3.2.4 Lokasi Benda Asing
Definisi: Tempat secara anatomis terdapatnya benda asing Alat Ukur: Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan endoskopi yang
didapat dari rekam medis Cara Ukur: Survei rekam medis
Hasil Ukur: - Esofagus -
Trakea -
Bronkus Skala Ukur: Skala nominal
3.2.5 Jenis Benda Asing
Definisi: Suatu sifat fisik dan ciri khas suatu benda yang terdapat dalam suatu organ yang dalam keadaan normal tidak ada
Alat Ukur: Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan endoskopi yang didapat dari rekam medis
Cara Ukur: Survei rekam medis Hasil Ukur: - Benda organik
- Benda anorganik Skala Ukur: Skala nominal
3.2.6 Gejala Klinis
Definisi: Gejala yang ditunjukkan oleh pasien saat tertelan atau teraspirasi benda asing
Alat Ukur: Anamnesis yang didapat dari rekam medis Cara Ukur: Survei rekam medis
Hasil Ukur: - Batuk - Tersedak
- Nyeri - Sulit menelan
- Sesak nafas Skala Ukur: Skala nominal
Universitas Sumatera Utara
3.2.7 Komplikasi
Definisi: Penyakit baru yang timbul sebagai tambahan penyakit yang sudah ada
Alat Ukur: Rekam medis Cara Ukur: Survei rekam medis
Hasil Ukur: - Terbentuk jaringan granulasi - Edema jalan nafas
- Bronkitis - Bronkiektasis
- Laserasi esofagus - Perforasi esofagus
Skala Ukur: Skala nominal
3.2.8 Prognosis
Definisi: Prediksi dari kemungkinan perjalanan, durasi, dan hasil akhir dari penyakit
Alat Ukur: Rekam medis Cara Ukur: Survei rekam medis
Hasil Ukur: - Sehat tanpa komplikasi - Disertai komplikasi
- Meninggal Skala Ukur: Skala nominal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif retrospective dengan desain cross sectional atau potong lintang yang
bertujuan untuk menilai profil penderita benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 –
Oktober 2014.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
4.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medis RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli – November 2014.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita yang telah didiagnosis terdapat benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial yang
berobat di RSUP Haji Adam Malik Medan sejak Januari 2011 – Oktober
2014.
4.3.2 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah semua jumlah populasi yang didapat di bagian rekam medis RSUP Haji Adam Malik Medan dan telah didiagnosis
terdapat benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial. Jumlah sampel diambil dengan cara total sampling dimana jumlah sampel yang
digunakan sama dengan jumlah populasi.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari bagian rekam medis
penderita benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.5 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisa dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS. Data disajikan dalam bentuk tabel dan
dideskripsikan.
4.6 Ethical Clearance
Ethical clearance atau kelayakan etik adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk penelitian yang melibatkan
makhluk hidup serta manusia, hewan dan tumbuhan, dimana dinyatakan bahwa suatu proposal riset layak dilaksanakan setelah memenuhi
persyaratan tertentu. Penelitian ini meminta persetujuan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran USU
dan data-data diambil dari bagian rekam medis penderita benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan
setelah mendapat persetujuan ethical clearance.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Pengambilan data ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai bulan September
hingga November 2014.
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan
Medan Tuntungan. Sesuai dengan SK Menkes No. 355MenkesSKVII1990, RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A. Dengan predikat
rumah sakit kelas A, RSUP Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memiliki standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu,
RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat,
dan Riau. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502MenkesIX1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan
ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5.1.2 Deskripsi Karakterisitik Sampel
Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari bagian rekam medis RSUP Haji Adam Malik Medan. Pada penelitian ini,
didapatkan sampel penderita benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014
sebanyak 58 orang. Dari keseluruhan sampel tersebut, profil penderita yang diamati adalah usia, jenis kelamin, benda asing, jenis benda asing, gejala klinis,
komplikasi, dan prognosis.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data-data tersebut, dapat disusun profil penderita benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan
Januari 2011 – Oktober 2014 sebagai berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Usia
Usia Lokasi Benda Asing
Total Esofagus
Trakea Bronkus
Balita 0-5 tahun
n
n
n
n
n
n 15
31,3 12
25 3
6,2 13
27,1 4
8,3 1
2,1 1
100 5
55,6 4
44,4 20
34,5 17
29,3 3
5,2 13
22,4 4
6,9 1
1,7
Kanak-kanak 5-11 tahun
Remaja 12-25 tahun
Dewasa 26-45 tahun
Lansia 46-65 tahun
Manula ≥65 tahun
Total
n 48
100 1
100 9
100 58
100
Berdasarkan Tabel 5.1 didapati bahwa penderita terbanyak benda asing pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014
berdasarkan usia adalah kelompok balita dengan jumlah 15 orang 31,3 dan yang paling sedikit adalah kelompok manula dengan jumlah 1 orang 2,1.
Sedangkan pada penderita benda asing pada trakea, hanya ditemukan 1 orang 100 yaitu pada kelompok usia kanak-kanak dan tidak ditemukan kasus benda
asing pada kelompok lainnya. Pada penderita benda asing pada bronkus, didapati kelompok balita menjadi penderita terbanyak dengan jumlah 5 orang 55,6,
kanak-kanak dengan jumlah 4 orang 44,4 dan tidak ditemukan kasus benda
Universitas Sumatera Utara
asing pada kelompok usia lainnya. Secara keseluruhan, kelompok balita menjadi penderita terbanyak pada kasus benda asing pada esofagus dan traktus
trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Lokasi Benda Asing Total
Esofagus Trakea
Bronkus Laki-laki
n
n 31
64,6 17
35,4 1
100 3
33,3 6
66,7 35
60,3 23
39,7
Perempuan
Total
n 48
100 1
100 9
100 58
100
Berdasarkan Tabel 5.2 didapati bahwa penderita terbanyak sesuai dengan jenis kelamin pada kasus benda asing pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik
Medan Januari 2011 – Oktober 2014 adalah laki-laki dengan jumlah 31 orang 64,6 dan perempuan dengan jumlah 17 orang 35,4. Sedangkan pada
penderita benda asing pada trakea, hanya ditemukan 1 orang 100 dengan jenis kelamin laki-laki dan tidak ditemukan kasus pada perempuan. Pada penderita
benda asing pada bronkus, didapati perempuan menjadi penderita terbanyak dengan jumlah 6 orang 66,7 dan laki-laki hanya ditemukan pada 3 orang
33,3. Secara keseluruhan, laki-laki merupakan jenis kelamin yang paling banyak ditemukan pada kasus benda asing pada esofagus dan traktus
trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Lokasi Benda
Asing
Lokasi Benda Asing Frekuensi n
Persentase Esofagus
48 82,8
Trakea 1
1,7
Bronkus 9
15,5
Total 58
100
Berdasarkan Tabel 5.3 didapati bahwa lokasi benda asing terbanyak pada penderita benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji
Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 adalah esofagus dengan jumlah 48 orang 82,8, diikuti pada bronkus dengan jumlah 9 orang 15,5, dan yang
paling sedikit adalah pada trakea dengan jumlah 1 orang 1,7.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Jenis Benda
Asing
Jenis Benda Asing
Lokasi Benda Asing Total
Esofagus Trakea
Bronkus Benda
Organik
n 4
8,3 1
11,1 5
8,6
Benda Anorganik
n 44
91,7 1
100 8
88,9 53
91,4
Total
n 48
100 1
100 9
100 58
100
Berdasarkan Tabel 5.4 didapati bahwa jenis benda asing terbanyak pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 adalah
benda anorganik dengan jumlah 44 orang 91,7 dan diikuti dengan benda organik dengan jumlah 4 orang 8,3. Pada penderita benda asing pada trakea,
benda asing hanya ditemukan pada 1 orang 100 dengan jenis benda anorganik dan tidak ditemukan kasus untuk jenis benda organik. Begitu juga dengan
Universitas Sumatera Utara
bronkus, jenis benda asing terbanyak adalah benda anorganik dengan jumlah 8 orang 88,9 dan benda asing organik hanya berjumlah 1 orang 11,1. Secara
keseluruhan, benda asing anorganik adalah jenis benda asing terbanyak yang ditemukan pada penderita benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di
RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Benda Asing
Benda Asing
Lokasi Benda Asing Total
Esofagus Trakea
Bronkus Gigi Palsu
n 16
33,3 16
27,6
Uang Logam
n 21
43,8 21
36,2
Jarum Pentul
n 2
4,2 1
100 3
5,2
Kertas
n 1
11,1 1
1,7
Peniup Terompet
Mainan
n 3
33,3 3
5,2
Per Remote TV
n 1
2,1 1
1,7
Tulang Ayam
n 1
2,1 1
1,7
Duri Ikan
n 2
4,2 2
3,5
Tulang Biawak
n 1
2,1 1
1,7
Anting
n 1
2,1 1
1,7
Universitas Sumatera Utara
Bros
n 1
11,1 1
1,7
Baut
n 1
11,1 1
1,7
Serbuk Kulit
Kayu Manis
n 1
11,1 1
1,7
Bola Kecil Mainan
n 2
22,2 2
3,5
SIM Card
n 1
2,1 1
1,7
Cincin
n 2
4,2 2
3,5
Total
n 48
100 1
100 9
100 58
100
Berdasarkan Tabel 5.5 didapati bahwa benda asing terbanyak pada penderita benda asing pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari
2011 – Oktober 2014 adalah uang logam dengan jumlah 21 orang 43,8 dan diikuti dengan gigi palsu dengan jumlah 16 orang 33,3. Sedangkan pada
trakea, benda asing yang ditemukan hanya jarum pentul dengan jumlah 1 orang 100 dan tidak ditemukan kasus untuk benda asing lainnya. Pada penderita
benda asing pada bronkus, didapati benda asing terbanyak adalah peniup terompet mainan dengan jumlah 3 orang 33,3, bola kecil mainan dengan jumlah 2 orang
22,2, serta kertas, bros, baut, dan serbuk kulit kayu manis dengan masing- masing berjumlah 1 orang 11,1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Gejala Klinis
Gejala Klinis Lokasi Benda Asing
Total Esofagus
Trakea Bronkus
+ -
+ -
+ -
Sulit Menelan
n 26
54,2 24
45,8 1
100 1
11,1 8
88,9 58
100
Sakit di Tenggorokkan
n 24
50 24
50 1
100 3
33,3 6
66,7 58
100
Tersedak
n 6
12,5 42
87,5 1
100 1
11,1 8
88,9 58
100
Batuk
n 10
20,8 38
79,2 1
100 7
77,8 2
22,2 58
100
Rasa Mengganjal
n 11
22,9 37
77,1 1
100 2
22,2 7
77,8 58
100
Muntah
n 14
29,2 34
70,8 1
100 9
100 58
100
Serak
n 48
100 1
100 1
11,1 8
88,9 58
100
Hipersalivasi
n 3
6,3 45
93,7 1
100 9
100 58
100
Sesak
n 3
6,3 45
93,7 1
100 4
44,4 5
55,6 58
100
Bunyi Nafas seperti
Terompet
n 48
100 1
100 2
22,2 7
77,8 58
100
Ronkhi
n 1
2,1 47
97,9 1
100 9
100 58
100
Tanpa Gejala Klinis
n 3
6,3 45
93,7 1
100 9
100 58
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.6 didapati bahwa gejala klinis paling sering yang dialami oleh penderita benda asing pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik
Medan Januari 2011 – Oktober 2014 adalah sulit menelan dengan jumlah 26 orang 54,2, dan diikuti dengan sakit di tenggorokkan dengan jumlah 24 orang
50. Terdapat juga 3 orang 6,3 dengan tanpa gejala klinis pada penderita benda asing pada esofagus. Sedangkan pada trakea, hanya terdapat gejala klinis
seperti sulit menelan dan sakit di tenggorokkan dengan jumlah 1 orang 100. Pada penderita benda asing pada bronkus, didapati 7 orang 77,8 dengan gejala
klinis batuk. Gejala klinis lain yang ditemukan pada bronkus adalah sesak dengan jumlah 4 orang 44,4, sakit di tenggorokkan dengan jumlah 3 orang 33,3,
rasa mengganjal dan bunyi nafas seperti terompet dengan masing-masing berjumlah 2 orang 22,2, serta sulit menelan, tersedak, dan serak dengan
masing-masing berjumlah 1 orang 11,1.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Komplikasi
Komplikasi Lokasi Benda Asing
Total Esofagus
Trakea Bronkus
Laserasi Esofagus
n 4
8,3 4
6,9
Jaringan Granulasi
n 1
2,1 1
1,7
Edema Esofagus
n 3
6,3 3
5,2
Pendarahan Esofagus
n 1
2,1 1
1,7
Faring Hiperemis
n 3
6,3 3
5,2
Bronkus Hiperemis
n 1
11,1 1
1,7
Universitas Sumatera Utara
Terdapat Pus n
1 2,1
1 1,7
Leukositosis n
7 14,6
2 22,2
9 15,5
Dipsnoe
n 2
22,2 2
3,5
Bronkospasme n
1 2,1
1 1,7
Tidak Terdapat
Komplikasi
n 24
50 1
100 3
33,3 28
48,3
Tidak Tertulis dalam RM
n 3
6,3 1
11,1 4
6,9
Total n
48 100
1 100
9 100
58 100
Berdasarkan Tabel 5.7 didapati bahwa tidak terdapat komplikasi adalah hal yang paling sering dialami oleh penderita benda asing pada esofagus di RSUP
Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 dengan jumlah 24 orang 50. Pada esofagus, terdapat juga 3 orang 6,3 yang tidak diketahui
komplikasinya karena tidak tertulis dalam RM Rekam Medis. Sedangkan pada trakea, hanya terdapat 1 orang 100 dan tidak terjadi komplikasi. Pada
penderita benda asing pada bronkus, didapati 3 orang 33,3 dengan tidak terjadi komplikasi. Terdapat juga penderita yang tidak diketahui komplikasinya pada
bronkus karena data tidak tertulis dalam RM dengan jumlah 1 orang 11,1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Prognosis
Prognosis Lokasi Benda Asing
Total Esofagus
Trakea Bronkus
Sehat Tanpa Komplikasi
n 24
50 1
100 3
33,3 28
48,3
Disertai Komplikasi
n 21
43,7 5
55,6 26
44,8
Meninggal
n
Tidak Tertulis
dalam RM
n 3
6,3 1
11,1 4
6,9
Total
n 48
100 1
100 9
100 58
100
Berdasarkan Tabel 5.8 didapati bahwa sehat tanpa komplikasi adalah prognosis yang paling sering dialami oleh penderita benda asing pada esofagus di
RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 dengan jumlah 24 orang 50. Pada esofagus, terdapat 21 orang 43,7 yang disertai komplikasi,
3 orang 6,3 yang tidak diketahui karena data tidak tertulis dalam RM, dan tidak ada penderita yang meninggal. Sedangkan pada trakea, hanya terdapat 1
orang 100 dengan prognosis sehat tanpa komplikasi. Pada penderita benda asing pada bronkus, didapati 5 orang 55,6 yang disertai komplikasi, 3 orang
33,3 dengan prognosis sehat tanpa komplikasi, 1 orang 11,1 tidak diketahui prognosisnya karena data tidak tertulis dalam RM, dan tidak ada
penderita yang meninggal.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Pembahasan
5.2.1 Profil Penderita Benda Asing berdasarkan Usia a.
Esofagus
Berdasarkan Tabel 5.1 didapati bahwa penderita terbanyak benda asing pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014
berdasarkan usia adalah kelompok balita dengan jumlah 15 orang 31,3, diikuti dengan kelompok dewasa dengan jumlah 13 orang 27,1, kanak-kanak dengan
jumlah 12 orang 25, lansia dengan jumlah 4 orang 8,3, remaja dengan jumlah 3 orang 6,2 dan yang paling sedikit adalah kelompok manula dengan
jumlah 1 orang 2,1. Hal ini sesuai dengan penelitian Ekim 2010 di Turki, dari 26 pasien
benda asing pada esofagus didapati 20 pasien adalah anak-anak dengan rentang usia 6 bulan – 5 tahun. Faktor yang dapat menyebabkan kejadian yang tinggi pada
anak-anak adalah kebiasaan mereka memasukkan benda asing ke dalam mulut, sehingga dibutuhkan pengawasan lebih dari orang tua untuk mencegah hal
tersebut Rathore et al., 2009. Hal tersebut dilakukan oleh anak-anak sebagai usaha untuk mengenali lingkungan sekitarnya Fitri et al., 2012.
b. Traktus Trakeobronkial
Berdasarkan Tabel 5.1 juga didapati bahwa pada penderita benda asing pada trakea di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014
sesuai dengan usia hanya ditemukan 1 orang 100 yaitu pada kelompok usia kanak-kanak dan tidak ditemukan kasus benda asing pada kelompok lainnya.
Sedangkan pada penderita benda asing pada bronkus, didapati kelompok balita menjadi penderita terbanyak dengan jumlah 5 orang 55,6, kanak-kanak dengan
jumlah 4 orang 44,4 dan tidak ditemukan kasus benda asing pada kelompok usia lainnya.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Korlacki et al. 2011, dari 28 pasien aspirasi benda asing pada anak-anak didapati 19 pasien adalah anak-
anak dengan rentang usia 1 – 5 tahun, dan diikuti oleh anak-anak dengan rentang
Universitas Sumatera Utara
usia 6 – 12 tahun sebanyak 6 orang, dan anak-anak dengan usia 12 tahun sebanyak 3 orang.
Menurut Fitri et al. 2012, faktor yang dapat mempengaruhi tingginya prevalensi aspirasi benda asing pada anak antara lain gigi geligi bagian posterior
yang belum lengkap, mekanisme menelan dan proteksi yang belum sempurna, dan seringnya anak menangis, berteriak, berlari, atau bermain sementara ada benda
dalam mulutnya. Sedangkan pada bayi, faktor yang yang lebih berperan adalah belum tumbuhnya gigi geligi bagian posterior dan kemampuan proteksi jalan
nafas dan mekanisme yang belum matang.
5.3.2 Profil Penderita Benda Asing berdasarkan Jenis Kelamin a.
Esofagus
Berdasarkan Tabel 5.2 didapati bahwa penderita benda asing pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 sesuai
dengan jenis kelamin adalah laki-laki dengan jumlah terbanyak yaitu 31 orang 64,6 dan perempuan dengan jumlah 17 orang 35,4.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chinksi et al. 2010, pada 320 penderita benda asing dapat ditemukan bahwa lebih banyak penderita
berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 163 orang daripada perempuan yang berjumlah 157 orang. Laki-laki terutama anak-anak biasanya lebih banyak
ditemukan dalam kasus benda asing karena memiliki kepribadian dan sifat ingin tahu yang lebih tajam daripada perempuan Sahadan et al., 2011
b. Traktus Trakeobronkial
Berdasarkan Tabel 5.2 juga didapati bahwa pada penderita benda asing pada trakea, hanya ditemukan 1 orang 100 dengan jenis kelamin laki-laki dan
tidak ditemukan kasus pada perempuan. Pada penderita benda asing pada bronkus, didapati perempuan menjadi penderita terbanyak dengan jumlah 6 orang 66,7
dan laki-laki hanya ditemukan pada 3 orang 33,3. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eroglu et al. 2003, pada
357 penderita benda asing pada traktus trakeobronkial didapati bahwa perempuan
Universitas Sumatera Utara
adalah penderita terbanyak dengan jumlah 206 orang 57,7 dan laki-laki dengan jumlah 151 orang 42,3. Pada penelitian yang dilakukan di Turki
tersebut, perempuan menjadi penderita terbanyak disebabkan oleh penggunaan jilbab yang memerlukan peniti maupun jarum pentul dan kebiasaan para
perempuan yang menjepit benda asing tersebut dengan kedua bibirnya. Namun hal ini berbeda dengan penelitian ini, dimana jarum pentul yang ditemukan pada
traktus trakeobronkial hanya 1 orang.
5.2.3 Profil Penderita Benda Asing Berdasarkan Lokasi Benda Asing a.