Sejarah Perkembangan Bandar Udara Polonia

47 Skadron udara 12 Lanud Pekanbaru dan Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak, Lanud Soewondo tidak lagi dijadikan Pangkalan Udara tempat pelaksanaan Latihan Bersama.

2.2.2. Sejarah Perkembangan Bandar Udara Polonia

Nama Polonia berasal dari nama negara asal para pembangunnya, Polandia Polonia merupakan nama Polandia dalam Bahasa Latin. Sebelum menjadi bandar udara, kawasan tersebut merupakan lahan perkebunan milik orang Polandia bernama Michalski. Tahun 1872 dia mendapat konsesi dari Pemerintah Belanda untuk membuka perkebunan tembakau di Pesisir Timur Sumatera tepatnya daerah Medan. Kemudian dia menamakan daerah itu dengan nama Polonia, yang saat itu belum merdeka. Tahun 1879 karena suatu hal, konsesi atas tanah perkebunan itu berpindah tangan kepada Deli Maatschappij Deli MIJ atau NV Deli Maskapai. Tahun itu terdapat kabar pionir penerbang bangsa Belanda van der Hoop akan menerbangkan pesawat kecilnya Fokker dari Eropa ke wilayah Hindia Belanda dalam waktu 20 jam terbang. Maka Deli MIJ yang memegang konsesi atas tanah itu, menyediakan sebidang lahan untuk diserahkan sebagai lapangan terbang pertama di Medan. Pada tahun 1924, Universitas Sumatera Utara 48 setelah berita pertama tentang kedatangan pesawat udara itu tidak terdengar, maka rencana kedatangan pesawat udara kembali terdengar. 27 Pada tahun 1936 lapangan terbang Polonia untuk pertama kalinya melakukan perbaikan yaitu pembuatan landasan pacu runway sepanjang 600 meter. Pada tahun 1975, berdasarkan keputusan bersama Departemen Pertahanan dan Keamanan, Departemen Perhubungan dan Departemen Keuangan, pengelolaan pelabuhan udara Polonia menjadi hak pengelolaan Mengingat waktu itu sangat pendek, persiapan untuk lapangan terbang tidak dapat dikejar, akhirnya pesawat kecil yang diawaki van der Hoop yang menumpangi pesawat Fokker, bersama VN Poelman dan van der Broeke mendarat di lapangan pacuan kuda yakni Deli Renvereeniging, disambut Sultan Deli, Sulaiman Syariful Alamsyah. Setelah pesawat pertama mendarat di Medan, maka Asisten Residen Sumatera Timur Mr. CS Van Kempen mendesak pemerintah Hindia Belanda di Batavia, agar mempercepat dropping dana untuk menyelesaikan pembangunan lapangan terbang Polonia. Pada 1928 lapangan terbang Polonia dibuka secara resmi, ditandai dengan mendaratnya enam pesawat udara milik KNILM, anak perusahaan KLM, pada landasan yang masih darurat, berupa tanah yang dikeraskan. Mulai tahun 1930, perusahaan penerbangan Belanda KLM serta anak perusahaannya KNILM membuka jaringan penerbangan ke Medan secara berkala 27 http:id.wikipedia.orgwikiSejarah_Kota_Medan, diakses pada: 18 Apri 2015 pukul 12:13 Universitas Sumatera Utara 49 bersama antara Pangkalan Udara AURI dan Pelabuhan Udara Sipil. Dan mulai 1985 berdasarkan Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 1985, pengelolaan pelabuhan udara Polonia diserahkan kepada Perum Angkasa Pura yang selanjutnya mulai 1 Januari 1994 menjadi PT. Angkasa Pura II Persero. Bandara Polonia Medan mempunyai luas sebesar 144 hektar. Panjang landasan pacu saat ini adalah 2.900 meter, sementara yang dapat digunakan sepanjang 2.625 meter sehingga terdapat displaced threshold sebesar 275 meter. Hal ini terjadi karena banyaknya benda yang menghalang di sekitar tempat lepas landas dan mendarat. Polonia juga memiliki 4 taxiway dan apron seluas 81.455 meter. Polonia dirancang untuk dapat memuat maksimum sekitar 900.000 penumpang. Dari tahun ke tahun arus penumpang Polonia cenderung mengalami peningkatan antara 15 hingga 20 persen. Pada tahun 2003, arus penumpang mencapai sebesar 2.736.332 orang, naik dari 2.090.519 orang pada tahun sebelumnya. Jumlah pergerakan pesawat adalah 36.359 pada tahun 2003, naik dari 29.894 pada tahun 2002. Tercatat ada 13.713 penerbangan domestik dan 4.387 penerbangan internasional dari Polonia pada 1998. Pada 2004 jumlahnya telah mencapai 35.100 penerbangan domestik dan 8.266 penerbangan internasional. Dari segi jumlah penerbangan, pada 1998 terdapat 56 penerbangan dalam sehari, namun pada tahun 2005 telah meningkat antara 125 hingga Universitas Sumatera Utara 50 melebihi 150 penerbangan perhari, dengan penumpang lebih kurang 3,8 juta orang pertahun, baik domestik dan internasional. Terdapat dua terminal penumpang di Bandara Polonia Medan, satu terminal keberangkatan dan satu untuk kedatangan, dan jika ditotal luasnya mencapai 13.811 meter². Keduanya juga masing-masing dibagi untuk penerbangan domestik dan internasional. Terminal domestik Polonia mempunyai luas 7.941 meter² dan saat ini laporan Januari 2006 menampung 1.810 orang yang datang bersamaan, sehingga setiap penumpang mempunyai luas 4m², kurang dari standar sebesar 14m² yang ditetapkan pemerintah. Mulai 1 Oktober 2006, menyusul peristiwa penyimpangan muatan barang di Bandara Soekarno-Hatta pada September 2006, dioperasikan pula sebuah terminal kargo satu pintu yang diharapkan dapat menertibkan pergerakan kargo dan mencegah terjadinya manipulasi muatan barang. Bandara Kualanamu menjadi penggati bandara Polonia Medan setelah tahun 1994 sejumlah pejabat Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara yang saat itu dipimpin Raja Inal Siregar mengeluarkan wacana pemindahan bandara Polonia mengingat pertumbuhan kota Medan menjadi kota yang cukup padat saat itu. Setahun kemudian, pemerintah pusat memberikan dukungan lewat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 41 Tahun 1995. Universitas Sumatera Utara 51 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara lalu menentukan daerah pinggiran sebagai pengganti lokasi Bandara Polonia yang saat ini bernama Bandara Kualanamu Medan. Awalnya, pada 1994, sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengeluarkan wacana pembangunan bandara baru untuk menggantikan Polonia yang berada di tengah kota Medan yang saat itu mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat. Setahun kemudian, pemerintah pusat memberikan dukungan lewat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 41 Tahun 1995.Sedianya, pembangunan bandara akan dilakukan pada 1997. Pembangunan harus tertunda lama lantaran badai krisis ekonomi menerpa Indonesia.Di awal 2000, ide pembangunan bandara di Kuala Namu yang mengendap cukup lama, kembali diangkat dalam rencana pembangunan nasional. Pengerjaan kontruksi perdana baru dilakukan pada 2006 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.Pengerjaan konstruksi yang lambat karena berbagai hal, membuat target pengoperasian Kuala Namu dimundurkan beberapa kali.Hingga akhirnya pemerintah menyatakan bandara yang diproyeksi menjadi hub Internasional di Asia Tenggara itu siap dioperasikan pada Kamis, 25 Juli 2013 dini hari. Universitas Sumatera Utara 52

2.3. Forum Masyarakat Sari Rejo FORMAS