Prosedur Pendaftaran Merek Dagang.

Maksudnya merek tersebut berkaitan atau hanya menyebutkan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya. Contohnya: merek kopi atau gambar kopi untuk jenis barang kopi atau produk kopi.

D. Prosedur Pendaftaran Merek Dagang.

Untuk memiliki merek dagang yang terdaftar yang secara sah dilindungi oleh Undang-Undang, kita perlu menempuh prosedur pendaftaran yang meliputi: 16 1. Mengisi formulir yang telah disediakan dalam Bahasa Indonesia dan diketik rangkap empat. 2. Lampiri dengan dokumen-dokumen berikut: a. Surat pernyataan di atas kertas bermaterai Rp 6.000,00 serta ditandatangani oleh pemohon langsung bukan kuasa pemohon, yang menyatakan bahwa merek yang dimohonkan adalah milik pemohon. b. Surat kuasa khusus, apabila permohonan pendaftaran diajukan melalui kuasa pemohon. c. Salinan resmi Akta Pendirian Badan Hukum atau fotokopinya yang ditandatangani oleh notaris, apabila pemohon merupakan badan hukum. d. 24 dua puluh empat lembar etiket merek empat lembar dilekatkan pada formulir yang dicetak di atas kertas. e. Fotokopi KTP pemohon. f. Bukti prioritas asli dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia apabila permohonan dilakukan dengan hak prioritas. g. Bukti pembayaran biaya permohonan merek sebesar Rp 450.000,00. Sebagai bagian dari proses ini akan dilakukan pemeriksaan substantif paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal penerimaan. Pemeriksaan ini selesai paling lama sembilan bulan.Hasil dari pemeriksaan ini ada dua, yaitu diterima atau tidak diterima ataupun ditolak. 16 Haris Munandar dan Sally Sitanggang, Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: Erlangga, 2008, hlm. 54. Jika setelah pemeriksaan substantif permohonan merek disetujui oleh Ditjen Hak Kekayaan Intelektual untuk didaftar, permohonan itu segera diumumkan paling lama 10 hari sejak persetujuan.Pengumuman berlangsung selama tiga bulan di berita resmi merek yang diterbitkan secara berkala oleh Ditjen Hak Kekayaan Intelektual atau di sarana khusus yang dengan mudah dan jelas dapat dilihat oleh masyarakat yang disediakan oleh Ditjen Hak Kekayaan Intelektual. 17 Selama masa pengumuman, pihak yang berkeberatan dapat mengajukan keberatannya secara tertulis kepada Ditjen Hak Kekayaan Intelektual.Kalau sebaliknya pendaftaran suatu merek ditolak, maka penolakan permohonan diberitahukan secara tertulis kepada pemohon atau kuasanya disertai dengan alasannya. Pemohon atau kuasanya dapat menyampaikan keberatan atau tanggapan disertai alasannya paling lambat tiga puluh hari sejak tanggal penerimaan surat pemberitahuan penolakan. 18 Menurut Pasal 7 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001, syarat dan tata cara permohonan pendaftaran merek dagang meliputi: 19 1. Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Direktorat Jenderal dengan mencantumkan: a. Tanggal, bulan, dan tahun. b. Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat Pemohon. c. Nama lengkap dan alamat Kuasa apabila Permohonan diajukan melalui Kuasa. d. Warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya menggunakan unsur-unsur warna. e. Nama negara dan tanggal permintaan Merek yang pertama kali dalam hal Permohonan diajukan dengan Hak Prioritas. 2. Permohonan ditandatangani Pemohon atau Kuasanya. 17 Ibid., hlm. 55. 18 Ibid., 19 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001, tentang “Merek”, Pasal 7. 3. Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat terdiri dari satu orang atau beberapa orang secara bersama, atau badan hukum. 4. Permohonan dilampiri dengan bukti pembayaran biaya. 5. Dalam hal Permohonan diajukan oleh lebih dari satu Pemohon yang secara bersama-sama berhak atas Merek tersebut, semua nama Pemohon dicantumkan dengan memilih salah satu alamat sebagai alamat mereka. 6. Dalam hal Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 5, Permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu dari Pemohon yang berhak atas Merek tersebut dengan melampirkan persetujuan tertulis dari para Pemohon yang mewakilkan. 7. Dalam hal Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 5 diajukan melalui Kuasanya, surat kuasa untuk itu ditandatangani oleh semua pihak yang berhak atas Merek tersebut. 8. Kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat 7 adalah Konsultan Hak Kekayaan Intelektual. 9. Ketentuan mengenai syarat-syarat untuk dapat diangkat sebagai Konsultan Hak Kekayaan Intelektual diatur dengan Peraturan Pemerintah, sedangkan tata cara pengangkatannya diatur dengan Keputusan Presiden. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara Permohonan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. 20

F. Jenis-Jenis Merek

Dokumen yang terkait

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

1 12 81

Tinjauan Yuridis Penggunaan Public Domain Sebagai Suatu Merek Dagang yang Sah Ditinjau Dari UU No.15 Tahun 2001 Tentang Merek (Studi Kasus Kopitiam)

7 21 94

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

0 0 8

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

0 0 1

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

0 0 9

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

0 0 19

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

0 0 1

BAB II KETENTUAN MEREK MENURUT UU NO. 15 TAHUN 2001 A. Pengertian Merek - Akibat Hukum Penggunaan Merek Dagang Yang Memiliki Persamaan Nama Dengan Merek Dagang Yang Sudah Terdaftar Ditinjau Dari UU No.15 Tahun 2001 (Studi Kantor Wilayah Kementerian Hukum

0 0 27

A. Latar Belakang - Akibat Hukum Penggunaan Merek Dagang Yang Memiliki Persamaan Nama Dengan Merek Dagang Yang Sudah Terdaftar Ditinjau Dari UU No.15 Tahun 2001 (Studi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara)

0 0 12

AKIBAT HUKUM PENGGUNAAN MEREK DAGANG YANG MEMILIKI PERSAMAAN NAMA DENGAN MEREK DAGANG YANG SUDAH TERDAFTAR DITINJAU DARI UU NO.15 TAHUN 2001 (STUDI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan

0 0 10