DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
8
2.3.2. Cacing Pita Taenia saginata
Cacing pita Taenia saginata memiliki panjang tubuh 4-12 m, tetapi pada kondisi menguntungkan dapat mencapai 25 m. tubuh terdiri dari skoleks kepala, leher
dan strobila. Strobila terdiri dari 1000-2000 proglotid Gambar 2.2. Skoleks berbentuk segi empat, berukuran 1-2 mm, dan mempunyai 4 buah batil isap
sucker. Tidak memiliki rostellum dan kait. Lehernya lebih sempit daripada lebar kepala. Strobila dimulai dari proglotid imatur yang dilanjutkan dengan proglotid
matur dan proglotid Irianto, 2009. Taenia saginata memiliki bentuk telur bulat spherical atau agak bulat
sub-spherical, berdinding tebal dengan struktur garis-garis radier dan telur memiliki diameter 31-43 mikron Gambar 2.2. Cacing ini secara umum
ditemukan di Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Timur, Amerika Selatan, Afrika Timur dan Barat. Di Indonesia, Taenia terdapat di beberapa daerah endemis di
Sumatera Utara P. Samosir, Lampung, Jakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya, yang
penduduknya mempunyai kebiasaan makan daging yang dimasak kurang matang Ideham, 2007.
a b
Gambar 2.2. Cacing Taenia saginata; a. Cacing Taenia saginata dewasa; b. Telur cacing Taenia saginata Perbesaran 40x10 Nezar, 2014
2.3.3. Cacing Gelang Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides adalah cacing Nematoda berbentuk gilig silindris yang berwarna putih kecoklatan atau kuning pucat dan panjangnya dapat
mencapai 40 cm. Ukuran cacing jantan 15-31 cm dan diameter 2-4 mm dan cacing
Immature proglotid
Sscol
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
9 betina 20-35 cm, diameter 3-6 mm. Cacing dewasa habitatnya di dalam usus halus
Gambar 3.a. Cacing betina menghasilkan telur sampai 240.000 butir per hari atau sekitar 3-5 buah telur tiap detik Gambar 3.b, yang dikeluarkan ke
lingkungan bersama tinja Zaman et al. 1982. Ascaris juga dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi kesehatan bila
terinfeksi. Kebanyakan penderitanya adalah anak-anak. Infeksi dari cacing ini dapat menimbulkan kematian, baik dikarenakan larva maupun cacing dewasa.
Larva cacing Ascaris dapat menimbulkan hepatitis, pneumonia, diare, urtikaria gatal-gatal, kejang-kejang, meningitis radang selaput otak, kadang-kadang juga
menimbulkan demam dan rasa ngantuk. Terjadi hepatitis dikarenakan larva cacing menembus dinding usus dan terbawa aliran darah vena ke dalam hati, sehingga
dapat menimbulkan kerusakan pada hati Soedarto, 2008.
a b
Gambar 2.3. Cacing Ascaris lumbricoides; a. Cacing Ascaris lumbricoides dewasa; b. Telur cacing Ascaris lumbricoides perbesaran 40x10 Nezar, 2014.
2.4. Pencegahan Infeksi Cacing Parasit