Benda-benda Peninggalan Sejarah di kota Salatiga

commit to user 53 serangan udara selama satu jam. Serangan ini memberi efek psikologis yang strategis karena menunjukkan pada dunia internasional bahwa kekuatan militer Indonesia masih eksis kendati baru saja diserang oleh Belanda lewat Agresi Militer I. kotasalatiga.multiply.comjournal. Diunduh 10 April 2010. Dalam Salatiga Selayang Pandang di jelaskan bahwa pada tahun 1984 didorong oleh tekad yang kuat untuk mewujudkan Salatiga sebagai kota yang sehat, tertib, bersih, indah, dan aman, maka tercetuslah sesanti atau semboyan ”KOTA SALATIGA HATI BERIMAN” yang mengandung arti terciptanya suasana kota atau masyarakat Salatiga yang sehat, tertib, bersih, indah, dan aman di mana penduduk atau warga kotanya adalah insan yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa 1995 : 7. Sebagai cerminan tekad dan semangat untuk menciptakan kota Salatiga Hati Beriman maka ditetapkanlah Peraturan Daerah Kotamadia Dati II Salatiga Nomor 10 tahun 1993 tentang penetapan semboyan Kota Salatiga Hati Beriman.

b. Benda-benda Peninggalan Sejarah di kota Salatiga

Dalam Majalah berita warga kota Salatiga “Hati Beriman” volume 3 nomor 4 edisi Oktober 2009 dinyatakan bahwa Salatiga merupakan Kota Pusaka. Hal ini disebabkan Kota Salatiga sebagai kota yang berusia relatif tua pada tahun 2010 memasuki usia 1260 tahun memiliki cukup banyak bangunan bersejarah sehingga tepat apabila Salatiga menjadi salah satu obyek wisata sejarah di Jawa Tengah. commit to user 54 Berdasarkan daftar inventarisasi dari Pemerintah Kota Salatiga yang bekerja sama dengan Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang disusun pada tahun 1999, di Kota Salatiga terdapat banyak peninggalan benda-benda dan bangunan kuno yang memiliki nilai sejarah. Dalam harian Kompas yang terbit pada hari Selasa, 27 April 2010 dinyatakan bahawa ‘hanya dengan menghargai sejarah, sebuah kota akan mampu melestarikan peninggalan bernilai tinggi dan mewujudkan sebuah kota yang humanis’. Peninggalan-peninggalan yang dapat dijumpai di Kota Salatiga meliputi : 1. Peninggalan jaman prasejarah berupa benda-benda megalith di desa Setra dan Kayuwangi. 2. Peninggalan jaman pengaruh Hindu berupa patung-patung Dewa Hindu, prasasti, dan fragmen-fragmen candi. 3. Peninggalan jaman pengaruh Islam berupa bangunan masjid dan makam. 4. Peninggalan pengaruh budaya Tionghoa berupa klenteng. 5. Peninggalan jaman pengaruh budaya Barat berupa bangunan kantor, rumah tinggal, sekolah, benteng, hotel, dan tempat ibadah gereja. Benda-benda peninggalan tersebut di atas pada umumnya masih menjadi milik masyarakat sehingga sebagai benda cagar budaya yang mestinya keadaannya terawat, terpelihara dan dilindungi, dalam kenyataannya keadaannya kurang terpelihara bahkan beberapa telah hilang dan dirobohkan. Diantara 180-an benda dan bangunan kuno di Kota Salatiga yang masuk dalam daftar Bangunan commit to user 55 Cagar Budaya BCB, sebanyak 40-an dinyatakan hilang. Hilangnya BCB yang kebanyakan berupa bangunan yang mewakili masa gaya zaman kolonial Belanda itu karena dibongkar atau diganti bangunan baru. http:www.solopos. co.idzindex_ menu.asp? kodehalaman= h31id=25651, diunduh pada 3 februari 2010. Menurut Tri Widiarto, staf pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, sekitar tahun 1975 di halaman belakang rumah dinas Walikota Salatiga dan sekitarnya daerah Tamansari banyak dijumpai benda-benda peninggalan sejarah berupa reruntuhan candi yang bercorak Hindu dan Buddha yang apabila dikumpulkan dalam sebuah museum akan menjadi aset wisata budaya. Namun sekarang di tempat yang sama telah berdiri sebuah bangunan megah bertingkat yaitu Hotel Quality Wahid, tidak menyisakan sedikitpun reruntuhan candi yang pernah ada. Soewatno, mantan Kasi Sejarah dan Budaya pada Dinas Pariwisata, Seni, Budaya dan Olahraga Kota Salatiga yang kini menjabat Kepala Bidang Bina Organisasi Masyarakat, Politik dan Fungsional di Badan Kebanglinmas Kota Salatiga, menyatakan bahwa setidaknya ada lima BCB di sepanjang jalan Diponegoro Kota Salatiga sudah lenyap. Begitu juga beberapa BCB di jalan Pattimura. Salah satu rumah tua yang terletak tak jauh dari Pasar Sayangan kini kini berdiri Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU. Hampir semua BCB di Kota Salatiga yang sudah memiliki nomor registrasi sebagai BCB di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala BP3 Jawa Tengah kini commit to user 56 dimiliki oleh swasta. BCB yang dikuasai Pemerintah Kota Salatiga hanya rumah dinas walikota dan balaikota. Lima BCB lainnya yang juga dikuasai pihak pemerintah adalah bangunan yang kini menjadi Markas Komando Satuan Lalu Lintas Mako Satlantas Polres Salatiga, serta beberapa rumah dinas dan perkantoran TNI. Soewatno mengakui belum adanya perangkat hukum berupa peraturan daerah ataupun peraturan walikota untuk melindungi keberadaan BCB tersebut membuat pihak swasta dengan mudahnya membongkar BCB tersebut. Walikotapun sejauh ini hanya bisa memberikan imbauan kepada pemilik BCB untuk tidak membongkar atau mengubah bentuk asli bangunan tersebut. Namun para pemilik berdalih untuk membeli cat saja Pemerintah Kota tidak membantu. Menurut Soewatno Pemerintah Kota Salatiga saat ini memang belum menaruh perhatian serius kepada upaya pelestarian BCB. Sebenarnya sudah ada Peraturan Daerah No. 0500221A1999 tentang Pelestarian Bangunan Kuno, namun menurut Tri Widiarto Peraturan Daerah itu belum terlaksana dengan alasan keterbatasan anggaran daerah.

c. Profil SMA di Kota Salatiga