25 Hewan yang akan digunakan adalah kelinci jantan yang sehatOryctolagus
cuniculusdengan berat badan 1,5-2 kg umur ± 1,5 tahun, ditempatkan dalam kandang selama 7 hari sebelum penelitian yang bertujuan agar hewan uji terbiasa
dengan lingkungan dan perlakuan yang baru.
3.2Prosedur Kerja
3.2.1 Penyiapan Larutan Pereaksi
Pereaksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan asam klorida 0,5 N, larutan natrium hidroksida metanol 0,5 N, larutan kalium hidroksida 0,1 N,
larutan merah metil, dan larutan fenolftalein. Larutan asam klorida 0,5 N dibuat dengan mengencerkan 41,4 ml asam
klorida pekat dengan akuades hingga 1000 ml. Larutan natrium hidroksida metanol 0,5 N dibuat dengan melarutkan 20 g natrium hidroksida dalam
metanol,kemudian dicukupkan sampai 1000 ml. Larutan kalium hidroksida 0,1 N dibuat dengan melarutkan 5,61 g pelet kalium hidroksida dalam akuades hingga
1000 ml. Larutan merah metil dibuat dengan cara melarutkan 100 mg merah metil dalam 100 ml etanol. Larutan fenolftalein dibuat dengan cara melarutkan 1 g
fenolftalein dalam 100 ml etanol Ditjen POM, 1995.
3.2.2 Pembakuan Larutan Asam Klorida 0,5 N
Ditimbang seksama 0,25 g natrium karbonat Na
2
CO
3
yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 270
C selama 1 jam, dilarutkan dalam 100 ml akuades dan ditambahkan 2 tetes merah metil. Dititrasi hingga larutan berwarna merah
muda pucat, kemudian dipanaskan larutan hingga mendidih, dinginkan dan dititrasi kembali bila perlu hingga warna merah muda pucat tidak hilang dengan
pendidihan lebih lanjut Ditjen POM, 1995.
26
3.2.3 Pembakuan Larutan NaOH Metanol 0,5 N
Dipipet NaOH metanol 10 ml, dimasukkan ke dalam erlenmayer 250 ml. Kemudian ditambahkan 3 tetes fenolftalein dan titrasi dengan larutan asam klorida
hingga terjadi warna merah muda hilang.
3.2.4 Pembakuan Larutan Kalium Hidroksida 0,1 N Ditimbang 0,30 g kalium biftalat yang telah dikeringkan pada suhu 120° C
selama 2 jam dan dilarutkan dalam 75 ml air bebas karbondioksida. Tambahkan 2 tetes fenolftalein dan titrasi dengan larutan kalium hidroksida hingga terjadi warna
merah muda mantap Ditjen POM, 1995.
3.2.5 Pembuatan Minyak Kelapa Murni Hasil Hidrolisis
Untuk penentuan bilangan penyabunan dilakukan prosedur sebagai berikut, yaitu sejumlah 5 gram minyak ditimbang dalam labu alas bulat 250 ml.
Ditambahkan 50 ml NaOH metanol 0,5 N kemudian labu alas bulat dihubungkan dengan pendingin tegak, dididihkan lalu ditambahkan 1 ml larutan indikator
fenolftalein kemudian dititrasi dengan HCl 0,5 N sampai warna merah jambu menghilang.
Untuk hidrolisis parsial dari minyak dilakukan dengan memodifikasi prosedur bilangan penyabunan diatas, yaitu dengan mengurangi jumlah NaOH
yang digunakan sesuai dengan tingkat hidrolisis. Sejumlah 100 gram minyak ditimbang kemudian ditambahkan NaOH
metanol sesuai tingkat hidrolisis 70 kemudian labu alas bulat dihubungkan dengan pendingin tegak dan dipanaskan selama 3 jam. Setelah penyabunan selesai
27 maka campuran ditambahkan HCl encer. Selanjutnya diekstraksi dengan 50 ml n-
heksana dan terbentuk dua lapisan atas fraksi n-heksan dipisahkan sebagai filtrat I. Lapisan bawah dikocok dengan 50 ml n-heksan, setelah didiamkan beberapa
saat diambil lapisan atas filtrat II. Filtrat I dan II digabung kemudian ditambahkan Na
2
SO
4
anhidrat secukupnya dan dibiarkan selama semalam. Selanjutnya diuapkan di atas penangas air dalam cawan penguap untuk
menghilangkan n-heksan. Diperoleh minyak kelapa murni hasil hidrolisis parsial Hasibuan, 2012.
3.2.6 Penentuan Bilangan Asam Minyak Kelapa Murni dan Hasil Hidrolisis