Katagori pengawasan eksternal seluruhnya dikatagorikan tidak baik karena Dinkes tidak melakukan pemeriksaan terhadap kualitas AMIU setiap 6 bulan
sekali atau dilakukan pemeriksaan kualitas air 6 bulan. Pemeriksaan dilakukan sebagian besar hanya pada saat membuka usaha 66,7, sedangkan lainnya tidak
pernah dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas air yang di jual. Dinkes tidak melakukan tugas dan kewajibanya sesuai dengan waktu yang ditetapkan, padahal
ini dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat secara langsung.
5.3 Analisis Kualitas AMIU
Hasil pemeriksaan kualitas AMIU menggunakan metode tabung ganda yang terdiri dari test pendahuluan dan test Penegasan Convirmative Test
terdapat Eschericia coli, dengan jumlah yaitu 9 sampel, sebagian besar memenuhi syarat sebesar 6, sesuai dengan baku mutu Permenkes 492MenkesPerIV2010
yaitu 0 per 100 ml. Terdapat Ereschericia coli pada sumber air baku yang berasal dari pegunungan dengan jumlah MPN sebesar 15 dan 4, air tanah sebesar 12
MPN. Analisis yang dilakukan pencemaran terjadi kemungkinan karena sumber air baku yang digunakan sudah terkontaminasi dengan fases sehingga tidak layak
untuk di konsumsi menjadi air minum, Dari hasil tersebut dapat kita ketahui bahwa sumber air baku yang berasal
dari pegunungan lebih beresiko 66,6 tercemar Eschericia coli dibandingkan dengan air tanah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Firdaus Yustisia Sembiring 2008 menunjukkan ada hubungan kondisi sanitasi lingkungan dengan kualitas
Universitas Sumatera Utara
bakteriologis, apabila kondisi sanitasi lingkungan baik, maka kualitas bakteriologis AMIU memenuhi syarat.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas air hasil produksi adalah air baku, jenis peralatan yang digunakan, pemeliharaan peralatan dan penanganan
pengolahan dan pendistribusian air, sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Athena et.al, 2004 tentang kandungan bakteri total Coli form dan E. Coli air
minum dari depot air minum isi ulang di Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Eschericia coli
dapat menyebabkan diare akut, dikelompokkan menjadi 4 kategorik yaitu: Escherichia colienteropatogenik menyebabkan gastroentritis pada
bayi yang baru lahir hingga umur 2 tahun, Escherichia colienteroinfasive penyebab diare akut pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa,
Escherichia colienterotoksigenik merupakan penyebab utama travellers diarrehed
diare pelancong yang menyerang bayi-bayi di negara berkembang, dan Escherichia colienterotoksigenik, Escherichia colientrohemorganik
sering di jumpai pada makanan yang tercemar feses sapi Soepangat, 2006.
Pencegahan dapat dilakukan, jika pengelola dan Dinkes melakukan pemeriksaan kualitas air AMIU sesuai dengan waktu yang ditentukan, sehingga
kita bisa mengetahui kualitas air sebelum di jual kepada konsumen AMIU.
Universitas Sumatera Utara
80
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan