air minum yang diproduksi. Pengawasan internal dilakukan di unit produksi dan unit pengisian galonwadah air minum .
Tabel 2.2 Jumlah sampel dan frekuensi pengujian sampel air minum
Parameter Frekuensi Pengujian
Jumlah Sampel Mikrobiologi
Satu bulan sekali 1
Fisika Satu bulan sekali
1 Kimia Wajib
Enam bulan sekali 1
Kimia Tambahan Enam bulan sekali 1
2. Pengawasan eksternal
Pengawasan eksternal dilaksanakan oleh petugas Dinas Kesehatan yang dilakukan atas indikasi pencemarana yang dilakukan pada seluruh unit
penyelenggara penyediaan air minum setiap 6 bulan sekali Permenkes, 2010.
2.4 Air dan Penyakit
Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan meyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang ditularkan melalui air
disebut waterborne disease atau water-related disease. Berikut ini contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui air berdasarkan tipe agens penyebabnya:
1. Penyakit viral, misalnya, hepatitis viral, poliomielitis.
2. Penyakit bakterial, misalnya, kolera disentri, tifoid, diare.
3. Penyakit protozoa, misalnya, amebiasisi, giardiasis.
4. Penyakit helmintik, misalnya, askariasis, whip worm, hydatid disease.
5. Leptospiral, misalnya, weil’s disease Chandra, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa penyakit yang ditularkan melalui air ini di dalam penularannya terkadang membutuhkan hospes, biasanya disebut sebagai aquatic host. Hospes
akuatik tersebut berdasarkan sifat multiplikasinya dalam air terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Water multiplied
Penyakit dari hospes semacam ini adalah skistomiasis vektor keong. 2.
Not multiplied Agens penyakit dari hospes semacam ini adalah cacing Guinea dan fish
tape worm vektor cyclop Chandra, 2006.
Sementara itu, penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air di bagi dalam kelompok berdasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan penyakit
sendiri terbagi menjadi empat, yaitu: 1.
Waterborne mechanism Mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh: penyakit yang ditularkan melaui mekanisme
ini antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler dan poliomielitis.
2. Waterwashed mechanism
Mekanisme penularan semacam ini berkaitan dengan kebersihan umum dan peroragan.
Universitas Sumatera Utara
Pada mekanisme semacam ini terdapat tiga cara penularana, yaitu: a.
Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak. b.
Infeksi melalui kulit dan mata,seperti scabies dan trakhoma. Penularan ini melalui binatang penggerat seperti pada penyakit
leptospirosis. 3.
Water-based mechanism Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki agens penyebab
yang menajalani sebagian intermediate host yang hidup di dalam air. Contohnya : skistomiasis dan penyakit akibat Dracunculus medinensis.
4. Water-related insert vector mechanism
Agens penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh: filariasisis, dengue, malaria dan yellow fever
Soemarto, 2006.
2.4.1 Bakteri Coli fecal
Penetuan kualitas air secara mikrobiologis dilakuakan berdasarkan analisis kehadiran jasad indikator, yaitu bakteri gologan Coli fecal yang selalu ditemukan
di tinja manusia atau hewan berdarah panas, baik yang sehat maupun yang sakit. Bakteri Coli terdiri dari 3 kelompok, yaitu :
1. Kelompok Escherichia, misalanya: Escherichia coli, Escherichia freudi
dan Escherichia intermedia .
2. Kelompok Aerobacter, misalnya: Aerobacter aerogenes, A. Cloacea.
3. Kelompok Klebsiela, misalnya: Klebsiela pneumoniae.
Universitas Sumatera Utara
Dari ketiga kelompok tersebut, kelompok Escherichia khusus Escherichia coli
merupakan bakteri yang paling tidak di kehendaki kehadiranya di dalam air minum maupun makanan. Aerobachter dan Klebsiela yang biasa disebut gologan
perantara, maupun sifat seperti Coli fecal, tetapi tidak dapat hidup pada suhu diatas 37
c dan sering dijumpai di dalam tanah dan air daripada di dalam saluran pencernaan manusia. Umumnya genus-genus tersebut tidak patogen Soemarto,
2006.
2.4.2 Erescheria coli
Escherichia mula-mula ditemukan oleh Escherichia pada 1885 dari feses
seorang bayi. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Escheichia juga banyak ditemukan pada saluran pencernaan makanan manusia dewasa dan hewan-hewan
berdarah panas. Bakteri ini hidup pada suhu 42 c. Sejak saat itu, bila ditemukan
bakteri Coli fecal maka hal ini dapat menjadi indikasi bahwa air tersebut telah mengalami oleh feses manusia dan hewan-hewan berdarah panas.
Adapun alasan memilih bakteri E. coli adalah sebagai berikut: 1.
Lebih tahan dibanding dengan bakteri usus patogen. Karena lebih tahan dibanding dengan bakteri usus patogen lainnya, maka dapat dipastikan
bakteri patogen usus sudah tidak ada apabila bakteri coli tidak ada ditemukan dalam pemeriksaan air.
2. Terdapat banyak di dalam tinja maka bagian manapun yang diambil dari
tinja dan dianalisa akan ditemukan. 3.
Mudah dianalisis dengan cara melihat reaksi pada media selktif tertentu maka dapat dipastikan keberadannya Wardhana,2004.
Universitas Sumatera Utara
Escherichia coli menyebabkan daire akut, dapat di kelompokkan menjadi 4
kategorik yaitu : 1.
Escherichia colienteropatogenik Escherichia colienteropatogenik
menyebabkan gastroentritis pada bayi yang baru lahir hingga umur 2 tahun sehingga terjadi kegagalan
pertumbuhan pada bayi, khususnya di negara-negara berkembang Escherichia coli
ini menyebabkan lesu melalui pengikisan permukaan usus.
2. Escherichia colienteroinfasive
Serotif-serotif Escherichia coli tertentu selain enteropatogenik, ditemukan sebagai penyebab diare akut pada anak-anak yang lebih
besar dan orang dewasa, Escherichia coli ini menyerang sel-sel epitel usus besar dan menyebabkan sindrom klinis yang mirip dengan sindrom
yang diakibatkan oleh Shigella, yaitu demam, diare, muntah dan kram. Jalur ini dikenal sebagai entroinvasif, virulensi terhadap epitel usu dan
penularan didukung dengan sanitasi yang buruk. 3. Escherichia colienterotoksigenik
Escherichia coli enterotoksigenik merupakan penyebab utama
travellers diarrehed diare pelancong yang menyerang bayi-bayi di
negara berkembang. Jalur enterotoksin yang berbeda. Beberapa jalur menghasilkan toksin yang tahan panas TP, sedangkan yang lain
merupakan toksin yang tidak tahan panas TTP. Kedua macam toksin ini menyebabkan diare pada orang dewasa dan anak-anak.
Universitas Sumatera Utara
4. Escherichia colientrohemorganik Escherichia colientrohemorganik
sering di jumpai pada makanan yang tercemar feses sapi. Escherichia coli jenis ini menghasilkan toksin
hemoragik dan dapat berkembang menjadi uremik hemofilik dan gagal ginjal akut Soepangat, 2006.
2.5 Kerangka Konsep