tumbuhnya lumut. Rendahnya tindakan pemeliharaan peralatan yang dilakukan menunjukkan bahwa higine sanitasi yang di terapkan pengelola AMIU masih
kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lisdawati Manik 2015 seluruh tindakan responden tentang higiene sanitasi
depot air minum berada dalam katergori sedang yaitu 7 orang 100. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan pengelola AMIU masih kurang baik atau belum
cukup baik dalam pelaksanaan higiene sanitasi depot air minum. Higine sanitasi yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas AMIU seperti pada penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Sri Malem Indirawati 2009 ada hubungan higiene sanitasi depot AMIU dengan kualitas AMIU.
Pemeliharaan peralatan umumnya tidak memenuhi syarat 88,9, karena total skor yang diperoleh responden 70. Alasan responden tidak melakukan
pemeliharaan peralatan karena responden AMIU tidak tahu bagaimana cara melakukan pemeliharaan terhadap peralatan yang digunakan. Dinkes tidak ada
melakukan pembinaan terhadap responden AMIU pada saat membuka usaha. Pendidikan responden AMIU sebagian besar PT 66,7, semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, maka tingkat pengetahuan yang dimiliki Nya juga semakin tinggi dan lama usaha yang dilakukan sebagian kecil 1-4 tahun 55,6
tidak menjamin pemeliharaan peralatan yang digunakan memenuhi syarat.
5.2 Gambaran Pengawasan Pengolahan AMIU
Persyaratan kualitas air minum tujuan dilakukan pengawasan untuk menjaga kualitas air minum baik secara internal dan secara eksternal Permekes,
2010.
Universitas Sumatera Utara
Hasil observasi yang dilakukan dari 9 sampel penelitian sebagian besar AMIU di kelola langsung oleh pengelolanya mulai dari proses pencucian,
pembilasan, pengisian, pengemasan dan penjualan dilakukan sendiri, jika pengawasan pengolahan AMIU dikatagorikan buruk berarti tidak ada kesadaran
dari pengelolanya untuk menjaga kualitas AMIU yang di kelolanya.
5.2.1 Gambaran Pengawasan Internal AMIU
Pengawasan internal merupakan tugas dan tanggung jawab pengelola AMIU untuk pemeriksaan kualitas air 1 bulan sekali. Tujuannya untuk mencapai
kualitas air minum sesuai persyaratan yang di tetapkan Permenkes, 2010. Tindakan responden terhadap pengawasan internal, seluruh responden
tidak ada melakukan pemeriksaan kualiatas AMIU setiap 1 bulan sekali, dengan alasan sebagian kecil sudah pernah dilakukan 55,6, sehingga tidak perlu
dilakukan pemeriksaan mengenai kualitas AMIU, pengawasan terhadap dosis desinfeksi sebagian besar tidak dilakukan 77,8, dan sebagian besar responden
tidak ada menanyakan tentang surat keterangan dari Dinkes mengenai kualitas sumber air yang digunakan 77,8. Seluruh responden mengatakan pengawasan
pengolahan AMIU penting dilakukan untuk menjaga kualitas air yang di jual, tetapi tidak ada tindakan yang dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air yang
dilakukan. Kesadaran responden AMIU terhadap kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi air yang dijual masih kurang baik karena responden tidak ada
melakukan pemeriksaan kualitas AMIU. Katagori pengawasan internal seluruhnya tidak baik karena tidak ada
dilakukan pengawasan kualitas air setiap 1 bulan sekali atau waktunya 1 bulan.
Universitas Sumatera Utara
Dinkes harus memberi pemahaman kepada pengelola AMIU agar mereka mau untuk melakukan pemeriksaan kualitas air yang di kelolanya setiap 1 bulan sekali.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Abdilanov 2012 menunjukkan bahwa sebagian besar depot air minum isi ulang tidak memenuhi syarat sebesar 17
depot air minum isi ulang 70,8. Banyaknya depot air minum isi ulang yang tidak memenuhi syarat pengawasan internal mengindikasian bahwa rendahnya
kemampuan manajerial pengelola depot air minum isi ulang dalam meningkatkan kinerja dan mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan
rencana-rencana dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Pengawasan internal depot air minum isi ulang merupakan tugas dan
tanggung jawab pengelola depot air minum isi ulang itu sendiri. Pengawasan internal depot air minum isi ulang perlu ditingkatkan agar kualitas air minum yang
dihasilkan dapat terjamin.
5.2.2 Gambaran Pengawasan Eksternal AMIU
Pengawasan eksternal merupakan tugas dan tanggung jawab Dinkes untuk memeriksakan kualitas AMIU jika ditemukan adanya bahan pencemar di
dalamnya. Tujuannya untuk mencapai kualitas air minum sesuai persyaratan yang di tetapkan Permenkes, 2010.
Tindakan responden terhadap pengawasan eksternal yang dilakukan oleh Dinkes sebagian besar pernah datang untuk pemeriksaan kualitas air minum
66,7, pemeriksaan kualitas AMIU seluruhnya tidak ada dilakukan setiap 6 bulan sekali, Dinkes umumnya mengambil sampel untuk pemeriksaan kualitas
AMIU 55,6.
Universitas Sumatera Utara
Katagori pengawasan eksternal seluruhnya dikatagorikan tidak baik karena Dinkes tidak melakukan pemeriksaan terhadap kualitas AMIU setiap 6 bulan
sekali atau dilakukan pemeriksaan kualitas air 6 bulan. Pemeriksaan dilakukan sebagian besar hanya pada saat membuka usaha 66,7, sedangkan lainnya tidak
pernah dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas air yang di jual. Dinkes tidak melakukan tugas dan kewajibanya sesuai dengan waktu yang ditetapkan, padahal
ini dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat secara langsung.
5.3 Analisis Kualitas AMIU