Penelitian Yang Relevan KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

commit to user 30

B. Penelitian Yang Relevan

Hingga saat ini telah dijumpai penelitian tentang sumber belajar sejarah dengan berbagai topik. Misalnya penelitian yang mengkaji tentang peranan atau fungsi buku teks serta buku paket sebagai media pembelajaran atau proses belajar mengajar mata pelajaran sejarah. Ada juga yang mengkaji tentang gambar pahlawan nasional sebagai media pembelajaran sejarah, dan peranan museum sebagai sumber belajar. Penelitian itu dilakukan baik di jenjang pendidikan tingkat sekolah maupun perguruan tinggi. Variabel-variabel yang diteliti memfokuskan pada pemakaian dan kondisi sumber belajar baik berupa buku, gambar ataupun museum, juga benda-benda peninggalan sejarah yang lain. Pertama, penelitian Kunardi Hardjoprawiro 1995, “Peranan Museum sebagai Sumber Belajar dan Pengaruhnya terhadap Minat Belajar Sejarah dalam rangka Peningkatan Wawasan Kebangsaan”, Suatu studi di Jurusan Sejarah FS dan FKIP Universitas Sebelas Maret, mengkaji tentang peranan museum sebagai sumber belajar dalam upaya membangkitkan minat belajar sejarah dan membentuk wawasan kebangsaan mahasiswa. Berdasar penelitian tersebut didapat beberapa temuan di antaranya bahwa museum dalam kedudukannya sebagai sumber belajar dapat membangkitkan minat belajar sejarah dan membentuk wawasan kebangsaan. Museum dapat menggugah kesadaran pengajar akan pentingnya peranannya sebagai sumber belajar dan mendorong mahasiswa untuk memanfaatkannya bagi upaya memperoleh kejelasan informasi kesejarahan. Penelitian Kunardi ini dipandang relevan karena museum dengan benda-benda bersejarah memiliki peran dan commit to user 31 kedudukan yang sama untuk digunakan sebagai sumber belajar baik untuk siswa maupun mahasiswa. Kedua, penelitian Tri Widiarto 2001, “Potensi Budaya Daerah dan Relevansinya dengan Perkembangan Kepariwisataan”, studi kasus pada kota Salatiga, mengkaji bahwa Salatiga sebagai kota kecil ternyata memiliki potensi sosial budaya berupa peninggalan sejarah yang lengkap dilihat dari periodisasi sejarah Indonesia mulai dari zaman prasejarah sampai dengan pengaruh Barat. Peninggalan- peninggalan tersebut ternyata mendapat respon positif dari dinas-dinas terkait dan juga dari masyarakat Salatiga sendiri dengan tetap melestarikan keberadaannya. Penelitian Tri Widiarto ini dipandang relevan karena dapat dijadikan sebagai pelengkap data terutama yang menyangkut temuan mengenai keberadaan benda- benda bersejarah peninggalan kolonial Belanda di Salatiga. Ketiga, penelitian Esther Arianti 2003, “Relevansi Kajian Materi Kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia dengan Peninggalan Sejarah sebagai Sumber Belajar”, studi kasus pada jurusan pendidikan sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, selain mengkaji secara mendalam relevansi kajian materi kuliah sejarah kebudayaan Indonesia dengan peninggalan sejarah sebagai Sumber Belajar, juga mengkaji pemanfaatan peninggalan sejarah sebagai sumber belajar. Dengan demikian penelitian Esther Arianti dipandang relevan karena mengungkap mengenai pemanfaatan peninggalan sejarah sebagai sumber belajar meskipun peninggalan sejarah yang diungkapkan memiliki batasan yang berbeda. commit to user 32 Keempat, enelitian Rachmat Hardoyo 2007, “Peninggalan Sejarah sebagai Sumber Belajar dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi”, studi kasus di Kabupaten Semarang, mengungkap bahwa peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di Kabupaten Semarang sebenarnya sangat bermanfaat sebagai sumber belajar lebih- lebih apabila didukung oleh pihak-pihak terkait. Penelitian Rachmat Hardoyo dipandang relevan karena apabila dikaitkan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah merupakan pengembangan dan perpaduan dengan beberapa perbedaan pada fokus, obyek, dan lokasi. Penelitian Kunardi mengkaji tentang peranan museum sebagai sumber belajar ternyata dapat meningkatkan minat belajar siswa atas pelajaran sejarah. Penelitian Tri Widiarto berhasil mengungkap tentang potensi sosial budaya berupa peninggalan- peninggalan sejarah di Salatiga. Penelitian Esther Arianti mengkaji tentang relevansi kajian materi kuliah sejarah kebudayaan Indonesia dengan peninggalan sejarah sebagai sumber belajar. Penelitian Rachmat Hardoyo mengungkap peninggalan sejarah di Kabupaten Semarang sebagai sumber belajar. Penelitian ini merupakan perpaduan dan pengembangan dari keempat penelitian di atas, yaitu akan mengungkap pemanfaatan benda-benda peninggalan sejarah di Salatiga pada masa kolonial sebagai sumber pembelajaran di SMA Negeri Kota Salatiga.

C. Kerangka Pikir