garuda Indonesia adalah tarif, pendapatan dan kualitas pelayanan. Berdasarkan model regresi linear berganda yang dipakai dalam penelitian ini bahwa variabel bebas yaitu tarif yang dihitung dalam satuan rupiah per penumpang mempunyai pengaruh negatif sebesar -2,5160 terhadap permintaan jasa penerbangan, pendapatan yang di hitung dalam satuan rupiah mempunyai pengaruh sebesar -1,7990 terhadap permintaan penerbangan dan kualitas pelayanan yang di hitung berdasarkan skor manfaat total mempunyai pengaruh yang positif sebesar 6, 0466 terhadap permintaan penerbangan. 3. Penelitian Egi Dana pada tahun 2009, tentang “Analisa Determinasi Jasa Angkutan Kereta Api Terhadap Pengiriman Minyak Kelapa Sawit di PTPN IV Gunung Bayu Simalungun”, menggunakan data time series dari tahun 2004-2008 dengan data bulanan dan menggunakan alat analisis OLS ordinary least square. Hasil penelitian mengungkapkan variabel terikat 40 yaitu pengiriman minyak kelapa sawit yang dinyatakan dalam satuan ton, dan variabel bebas yaitu pertama tarif angkutan kereta api yang dihitung dalam satuan rupiahkg mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pengiriman minyak kelapa sawit, kedua produksi minyak kelapa sawit yang di hitung dalam satuan ton berpengaruh positif terhadap pengiriman minyak kelapa sawit dan ketiga tenaga kerja yang dinyatakan dalam jumlah tenaga kerja orang berpengaruh yang positif terhadap pengiriman minyak kelapa sawit. 4. Peneliti Ruth Imelda pada tahun 2000, tentang “Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Penerbangan PT Garuda Indonesia di Medan” menggunakan data cross section. Faktor-faktor yang memepengaruhi permintaan jasa penerbangan PT Garuda Indonesia adalah tarif, pendapatan dan kualitas pelayanan. Pertama adalah tarif yang di hitung dalam satuan rupiah memiliki pengaruh yang negatif terhadap permintaan jasa penerbangan PT Garuda Indonesia, yang kedua pendapatan yang dihitung dalam satuan rupiah memiliki pengaruh yang positif terhadap permintaan jasa penerbangan PT Garuda Indonesia dan yang ke tiga adalah kualitas pelayanan yang dihitung dalam satuan skor memiliki hubungan yang positif terhadap permintaan jasa penerbangan PT Garuda Indonesia. 41

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di rute kereta api Medan-Kisaran. Dengan mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi kereta api rute Medan-Kisaran oleh penumpang kereta api.

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pemilihan sampel yang digunakan peneliti adalah Purposive Sampling. Hal ini karena populasi sampel yang akan diteliti bersifat homogen. Purposive Sampling yang digunakan adalah Judgment Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. Pengumpulan data dilakukan penulis dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan-partanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yaitu penumpang kereta api rute Medan-Kisaran. b. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan. c. Direct Interview, melakukan wawancara atau tanya jawab langsung kepada responden