Pihak-Pihak Yang Terlibat Di Dalam Penyelesaian Sengketa Kepailitan

Nomor 4 Tahun 1998 tidak diatur secara eksplisit atau khusus tentang asas-asas yang berlaku dalam kepailitan. Namun pada Undang-Undang Kepailitan Nomor 37 Tahun 2004 di dalam penjelasannya disebutkan bahwa keberadaan undang-undang ini mendasarkan pada sejumlah asas-asas dalam kepailitan yakni: asas keseimbangan, asas kelangsungan usaha, asas keadilan, dan asas integrasi. 45

B. Pihak-Pihak Yang Terlibat Di Dalam Penyelesaian Sengketa Kepailitan

Dalam perkembangan selanjutnya, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 ini selanjutnya dijadikan sebagai dasar hukum dalam penyelesaian sengketa kepailitan yang terjadi. Dan sampai saat ini, Undang-Undang ini masih terus digunakan tanpa adanya dilakukan perubahan terhadap Undang-Undang tersebut. Di dalam penyelesaian sengketa kepailitan, terdapat pihak-pihak yang terlibat di dalam penyelesaian sengketa kepailitan tersebut yang meliputi: debitur, kreditur, hakim pengawas dan kurator. Debitur dan kreditur adalah pihak utama yang terlibat di dalam penyelesaian sengketa kepailitan tersebut dimana sengketa kepailitan tersebut terjadi di antara mereka yang disebabkan oleh salah satu pihak atau dari kedua belah pihak tersebut. Hakim pengawas merupakan pihak yang berhak untuk memperoleh segala keterangan yang diperlukan mengenai sengketa kepailitan yang terjadi, 45 Rahayu Hartini, op.cit., hlm. 75-76. Universitas Sumatera Utara mendengar saksi-saksi ataupun untuk memerintahkan diadakannya penyelidikan oleh ahli-ahli. Saksi-saksi tersebut harus dipanggil atas nama hakim pengawas. 46 Hakim Pengawas adalah hakim dari Pengadilan Niaga yang bertugas untuk mengawasi pengurusan dan pemberesan harta pailit serta mengetuai rapat para berpiutang. Hakim Pengawas menetapkan sekurang-kurangnya dua surat kabar harian dan menentukan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat kreditur pertama, yang harus diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 15 hari sejak tanggal putusan permohonan pernyataan pailit ditetapkan. 47 Tugas pokok dari seorang hakim pengawas adalah: 48 1. Mengawasi pengurusan dan pemberesan harta pailit yang dilakukan oleh kurator. 2. Bertindak selaku ketua dalam rapat para berpiutang. Selain dari hakim pengawas yang terlibat di dalam penyelesaian sengketa kepailitan, kurator juga berperan di dalam penyelesaian sengketa kepailitan tersebut. Kurator adalah perorangan atau persekutuan perdata yang berdomisili di Indonesia, yang memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus dan atau membereskan harta pailit dan telah terdaftar pada Departemen Kehakiman. Kurator bertugas melaksanakan pengurusan dan atau pemberesan harta pailit sejak tanggal putusan pailit diucapkan, meskipun terhadap putusan tersebut diajukan upaya hukum kasasi atau peninjauan kembali. 49 46 Ahmad Yani Gunawan Widjaja, op.cit., hlm. 73. 47 Parwoto Wignjosumarto, Hukum Kepailitan, Jakarta: Tata Nusa, hlm. 7. 48 Ibid., hlm. 199. Universitas Sumatera Utara Kurator yang diangkat oleh Pengadilan harus independen, tidak mempunyai benturan kepentingan dengan debitor dan juga kreditor, dan tidak juga sedang menangani perkara kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang lebih dari 3 perkara. Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Pasal 1 Angka 6, “utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitor”. 50 Kurator diangkat oleh pengadilan bersamaan dengan putusan permohonan pernyataan pailit. Dalam hal debitor atau kreditor yang memohonkan kepailitan Istilah kurator oleh Undang-Undang hasil revisi mencakup baik bagi Balai Harta Peninggalan BHP maupun kurator independen selain Balai Harta Peninggalan. Selanjutnya dikatakan bahwa yang dapat menjadi kurator adalah perseorangan atau persekutuan perdata yang memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus atau membereskan harta pailit. Misalnya: gabungan akuntan atau advokat, advokat dan pengacara yang mempunyai keahlian khusus untuk mengurus dan membereskan harta pailit, dapat menjadi kurator asalkan mereka terdaftar di Departemen Kehakiman. 49 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004, tentang “Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”, Pasal 16, Ayat 1. 50 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004, tentang “Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”, Pasal 1, Angka 6. Universitas Sumatera Utara tidak mengajukan usul pengangkatan kurator lain kepada pengadilan, maka Balai Harta Peninggalan dapat bertindak selaku kurator. Dan setiap tiga bulan sekali, kurator harus menyampaikan laporan kepada Hakim Pengawas mengenai keadaan dari harta pailit dan pelaksanaan tugasnya.

C. Proses Penyelesaian Sengketa Kepailitan.