Keadaan Alam Sejarah Tanah Sari Rejo

37 Sebelah Utara: berbatasan dengan kelurahan Suka Damai yaitu kecamatan Medan Polonia. Sebelah Selatan: berbatasan dengan Pangkalan Mansyur yaitu kecamatan Medan Johor. Sebelah Timur: berbatasan dengan kelurahan Suka Damai yaitu kecamatan Medan Polonia. Sebelah Barat: berbatasan dengan kelurahan Binjai yaitu kecamatan Medan Selayang.

2.1.2. Keadaan Alam

Secara umum kondisi iklim di wilayah penelitian dikategorikan pada iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia berkisar antara 23,2° C - 24,3° C dan suhu maksimum berkisar antara 30,8° C – 33,2° C serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya 23,3° C - 24,1° C dan suhu maksimum berkisar antara 31,0° C – 33,1° C. Berdasarkan pengukuran stasiun klimatologi Polonia, curah hujan di Kota Medan mencapai rata-rata 3.594 mm dengan hari hujan sebanyak 230 hari serta menurut Stasiun Sampali mencapai rata-rata 2.712 mm dengan hari hujan sebanyak 224 hari. Selanjutnya mengenai kelembapan udara di wilayah Kota Medan rata-rata berkisar antara 84 – 85. Dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,48 msec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 104,3 mm. Hari hujan di Kota Medan rata-rata per bulan 19 hari dengan rata-rata Universitas Sumatera Utara 38 curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 226,0 mm dan pada Stasiun Polonia per bulannya 299,5 mm.

2.1.3. Sejarah Tanah Sari Rejo

Kedatangan suku bangsa Punjabi ke Sumatera Utara dimulai pada akhir abad ke 19, untuk bekerja sebagai buruhkontrak pada perkebunan tembakau raya milik Belanda.Suku bangsa Punjabi yang datang ke Indonesia khususnya ke Sumatera Utara adalah para pria yang belum menikah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan bekerja di perkebunan milik Belanda. 24 Di Sari Rejo, suku bangsa Punjabi dapat tinggal dan menetap. Hal ini disebabkan, karena adanya bantuan Belanda pada tahun 1940-an. Suku bangsa Punjabi diberi tanah atau lahan oleh Belanda untuk memelihara sapi. Dengan keahliannya inilah suku bangsa Punjabi dapat tinggal di daerah tersebut. Dari kebersamaan dan kekompakan suku bangsa Punjabi yang tinggal di Sumatera Utara membuat mereka bertambah banyak, yang mana jumlah suku bangsa Punjabi saat ini kurang lebih 1000 kepala keluarga. 25 Kelurahan Sari Rejo terdiri dari 9 sembilan lingkungan.Setiap lingkungan terdiri dari berbagai suku, salah satunya adalah suku bangsa Punjabi.Diantara kesembilan lingkungan ini, suku bangsa Punjabi lebih 24 http:repository.usu.ac.idbitstream123456789184824Chapter20II.pdf pada: 1 Mei 2015 pukul 16:20 25 http:repository.usu.ac.idbitstream123456789184824Chapter20II.pdf diakses pada 1 Mei 2015 pukul: 12.04 Universitas Sumatera Utara 39 dominan berada di lingkungan 4, 5 dan 6. Hal ini disebabkan, pada zaman dahulu para nenek moyang mereka sudah tinggal diwilayah tersebut. Belanda yang saat itu bertindak sebagai pemerintah kolonial memberi tanah kepada suku bangsa Punjabi khususnya yang memelihara sapi. Dengan persyaratan yaitu suku bangsa Punjabi yang memelihara sapi harus memberi susu sapi ke orang Belanda dan ke rumah sakit Elisabet. Rumah sakit Elisabet merupakan rumah sakit yang pertama didirikan oleh Belanda di Kota Meda. Tanah yang diberikan Belanda itu juga dekat dengan lokasi rumah sakit tersebut yakni Sari Rejo Belanda memberi tanah kepada suku bangsa Punjabi khususnya yang memelihara sapi. Dengan persyaratan yaitu suku bangsa Punjabi yang memelihara sapi harus memberi susu sapi ke orang Belanda dan ke rumah sakit Elisabet. Dahulu Sari Rejo merupakan lahan kosong dan masih ditumbuhi tanaman-tanaman liar. Oleh karena itu, Belanda memberikan lahan kosong ini untuk ditempati suku bangsa Punjabi dan juga memelihara sapi. Dari kemampuan berternak sapi inilah yang membuat kalangan suku bangsa Punjabi dapat tinggal di daerah dekat dengan perkotaan seperti Sari Rejo. Hal ini dikarenakan pada masa penjajahan Belanda, suku bangsa Punjabi yang berternak sapi dengan mudah mengantarkan susu sapi tersebut kepada orang Belanda yang umumnya tinggal di dekat daerah perkotaan. Beternak sapi perah merupakan sistem mata pencaharian yang pertama ditekuni oleh suku bangsa Punjabi, setelah mereka tidak bekerja lagi sebagai buruh di perkebunan milik belanda. Pekerjaan ini ditekuni Universitas Sumatera Utara 40 mereka sebagaimana kebiasaan di daerah asalnya dan untuk memenuhi kebutuhan hidup akan susu dan minyak sapi. Peternak sapi perah ini menjual susu sapi tersebut ke rumah sakit negeri, swasta, pabrik, sesama suku bangsa Punjabi dan suku bangsa lain juga yang membutuhkan dan minyak sapi tersebut berguna untuk campuran dalam makanan yang dibuat dalam Gurdwaradan untuk minyak membakar jenazah suku bangsa Punjabi yang meninggal dunia. Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Kota Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan suku bangsa, sampai saat sekarang ini usia Kota Medan telah tercapai 419tahun. Tionghoadan Jawasebagai kuli kontrak perkebunan.Setelah tahun 1880perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan suku bangsaTionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan.Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan suku bangsaJawa sebagai kuli perkebunan.Suku bangsaTionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan suku bangsa Minangkabau, Mandailing, dan Aceh. Mereka datang ke Kota Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru, dan ulama.Begitu juga yang terjadi di wilayah Sari Rejo, peternak sapi tidak lagi mendominasi, tanah garapan mereka sudah banyak berpindah tangan kepada pendatang dengan berbagai profesi baru yang ada. Hal ini disebabkan tidak Universitas Sumatera Utara 41 memungkinkannya lagi adanya peternakan di Sari Rejo yang saat itu mengalami kemajuan yang ditandai dengan intensitas kepadatan penduduk yang semakin meningkat. 26 No Saat ini kelurahan Sari Rejo merupakan hasil dari pemekaran Kelurahan Polonia. Pada awalnya masih termasuk dalam wilayah Kecamatan Medan Baru yang kemudian dimekarkan sesuai dengan S.K. Gubsu No. 821:41991 pada tanggal 31 Oktober 1991. Kecamatan Medan Baru kemudian dimekarkan menjadi Kecamatan Medan Polonia dan Kecamatan Medan Maimoon Kota Medan. 2.1.4. Jumlah dan Susunan Penduduk 2.1.4.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin