commit to user
Tabel 4.6 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Surakarta Tahun 2008 – 2009 Jutaan Rupiah
No Lapangan Usaha
2008 2009
Pertumbuhan
2008-2009 1. Pertanian
2.866,18 0,07 2.900,41 0,07 -
2. Penggalian
1.905,23 0,04 1.862,50 0,04 -
3. Industri Pengolahan
1.200.606,83 27,88 1.235.952,77 27,97 0,09
4. Listrik, Gas, dan Air
Bersih
103.020,58 2,26 111.391,58 2,57 0,31
5. Bangunan
583.069,88 11,86 625.624,26 12,29 0,43
6. Perdagangan, Hotel,
dan Restoran
1.211.208,49 26,04 1.288.066,92 26,17 0,13
7. Angkutan dan
Komunikasi
449.973,94 9,95 484.827,89 9,96 0,01
8. Keuangan, Sewa, dan
Jasa Perusahaan
449.992,44 9,88 481.987,12 9,96 0,08
9. Jasa-jasa
546.699,38 12,03 585.264,16 12,07 0,04
PDRB 4.549.342,95 100 4.817.877,63 100
Sumber : BPS Surakarta Dalam Angka 2008 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 – 2009
sektor industri pengolahan memberikan kontribusi paling besar kedua setelah perdagangan, hotel dan restoran pada PDRB Kota Surakarta. Dan
yang memberikan kontribusi paling kecil adalah sektor penggalian.
Kecamatan Lawiyan atau Laweyan merupakan daerah yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Kecamatan ini terletak di barat kota
Surakarta yang memiliki sebelas kelurahan, yaitu kelurahan Bumi, Jajar, Karangasem, Laweyan, Kerten, Panularan, Pajang, Purwosari, Penumping,
Sondakan dan Sriwedari. Kecamatan ini terkenal karena penduduknya
commit to user
banyak yang menjadi produsen dan pedagang batik, sejak dulu sampai sekarang.
1. Kelurahan Lawiyan
Kelurahan ini memiliki kode pos 57148. Kelurahan ini berada di pusat kecamatan Lawiyan dan bisa dikatakan jantung kecamatan ini. Di
kawasan Laweyan ada Kampung Laweyan, Tegalsari, Tegalayu, Batikan, dan Jongke, yang penduduknya banyak yang menjadi produsen dan
pedagang batik, sejak dulu sampai sekarang. Di sinilah tempat berdirinya Syarekat Dagang Islam, asosiasi dagang pertama yang didirikan oleh para
produsen dan pedagang batik pribumi, pada 1912. Bekas kejayaan para pedagang batik pribumi tempo doeloe ini bisa dilihat dari peninggalan
rumah mewahnya. Di kawasan ini, mereka memang menunjukkan kejayaannya dengan berlomba membangun rumah besar yang mewah
dengan arsitektur cantik. Kawasan Laweyan dilewati Jalan Dr Rajiman yang berada di
poros Keraton Kasunanan Surakarta-bekas Keraton Mataram di Kartasura. Dari jalan Dr Rajiman ini, banyak terlihat tembok tinggi yang menutupi
rumah-rumah besar, dengan pintu gerbang besar dari kayu yang disebut regol.
Sepintas tak terlalu menarik, bahkan banyak yang kusam. Tapi begitu regol dibuka, barulah tampak bangunan rumah besar dengan
arsitektur yang indah. Biasanya terdiri dari bangunan utama di tengah,
commit to user
bangunan sayap di kanan-kirinya, dan bangunan pendukung di belakangnya, serta halaman depan yang luas.
Dengan bentuk arsitektur, kemewahan material, dan keindahan ornamennya, seolah para raja batik zaman dulu mau menunjukkan
kemampuannya untuk membangun istananya, meski dalam skala yang mini. Salah satu contoh yang bisa dilihat adalah rumah besar bekas
saudagar batik yang terletak di pinggir Jalan Dr Rajiman, yang sekarang dibeli oleh Nina Akbar Tanjung, dirawat dan dijadikan homestay
Roemahkoe yang dilengkapi restoran Lestari. Tentu saja tak semuanya bisa membangun istana yang luas,
karena di kanan-kirinya adalah lahan tetangga yang juga membangun istana-nya sendiri-sendiri. Alhasil, kawasan ini dipenuhi dengan
berbagai istana mini, yang hanya dipisahkan oleh tembok tinggi dan gang- gang sempit. Semangat berlomba membangun rumah mewah ini
tampaknya mengabaikan pentingnya ruang publik. Jalan-jalan kampung menjadi sangat sempit. Terbentuklah banyak gang dengan lorong sempit
yang hanya cukup dilewati orang atau sepeda motor. Tapi di sinilah uniknya. Menelusuri lorong-lorong sempit di antara
tembok tinggi rumah-rumah kuno ini sangat mengasyikkan. Kita seolah berjalan di antara monumen sejarah kejayaan pedagang batik tempo doeloe.
Pola lorong-lorong sempit yang diapit tembok rumah gedongan yang tinggi semacam ini juga terdapat di kawasan Kauman, Kemlayan, dan
Pasar Kliwon di Yogyakarta, bisa ditemukan di Kotagede.
commit to user
2. Kelurahan Penumping.
Kelurahan ini memiliki kode pos 57141. Di kelurahan ini terdapat gedung Wisma Walikota yang oleh penduduk setempat disebut Loji
Gandrung. Kelurahan Penumping terdiri dari dua kampung yang dipisahkan oleh Jalan Slamet Riyadi. Di bagian selatan terletak kampung
Penumping, sedang di sebelah utara terdapat kampung Kalitan. Selain Loji Gandrung, di kelurahan Penumping terdapat beberapa bangunan lain yang
pantas disebut. Misalnya, YPAC Yayasan Pemeliharaan Anak-anak Cacad, Tugu Lilin yang berhubungan dengan peringatan Kebangkitan
Nasional, 20 Mei, Ndalem Kalitan yang kini dimiliki oleh keluarga mantan Presiden terlama Republik Indonesia. Di tempat yang dulu berdiri
bangunan milik DKR Djawatan Kesejatan Rakyat kini berdiri Grand Mall.
3. Kelurahan Pajang
Kelurahan ini memiliki kode pos 57146. Di perbatasan Pajang dengan Desa Makamhaji terdapat situs purbakala yang diyakini sebagai
sisa-sisa keraton Kesultanan Pajang. Nama Pajang kemungkinan besar berasal dari nama kesultanan yang berdiri sekitar 500 tahun yang lalu ini.
4. Kelurahan Purwosari
Kelurahan ini memiliki kode pos 57142. Sebagian jalan utama kota Surakarta, yaitu Jalan Slamet Riyadi melewati kelurahan ini.
5. Kelurahan Sriwedari
commit to user
Kelurahan ini memiliki kode pos 57141. Nama kelurahan ini diambil dari Taman Sriwedari yang berada di wilayah kelurahan ini.
6. Kelurahan Kerten
Kelurahan ini memiliki kode pos 57143. Di kelurahan ini terdapat rumah sakit Panti Waluyo dan juga perusahaan rekaman negara
PN.LOKANANTA. 7.
Kelurahan Karangasem Kelurahan ini memiliki kode pos 57145. Kelurahan ini adalah
kelurahan Surakarta yang letaknya paling barat. 8.
Kelurahan Bumi Kelurahan ini memiliki kode pos 57148.
9. Kelurahan Sondakan
Kelurahan ini memiliki kode pos 57147. 10.
Kelurahan Panularan Kelurahan ini memiliki kode pos 57149.
11. Kelurahan Jajar
Kelurahan ini memiliki kode pos 57144.
B. Diskripsi Umum Industri Batik