Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah Oleh Debitur di PT.

BAB IV PENYELESAIAN ATAS TERJADINYA KREDIT BERMASALAH DI PT.

BANK SUMUT CABANG KABANJAHE

A. Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah Oleh Debitur di PT.

Bank Sumut Cabang Kabanjahe Kredit dilakukan berdasarkan perjanjian antara PT. Bank Sumut Cabang Kabanjahe dengan nasabah, dan tiap-tiap perjanjian atau persetujuan menimbulkan konsekuensi yang berupa hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuatnya untuk mentaati dan menjalani semua yang telah disepakati karena perjanjian yang dibuat secara sah juga merupakan UU bagi para pihak yang membuatnya. Ketentuan tersebut juga berlaku untuk perjanjian pemberian kredit yang dibuat oleh PT. Bank Sumut Cabang Kabanjahe dengan nasabah. Berdasarkan Pedoman Umum Operasional Perkreditan PUOP, hak dan kewajiban para pihak adalah: 46 1. Kewajiban PT. Bank Sumut Cabang Kabanjahe, yaitu: a Memberikan dana kredit sebesar yang telah disepakati dalam perjanjian kepada nasabah. b Meningkatkan bantuan dana kredit bilamana nasabah tersebut dapat melaksanakan kewajibanya dengan baik sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam perjanjian. 46 Hasil wawancara dengan Bapak Hartono Manjoenis, jabatan selaku Pemimpin Cabang di. Bank Sumut Cabang Kabanjahe tanggal 13 November 2015. 68 2. Hak PT. Bank Sumut Cabang Kabanjahe, yaitu: a Memberikan pengarahan atau pendidikan kepada nasabah yang mendapat dana kredit agar dapat meningkatkan usahanya. b Menilai atau mengevaluasi kegiatan dari para nasabah dalam menggunakan dana bantuan dari kredit. 3. Hak debitur a Mendapatkan dana bantuan kredit dari PT. Bank Sumut Cabang Kabanjahe sebesar yang telah disepakati. b Menggunakan dana kredit untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya. 4. Kewajiban debitur a Mengembalikan dana kredit berserta bunga dengan tepat waktu sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian. b Menyerahkan suatu bentuk jaminan untuk disimpan pihak bank. c Membayar semua biaya yang timbul. Dalam pelaksanaan perjanjian tidak tertutup kemungkinan terjadinya pengingkaran perjanjian, yang lazimnya dalam bahasa hukum dikenal dengan istilah wanprestasi diartikan sebagai kelalaian debitur untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. 47 Wanprestasi menurut hukum perdata di Indonesia tersebut dalam Pasal 1238 KUHPerdata, yakni bahwa si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi 47 Sri Soesilowati Mahdi, Surini Ahlan Sjarif, Akhmad Budi Cahyono, Hukum Perdata Suatu Pengantar, Penerbit Gitama Jaya: Jakarta, 2005, hal. 151 perikatannya sendiri, ialah jika ini menetapkan bahwa si berutang harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan. Adapun jenis-jenis atau bentuk dari wanprestasi adalah sebagai berikut: 48 1. Debitur tidak memenuhi perikatan atau sama sekali tidak melaksanakan prestasi 2. Debitur terlambat memenuhi prestasi atau perikatan 3. Debitur melaksanakan prestasi tetapi tidak baik, atau debitur keliru atau tidak pantas dalam memenuhi perikatan. Seseorang debitur dapat dikatakan telah melakukan telah melakukan wanprestasi dalam memenuhi prestasi atau kewajibannya adalah jika: 49 a. Pembayaran angsuran terlambat dari yang ditentukan dalam perjanjian kredit b. Pembayaran bunga terlambat dari yang ditentukan dalam perjanjian kredit c. Pembayaran angsuran dan bunga terlambat dari yang telah ditentukan dalam perjanjian kredit. Timbulnya kredit bermasalah pada dasarnya tidak terjadinya secara tiba- tiba, melainkan melalui suatu proses. Secara umum, penyebab terjadinya kredit bermasalah atau kredit macet yang terjadi disebabkan karena akibat kesalahan debitur, yaitu: 50 48 “Pengertian Kredit Bermasalah Definisi Faktor Penyebab Menurut Perspektif KUH Perdata, ”http:www.landasanteori.com, diakses pada tanggal 5 Oktober 2015. 49 Ibid. 50 Siswanto Sutojo, The Management of Commercial Bank, Damar Mulia Pustaka: Jakarta, 2007, hal. 171 1. Menurunnya kondisi usaha bisnis perusahaan milik debitur, yang disebabkan merosotnya kondisi ekonomi di bidang usahanya. 2. Adanya salah urus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan, atau karena kurang berpengalaman dalam bidang usaha yang dikelola oleh nasabah. 3. Problem keluarga, misalnya; perceraian, kematian, sakit yang berkepanjangan, atau pemborosan dana oleh salah satu atau beberapa orang anggota keluarga debitur. 4. Kegagalan debitur pada pengelolaan bidang usahanya. 5. Kesulitan likuiditas keuangan yang serius. 6. Munculnya kejadian yang diluar kekuasaan debitur, misalnya; perang, dan bencana alam. 7. Watak buruk debitur yang semula memang telah merencanakan tidak akan mengembalikan kredit Selain faktor-faktor yang sebagaimana telah diuraian di atas, adapun beberapa penyebab lainnya yang merupakan kesalahan pihak kreditur, yaitu: 51 1. Keteledoran bank mematuhi peraturan pemberian kredit yang telah digariskan. 2. Terlalu mudah memberikan kredit yang disebabkan karena tidak ada patokan yang jelas tentang standar kelayakan permintaan kredit yang diajukan. 51 “Pengertian Kredit Macet dan Penyebab,” http:abg01.blogspot.com, diakses pada tanggal 8 Desember 2015. 3. Konsentrasi dana kredit pada sekelompok debitur atau sektor usaha yang beresiko tinggi. 4. Kurang memadainya jumlah eksekutif dan staff bagian kredit yang berpengalaman. 5. Lemahnya bimbingan dan pengawasan pimpinan kepada para eksekutif dan staff bagian kredit. 6. Jumlah pemberian kredit yang melampaui batas kemampuan bank. 7. Lemahnya kemampuan bank mendeteksi arah perkembangan arus kas cashflow debitur lama. 8. Tidak mampu bersaing, sehingga terpaksa menerima deditur yang kurang bermutu. Secara umum, faktor-faktor yang menyebabkan kredit macet berdasarkan pada pengalaman-pengalaman yang pernah dihadapi sebelumnya oleh PT. Bank Sumut Cabang Kabanjahe, adalah dikarenakan dengan berbagai faktor, yaitu: 52 1. Faktor ekonomi yang tidak menentu, kehilangan pasar sejalan dengan kondisi perekonomian yang menurun. 2. Faktor alam, musibah kebakaran, banjir, gempa dan lain-lain force majeuryang mengganggu kelancaran kegiatan usaha dan kemungkinan besar kegiatan usaha akan terhenti. Karena bencana alam tersebut sering kali tidak terprediksidi luar dugaan dari debitur, sehingga rencana usaha yang dibuat debitur sering kali terhambat atau gagal yang berimbas pada macetnya kredit. 52 Op. Cit., Hasil wawancara kepada Bapak Hartono Manjoenis. 3. Penyalahgunaan kredit oleh debitur yang seharusnya kredit digunakan pembiayaan untuk kredit modal kerja usaha tetapi digunakan pembiayaan investasi beli mobil, bangunan rumah tempat tinggal dan lain-lain yang tidak ada kaitan dengan usaha dan sebaliknya untuk kredit investasi tapi dipergunakan untuk modal kerja artinya salah penggunaan kredit. 4. Manajemen sangat lemah, karakter debitur yang tidak dapat dipercaya lagi artinya seorang debitur yang tidak mengerti atau tidak bisa mengendalikan usahanya, sehingga terjadi kerugian di dalam usahanya. Adapun berbagai faktor yang dapat menyebabkan kredit macet pada PT. Bank Sumut Cabang Kabanjahe yang secara garis besar dapat disimpulkan sebagai kegagalan bank di dalam proses analis yang memenuhi unsur 5 lima C yang dikenal sebagai prinsip dasar di dalam analisa penilaian kredit di perbankan, yaitu: 53 1. Character, yaitu karakteristik atau kepribadian debitur. 2. Capacity, yaitu kapasitas atau kemampuan debitur dalam memenuhi kewajibannya 3. Capital, yaitu modal atau kekuatan permodalan debitur di dalam menjalankan usahanya. 4. Condition, yaitu kondisi yang mempengaruhi baik itu kondisi lokal, regional, maupun nasional. 53 Ibid. 5. Colleterall, yaitu jaminanagunan yang merupakan pengamanan bagi pihak kreditur terhadap pemenuhan kewajiban kreditur. Faktor penyebab lainnya terjadinya kredit bermasalah atau kredit macet ialah dikarenakan lemahnya proses legal yang menyebabkan terbuka lebarnya celah hukum yang menyebabkan lemahnya posisi bank kreditur dimata hukum, yang dilakukan secara sengaja charaterfraudketidakpatuhan terhadap standar operasional prosedur SOP maupun secara tidak sengaja ketelitian dan kearutan datacondition. 54

B. Cara Penyelesaian Bila Terjadi Kredit Bermasalah Oleh Debitur di PT.