Metode Analisa Kinerja Keuangan

2.1.2. Kinerja Keuangan 2.1.2.1. Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001, kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja tentang peralatan. Dalam suatu perusahaan, kinerja keuangan adalah alat untuk mengukur kedudukan keuangan perusahaan tersebut dalam suatu periode tertentu dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangan perusaha

2.1.2.2. Metode Analisa Kinerja Keuangan

Courties dalam Harahap 2011:300 melihat tiga aspek penting dalam menganalisis laporan keuangan yaitu sebagai berikut: 1. Profitabilitas Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang digambarkan oleh return on investment ROI. Ia melihat ROI ini digambarkan lebih rinci lagi oleh rasio profit margin dan capital turnover. 2. Management Performence Mencakup kebijakan kredit, persediaan, administrasi dan struktur modal dan aset. Analisis-analisis ini dianggap dapat menilai prestasi manajemen. 3. Solvency Yaitu kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya. Solvency ini digambarkan oleh arus kas, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Universitas Sumatera Utara Menurut Riyanto 2001 analisis terhada rasio keuangan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : a. Membandingkan rasio sekarang present ratio dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu historical ratio atau dengan rasio-rasio yang yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang lama. b. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan company ratio dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri rasio industrirasio rata-ratarasio standar untuk waktu yang sama. Ross 2002:10 mengklasifikasi rasio keuangan menjadi empat kelompok : A. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas memperlihatkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Yang termasuk dalam rasio profitabilitas menurut Brealey, Myers, Marcus 2007:80 adalah margin laba, margin laba operasi, pengembalian atas aset atau return on assets ROA, pengembalian atas ekuitas atau return on equity ROE, rasio pembayaran dividen, rasio laba ditahan, dan pertumbuhan ekuitas dari laba ditahan. B. Rasio Aktivitas Melalui rasio aktivitas dapat diketahui seberapa baik suatu perusahaan mengelola aset yang dimilikinya. Rasio aktivitas berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi, itu sebabnya rasio aktivitas disebut juga dengan rasio efisiensi Brealey et al., 2007:79. Masih menurut Brealey, yang termasuk dalam rasio aktivitas efisiensi ini adalah total perputaran aset, rata-rata Universitas Sumatera Utara periode penagihan, perputaran persediaan, dan jumlah hari penjualan persediaan. C. Rasio Leverage Rasio leverage ini mengukur hubungan antara pendanaan yang diperoleh dari kreditor atau hutang dengan pendanaan dari pemilik atau pemegang saham. Penggunaan hutang yang terlalu besar dalam pendanaan suatu perusahaan juga meningkatkan risiko perusahaan Ross, 2002:13. Rasio leverage terdiri atas rasio utang jangka panjang, rasio utang jangka panjang-ekuitas, rasio total utang, tingkat kemampuan membayar bunga, dan rasio cakupan kas. Menurut Brigham dan Houston 2001 keputusan penggunaan utang atau leverage mengharuskan perusahaan untuk menyeimbangkan hasil pengembalian yang lebih tinggi terhada kenaikan risiko. D. Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan untuk menjual sebuah aset guna mendapatkan kas pada waktu singkat. Aset yang likuid dapat diubah menjadi kas dengan cepat dan murah Brealey et al., 2007:77. Jadi rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Yang termasuk dalam rasio likuiditas adalah modal kerja bersih terhadap aset, rasio lancar. rasio cepat, dan rasio kas. Sedangkan pada tahun 2006 Ross et al. 2006:33 membagi kinerja keuangan menjadi lima area, yaitu: A. Short-term solvency, merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi Universitas Sumatera Utara kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Rasio yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah current ratio dan quick ratio. B. Activity, merupakan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan investasi yang tertanam dalam aset perusahaan. Rasio yang termasuk ke dalam kelompok activity adalah total assest turnover, receivable turnover, dan inventory turnover . C. Financial leverage , yaitu untuk mengetahui bagaimana struktur pendanaan perusahaan, baik dari utang maupun ekuitas. Ke dalam kelompok ini termasuk debt ratio dan interest coverage. D. Profitability, untuk mengetahui perusahaan mana yang potensi keuntungannya tinggi. Rasio yang termasuk adalah profit margin, return on assets, return on equity, dan payout ratio. E. Value, yaitu untuk menghitung nilai perusahaan. Untuk dapat mengetahui nilai perusaan digunakan price-to-earnings PE ratio, dan dengan menghitung market price dan dividend yield. Dalam penelitian analisis perbedaaan kinerja keuangan sebelum dan setelah merger dan akuisisi ini, peneliti akan menggunakan beberapa rasio yang dianggap akan mewakili empat kelompok rasio keuangan di atas untu mengetahui posisi keuangan perusahaan, yaitu : 1 Net Profit Margin NPM Rasio ini digunakan untuk mengetahui proporsi pendapatan yang berhubungan dengan laba bersih. Apabila net profit margin adalah 3,86 Universitas Sumatera Utara berarti bahwa setia Rp1,- penjualan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp0,0386. 2 Return on Assets ROA Return on assets atau dapat juga disebut return on investment menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan Agus Sartono,2001:123. Apabila return on investment sebesar 5,31 berarti bahwa dengan menggunakan Rp1.000 aktiva akan menghasilkan laba bersih sebesar Rp53,10. 3 Return on Equity ROE Pengembalian atas ekuitas saham biasa atau return on equity ROE menurut Brigham dan Houston 2001 adalah rasio yang digunakan untuk mengukur pengembalian atas saham ekuitas saham biasa, atau tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. 4 Total Assets Turnover TATO Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauhmana kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva perusahaan berputar dalam satu periode tertentu, yaitu dengan membagi penjualan dengan total aktiva Brigham dan Houston ,2001. 5 Current Ratio CR Current ratio dihitung untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Perubahaan rasio Universitas Sumatera Utara lancar bisa menyesatkan karena dapat saja terjadi ketika modal kerja bersih tidak berubah tetapi current ratio berubah. Untuk itu perusahaan lebih suka menggunakan investasi jangka pendek bersih terhadap utang jangka pendek ketika menghitung current ratio. Brealey et al., 2007:78 6 Quick Ratio Rasio ini digunakan karena persediaan tidak dapat dijual secara fleksibel, yaitu kapanpun dan dengan harga berapun, maka manajer seringkali lebih memusatkan perhatian kepada kas, sekuritas, dan piutang. 7 Debt Ratio Debt ratio dihitung untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan yang didanai oleh utang. Debt ratio sebesar 58,03 berarti bahwa dari total aktiva yang dimilki perusahaan sebesar 58,03 nya dibiayai dengan utang. Semakin besar risiko ini, semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan, dan investor akan meminta pengembalian yang lebih tinggi Sartono,2001:121. 8 Earning per Share EPS Earning per share dihitung untuk dapat mengetahui besarnya laba atau earning per lembar saham yang akan dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham. 9 Price-to-Earnings Ratio PER Price-to-earnings ratio menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. atau disebut juga dengan pendekatan multiplier dihitung untuk mengetahui berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Universitas Sumatera Utara Harahap 2011:298 menjabarkan keunggulan dan keterbatasan penggunaan analisis rasio sebagai berikut: A. Keunggulan Analisis Risiko 1 Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan 2 Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit 3 Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 4 Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi Z-score 5 Menstandarisir ukuran peusahaan. 6 Lebih mudah membandingkan satu perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik. 7 Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang B. Keterbatasan analisis risiko 1 Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2 Keterbatasan yang dimiliki akuntansi yang menjadi keterbatasan teknik, seperti nilai yang terkandung bukan merupakan nilai pasar, klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio, dan banyaknya perhitungan rasio yang mengandung taksiran. Universitas Sumatera Utara 3 Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4 Setiap perusahaan menggunakan teknik dan standar akuntansi yang tidak selalu sama.

2.2. Penelitian Terdahulu

Berikut adalah Tabel 2.1 yang merupakan ringkasan penelitian-penelitian yang sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Analisis 1. Novi Puji Lestari 2011 Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Setelah Merger Proxy discretionary accruals Merger tidak berengaruh terhadap kenaikan laba, terhadap kinerja keuangan berpengaruh negatif 2. Siti Fatimah 2013 Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007- 2009 Paired Sampel T test, Wilcoxon Sign Rank Test Kinerja keuangan pengakuisisi yang diukur dengan rasio keuangan tidak menunjukkan perbedaan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Universitas Sumatera Utara