Gejala Klinis Komplikasi Tempat Penelitian Populasi Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian Profil Penderita Benda Asing berdasarkan Jenis Kelamin a.

3.2.4 Lokasi Benda Asing

Definisi: Tempat secara anatomis terdapatnya benda asing Alat Ukur: Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan endoskopi yang didapat dari rekam medis Cara Ukur: Survei rekam medis Hasil Ukur: - Esofagus - Trakea - Bronkus Skala Ukur: Skala nominal

3.2.5 Jenis Benda Asing

Definisi: Suatu sifat fisik dan ciri khas suatu benda yang terdapat dalam suatu organ yang dalam keadaan normal tidak ada Alat Ukur: Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan endoskopi yang didapat dari rekam medis Cara Ukur: Survei rekam medis Hasil Ukur: - Benda organik - Benda anorganik Skala Ukur: Skala nominal

3.2.6 Gejala Klinis

Definisi: Gejala yang ditunjukkan oleh pasien saat tertelan atau teraspirasi benda asing Alat Ukur: Anamnesis yang didapat dari rekam medis Cara Ukur: Survei rekam medis Hasil Ukur: - Batuk - Tersedak - Nyeri - Sulit menelan - Sesak nafas Skala Ukur: Skala nominal Universitas Sumatera Utara

3.2.7 Komplikasi

Definisi: Penyakit baru yang timbul sebagai tambahan penyakit yang sudah ada Alat Ukur: Rekam medis Cara Ukur: Survei rekam medis Hasil Ukur: - Terbentuk jaringan granulasi - Edema jalan nafas - Bronkitis - Bronkiektasis - Laserasi esofagus - Perforasi esofagus Skala Ukur: Skala nominal

3.2.8 Prognosis

Definisi: Prediksi dari kemungkinan perjalanan, durasi, dan hasil akhir dari penyakit Alat Ukur: Rekam medis Cara Ukur: Survei rekam medis Hasil Ukur: - Sehat tanpa komplikasi - Disertai komplikasi - Meninggal Skala Ukur: Skala nominal Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif retrospective dengan desain cross sectional atau potong lintang yang bertujuan untuk menilai profil penderita benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medis RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli – November 2014.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita yang telah didiagnosis terdapat benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial yang berobat di RSUP Haji Adam Malik Medan sejak Januari 2011 – Oktober 2014.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah semua jumlah populasi yang didapat di bagian rekam medis RSUP Haji Adam Malik Medan dan telah didiagnosis terdapat benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial. Jumlah sampel diambil dengan cara total sampling dimana jumlah sampel yang digunakan sama dengan jumlah populasi. Universitas Sumatera Utara

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari bagian rekam medis penderita benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisa dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS. Data disajikan dalam bentuk tabel dan dideskripsikan.

4.6 Ethical Clearance

Ethical clearance atau kelayakan etik adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk penelitian yang melibatkan makhluk hidup serta manusia, hewan dan tumbuhan, dimana dinyatakan bahwa suatu proposal riset layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan tertentu. Penelitian ini meminta persetujuan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran USU dan data-data diambil dari bagian rekam medis penderita benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan setelah mendapat persetujuan ethical clearance. Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Pengambilan data ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai bulan September hingga November 2014.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Sesuai dengan SK Menkes No. 355MenkesSKVII1990, RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A. Dengan predikat rumah sakit kelas A, RSUP Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memiliki standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502MenkesIX1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2 Deskripsi Karakterisitik Sampel

Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari bagian rekam medis RSUP Haji Adam Malik Medan. Pada penelitian ini, didapatkan sampel penderita benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 sebanyak 58 orang. Dari keseluruhan sampel tersebut, profil penderita yang diamati adalah usia, jenis kelamin, benda asing, jenis benda asing, gejala klinis, komplikasi, dan prognosis. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data-data tersebut, dapat disusun profil penderita benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 sebagai berikut: Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Usia Usia Lokasi Benda Asing Total Esofagus Trakea Bronkus Balita 0-5 tahun n n n n n n 15 31,3 12 25 3 6,2 13 27,1 4 8,3 1 2,1 1 100 5 55,6 4 44,4 20 34,5 17 29,3 3 5,2 13 22,4 4 6,9 1 1,7 Kanak-kanak 5-11 tahun Remaja 12-25 tahun Dewasa 26-45 tahun Lansia 46-65 tahun Manula ≥65 tahun Total n 48 100 1 100 9 100 58 100 Berdasarkan Tabel 5.1 didapati bahwa penderita terbanyak benda asing pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 berdasarkan usia adalah kelompok balita dengan jumlah 15 orang 31,3 dan yang paling sedikit adalah kelompok manula dengan jumlah 1 orang 2,1. Sedangkan pada penderita benda asing pada trakea, hanya ditemukan 1 orang 100 yaitu pada kelompok usia kanak-kanak dan tidak ditemukan kasus benda asing pada kelompok lainnya. Pada penderita benda asing pada bronkus, didapati kelompok balita menjadi penderita terbanyak dengan jumlah 5 orang 55,6, kanak-kanak dengan jumlah 4 orang 44,4 dan tidak ditemukan kasus benda Universitas Sumatera Utara asing pada kelompok usia lainnya. Secara keseluruhan, kelompok balita menjadi penderita terbanyak pada kasus benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Lokasi Benda Asing Total Esofagus Trakea Bronkus Laki-laki n n 31 64,6 17 35,4 1 100 3 33,3 6 66,7 35 60,3 23 39,7 Perempuan Total n 48 100 1 100 9 100 58 100 Berdasarkan Tabel 5.2 didapati bahwa penderita terbanyak sesuai dengan jenis kelamin pada kasus benda asing pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 adalah laki-laki dengan jumlah 31 orang 64,6 dan perempuan dengan jumlah 17 orang 35,4. Sedangkan pada penderita benda asing pada trakea, hanya ditemukan 1 orang 100 dengan jenis kelamin laki-laki dan tidak ditemukan kasus pada perempuan. Pada penderita benda asing pada bronkus, didapati perempuan menjadi penderita terbanyak dengan jumlah 6 orang 66,7 dan laki-laki hanya ditemukan pada 3 orang 33,3. Secara keseluruhan, laki-laki merupakan jenis kelamin yang paling banyak ditemukan pada kasus benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Lokasi Benda Asing Lokasi Benda Asing Frekuensi n Persentase Esofagus 48 82,8 Trakea 1 1,7 Bronkus 9 15,5 Total 58 100 Berdasarkan Tabel 5.3 didapati bahwa lokasi benda asing terbanyak pada penderita benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 adalah esofagus dengan jumlah 48 orang 82,8, diikuti pada bronkus dengan jumlah 9 orang 15,5, dan yang paling sedikit adalah pada trakea dengan jumlah 1 orang 1,7. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Jenis Benda Asing Jenis Benda Asing Lokasi Benda Asing Total Esofagus Trakea Bronkus Benda Organik n 4 8,3 1 11,1 5 8,6 Benda Anorganik n 44 91,7 1 100 8 88,9 53 91,4 Total n 48 100 1 100 9 100 58 100 Berdasarkan Tabel 5.4 didapati bahwa jenis benda asing terbanyak pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 adalah benda anorganik dengan jumlah 44 orang 91,7 dan diikuti dengan benda organik dengan jumlah 4 orang 8,3. Pada penderita benda asing pada trakea, benda asing hanya ditemukan pada 1 orang 100 dengan jenis benda anorganik dan tidak ditemukan kasus untuk jenis benda organik. Begitu juga dengan Universitas Sumatera Utara bronkus, jenis benda asing terbanyak adalah benda anorganik dengan jumlah 8 orang 88,9 dan benda asing organik hanya berjumlah 1 orang 11,1. Secara keseluruhan, benda asing anorganik adalah jenis benda asing terbanyak yang ditemukan pada penderita benda asing pada esofagus dan traktus trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Benda Asing Benda Asing Lokasi Benda Asing Total Esofagus Trakea Bronkus Gigi Palsu n 16 33,3 16 27,6 Uang Logam n 21 43,8 21 36,2 Jarum Pentul n 2 4,2 1 100 3 5,2 Kertas n 1 11,1 1 1,7 Peniup Terompet Mainan n 3 33,3 3 5,2 Per Remote TV n 1 2,1 1 1,7 Tulang Ayam n 1 2,1 1 1,7 Duri Ikan n 2 4,2 2 3,5 Tulang Biawak n 1 2,1 1 1,7 Anting n 1 2,1 1 1,7 Universitas Sumatera Utara Bros n 1 11,1 1 1,7 Baut n 1 11,1 1 1,7 Serbuk Kulit Kayu Manis n 1 11,1 1 1,7 Bola Kecil Mainan n 2 22,2 2 3,5 SIM Card n 1 2,1 1 1,7 Cincin n 2 4,2 2 3,5 Total n 48 100 1 100 9 100 58 100 Berdasarkan Tabel 5.5 didapati bahwa benda asing terbanyak pada penderita benda asing pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 adalah uang logam dengan jumlah 21 orang 43,8 dan diikuti dengan gigi palsu dengan jumlah 16 orang 33,3. Sedangkan pada trakea, benda asing yang ditemukan hanya jarum pentul dengan jumlah 1 orang 100 dan tidak ditemukan kasus untuk benda asing lainnya. Pada penderita benda asing pada bronkus, didapati benda asing terbanyak adalah peniup terompet mainan dengan jumlah 3 orang 33,3, bola kecil mainan dengan jumlah 2 orang 22,2, serta kertas, bros, baut, dan serbuk kulit kayu manis dengan masing- masing berjumlah 1 orang 11,1. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Gejala Klinis Gejala Klinis Lokasi Benda Asing Total Esofagus Trakea Bronkus + - + - + - Sulit Menelan n 26 54,2 24 45,8 1 100 1 11,1 8 88,9 58 100 Sakit di Tenggorokkan n 24 50 24 50 1 100 3 33,3 6 66,7 58 100 Tersedak n 6 12,5 42 87,5 1 100 1 11,1 8 88,9 58 100 Batuk n 10 20,8 38 79,2 1 100 7 77,8 2 22,2 58 100 Rasa Mengganjal n 11 22,9 37 77,1 1 100 2 22,2 7 77,8 58 100 Muntah n 14 29,2 34 70,8 1 100 9 100 58 100 Serak n 48 100 1 100 1 11,1 8 88,9 58 100 Hipersalivasi n 3 6,3 45 93,7 1 100 9 100 58 100 Sesak n 3 6,3 45 93,7 1 100 4 44,4 5 55,6 58 100 Bunyi Nafas seperti Terompet n 48 100 1 100 2 22,2 7 77,8 58 100 Ronkhi n 1 2,1 47 97,9 1 100 9 100 58 100 Tanpa Gejala Klinis n 3 6,3 45 93,7 1 100 9 100 58 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 5.6 didapati bahwa gejala klinis paling sering yang dialami oleh penderita benda asing pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 adalah sulit menelan dengan jumlah 26 orang 54,2, dan diikuti dengan sakit di tenggorokkan dengan jumlah 24 orang 50. Terdapat juga 3 orang 6,3 dengan tanpa gejala klinis pada penderita benda asing pada esofagus. Sedangkan pada trakea, hanya terdapat gejala klinis seperti sulit menelan dan sakit di tenggorokkan dengan jumlah 1 orang 100. Pada penderita benda asing pada bronkus, didapati 7 orang 77,8 dengan gejala klinis batuk. Gejala klinis lain yang ditemukan pada bronkus adalah sesak dengan jumlah 4 orang 44,4, sakit di tenggorokkan dengan jumlah 3 orang 33,3, rasa mengganjal dan bunyi nafas seperti terompet dengan masing-masing berjumlah 2 orang 22,2, serta sulit menelan, tersedak, dan serak dengan masing-masing berjumlah 1 orang 11,1. Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Komplikasi Komplikasi Lokasi Benda Asing Total Esofagus Trakea Bronkus Laserasi Esofagus n 4 8,3 4 6,9 Jaringan Granulasi n 1 2,1 1 1,7 Edema Esofagus n 3 6,3 3 5,2 Pendarahan Esofagus n 1 2,1 1 1,7 Faring Hiperemis n 3 6,3 3 5,2 Bronkus Hiperemis n 1 11,1 1 1,7 Universitas Sumatera Utara Terdapat Pus n 1 2,1 1 1,7 Leukositosis n 7 14,6 2 22,2 9 15,5 Dipsnoe n 2 22,2 2 3,5 Bronkospasme n 1 2,1 1 1,7 Tidak Terdapat Komplikasi n 24 50 1 100 3 33,3 28 48,3 Tidak Tertulis dalam RM n 3 6,3 1 11,1 4 6,9 Total n 48 100 1 100 9 100 58 100 Berdasarkan Tabel 5.7 didapati bahwa tidak terdapat komplikasi adalah hal yang paling sering dialami oleh penderita benda asing pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 dengan jumlah 24 orang 50. Pada esofagus, terdapat juga 3 orang 6,3 yang tidak diketahui komplikasinya karena tidak tertulis dalam RM Rekam Medis. Sedangkan pada trakea, hanya terdapat 1 orang 100 dan tidak terjadi komplikasi. Pada penderita benda asing pada bronkus, didapati 3 orang 33,3 dengan tidak terjadi komplikasi. Terdapat juga penderita yang tidak diketahui komplikasinya pada bronkus karena data tidak tertulis dalam RM dengan jumlah 1 orang 11,1. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Prognosis Prognosis Lokasi Benda Asing Total Esofagus Trakea Bronkus Sehat Tanpa Komplikasi n 24 50 1 100 3 33,3 28 48,3 Disertai Komplikasi n 21 43,7 5 55,6 26 44,8 Meninggal n Tidak Tertulis dalam RM n 3 6,3 1 11,1 4 6,9 Total n 48 100 1 100 9 100 58 100 Berdasarkan Tabel 5.8 didapati bahwa sehat tanpa komplikasi adalah prognosis yang paling sering dialami oleh penderita benda asing pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 dengan jumlah 24 orang 50. Pada esofagus, terdapat 21 orang 43,7 yang disertai komplikasi, 3 orang 6,3 yang tidak diketahui karena data tidak tertulis dalam RM, dan tidak ada penderita yang meninggal. Sedangkan pada trakea, hanya terdapat 1 orang 100 dengan prognosis sehat tanpa komplikasi. Pada penderita benda asing pada bronkus, didapati 5 orang 55,6 yang disertai komplikasi, 3 orang 33,3 dengan prognosis sehat tanpa komplikasi, 1 orang 11,1 tidak diketahui prognosisnya karena data tidak tertulis dalam RM, dan tidak ada penderita yang meninggal. Universitas Sumatera Utara

5.2 Pembahasan

5.2.1 Profil Penderita Benda Asing berdasarkan Usia a.

Esofagus Berdasarkan Tabel 5.1 didapati bahwa penderita terbanyak benda asing pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 berdasarkan usia adalah kelompok balita dengan jumlah 15 orang 31,3, diikuti dengan kelompok dewasa dengan jumlah 13 orang 27,1, kanak-kanak dengan jumlah 12 orang 25, lansia dengan jumlah 4 orang 8,3, remaja dengan jumlah 3 orang 6,2 dan yang paling sedikit adalah kelompok manula dengan jumlah 1 orang 2,1. Hal ini sesuai dengan penelitian Ekim 2010 di Turki, dari 26 pasien benda asing pada esofagus didapati 20 pasien adalah anak-anak dengan rentang usia 6 bulan – 5 tahun. Faktor yang dapat menyebabkan kejadian yang tinggi pada anak-anak adalah kebiasaan mereka memasukkan benda asing ke dalam mulut, sehingga dibutuhkan pengawasan lebih dari orang tua untuk mencegah hal tersebut Rathore et al., 2009. Hal tersebut dilakukan oleh anak-anak sebagai usaha untuk mengenali lingkungan sekitarnya Fitri et al., 2012.

b. Traktus Trakeobronkial

Berdasarkan Tabel 5.1 juga didapati bahwa pada penderita benda asing pada trakea di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 sesuai dengan usia hanya ditemukan 1 orang 100 yaitu pada kelompok usia kanak-kanak dan tidak ditemukan kasus benda asing pada kelompok lainnya. Sedangkan pada penderita benda asing pada bronkus, didapati kelompok balita menjadi penderita terbanyak dengan jumlah 5 orang 55,6, kanak-kanak dengan jumlah 4 orang 44,4 dan tidak ditemukan kasus benda asing pada kelompok usia lainnya. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Korlacki et al. 2011, dari 28 pasien aspirasi benda asing pada anak-anak didapati 19 pasien adalah anak- anak dengan rentang usia 1 – 5 tahun, dan diikuti oleh anak-anak dengan rentang Universitas Sumatera Utara usia 6 – 12 tahun sebanyak 6 orang, dan anak-anak dengan usia 12 tahun sebanyak 3 orang. Menurut Fitri et al. 2012, faktor yang dapat mempengaruhi tingginya prevalensi aspirasi benda asing pada anak antara lain gigi geligi bagian posterior yang belum lengkap, mekanisme menelan dan proteksi yang belum sempurna, dan seringnya anak menangis, berteriak, berlari, atau bermain sementara ada benda dalam mulutnya. Sedangkan pada bayi, faktor yang yang lebih berperan adalah belum tumbuhnya gigi geligi bagian posterior dan kemampuan proteksi jalan nafas dan mekanisme yang belum matang.

5.3.2 Profil Penderita Benda Asing berdasarkan Jenis Kelamin a.

Esofagus Berdasarkan Tabel 5.2 didapati bahwa penderita benda asing pada esofagus di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 sesuai dengan jenis kelamin adalah laki-laki dengan jumlah terbanyak yaitu 31 orang 64,6 dan perempuan dengan jumlah 17 orang 35,4. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chinksi et al. 2010, pada 320 penderita benda asing dapat ditemukan bahwa lebih banyak penderita berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 163 orang daripada perempuan yang berjumlah 157 orang. Laki-laki terutama anak-anak biasanya lebih banyak ditemukan dalam kasus benda asing karena memiliki kepribadian dan sifat ingin tahu yang lebih tajam daripada perempuan Sahadan et al., 2011

b. Traktus Trakeobronkial

Berdasarkan Tabel 5.2 juga didapati bahwa pada penderita benda asing pada trakea, hanya ditemukan 1 orang 100 dengan jenis kelamin laki-laki dan tidak ditemukan kasus pada perempuan. Pada penderita benda asing pada bronkus, didapati perempuan menjadi penderita terbanyak dengan jumlah 6 orang 66,7 dan laki-laki hanya ditemukan pada 3 orang 33,3. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eroglu et al. 2003, pada 357 penderita benda asing pada traktus trakeobronkial didapati bahwa perempuan Universitas Sumatera Utara adalah penderita terbanyak dengan jumlah 206 orang 57,7 dan laki-laki dengan jumlah 151 orang 42,3. Pada penelitian yang dilakukan di Turki tersebut, perempuan menjadi penderita terbanyak disebabkan oleh penggunaan jilbab yang memerlukan peniti maupun jarum pentul dan kebiasaan para perempuan yang menjepit benda asing tersebut dengan kedua bibirnya. Namun hal ini berbeda dengan penelitian ini, dimana jarum pentul yang ditemukan pada traktus trakeobronkial hanya 1 orang.

5.2.3 Profil Penderita Benda Asing Berdasarkan Lokasi Benda Asing a.