Hubungan Kerja Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

25 1. Kebutuhan dasar fisiologis kebutuhan fisik Phisiological Needs yang diperlukan untuk mempertahankan hidup seperti kebutuhan akan makanan, istirahat, udara segar, air, vitamin, dan sebagainya. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer. 2. Kebutuhan akan rasa aman Safety Needs ditujukan oleh anak dengan pemenuhan kebutuhan secara pasti, kontinu dan teratur. Anak mudah terganggu dengan situasi yang dirasakan sebagai situasi yang membahayakan, situasi yang kacau, tak menentu, ia mudah menarik diri dalam situasi asing baginya. Anak membutuhkan perlindungan yang memberikan rasa aman. 3. Kebutuhan untuk mencintai dan mencintai Love Needs merupakan dorongan atau keharusan baginya untukn mendapatkan tempat dalam suatu kelompok dimana ia memperoleh kehangatan perasaan dan hubungan dengan masyarakat lain secara umum. 4. Kebutuhan akan harga diri Estem Needs menuntut pengalam individu sebagai pribadi yang bernilai, sebagai manusia yang berarti dan memiliki martabat. Pemenuhan kebutuhan ini akan menimbulkan rasa percaya diri sendiri, menyadari kekuatan-kekuatannya, mersa dibutuhkan dan mempunyai arti bagi lingkungannya. 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri Self Actualization memberikan dorongan kepada setiap individu untuk mengembangkan atau mewujudkan seluruh potensi dalam dirinya. Dorongan ini merupakan dasar perjuangan setiap individu untuk merealisasikan dirinya, untuk menentuka dirinyaidentitasnya, dan menjadi dirinya sendiri. Kebutuhan ini tumbuh secara wajar dalam diri setiap manusia. Kebutuhan diatas yang harus dipenuhi oleh manusia demi kelangsungan hidupnya, mendorong manusia untuk bekerja sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya.Demikianlah konsenkuensi yang tidak dapat ditawar lagi. Manusia memang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, karena dengan demikian manusia akan mendapatkan hasil yang dapat digunakan demi kelangsungan hidupnya.

2.5 Hubungan Kerja

Menurut Hartono Widodo dan Judianto, hubungan kerja adalah kegiatan-kegiatan pengerahan tenagajasa seseorang secara teratur demi kepentingan orang lain yang memerintahnya pengusahamajikan sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati. Hubungan antara karyawan dan buruh nyerep adalah hubungan tetangga yang bertempat tinggal di Afdeling yang sama. Selain hubungan tetangga, mereka juga memiliki hubungan kerja antara karyawan dan buruh yang terjadi atas dasar hubungan yang saling membutuhkan dan menguntungkan, dimana karyawan membutuhkan buruh untuk menggantikan pekerjaan di perkebunan. Hubungan kerja yang dimaksud adalah hubungan antara karyawan dengan buruh Universitas Sumatera Utara 26 nyerep, terjadi setelah diadakan perjanjian oleh karyawan dengan buruh nyerep, dimana buruh nyerep menyatakan kesanggupan untuk bekerja menggantikan pekerjaan karyawan dengan menerima upah dan dimana karyawan menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan buruh nyerep dengan membayar upah yang telah ditentukan.Perjanjian yang sedemikian itu disebut perjanjian kerja walaupun perjanjian itu tidak secara tertulis atau hanya dalam bentuk ucapan. Hubungan kerja pada dasarnya meliputi hal-hal mengenai: 1. Pembuatan perjanjian kerja merupakan titik tolak adanya suatu hubungan kerja. 2. Kewajiban pekerja yaitu melakukan pekerjaan, sekaligus merupakan hak dari pengusaha atas pekerjaan tersebut. 3. Kewajiban pengusaha yaitu membayar upah kepada pekerja, sekaligus merupakan hak dari si pekerja atas upah. 4. Berakhirnya hubungan kerja. 5. Cara penyelesaian perselisihan antar pihak-pihak yang bersangkutan. Perjanjian kerja menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 angka 14 adalah suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat- syarat kerja hak dan kewajiban kedua belah pihak. Perjanjian kerja pada dasarnya harus memuat pula ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan hubungan kerja itu, yaitu hak dan kewajiban buruh serta hak dan kewajiban majikan. Sebagai bagian dari perjanjian pada umumnya, maka perjanjian kerja harus memenuhi syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Per. Ketentuan ini juga tertuang dalam pasal 52 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa perjanjian kerja dibuat atas dasar: 1. Kesepakatan kedua bela pihak 2. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum Universitas Sumatera Utara 27 3. Adanya pekerjaan yang dijanjikan 4. Pekerjaan yang dijanjikan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kesepakatan kedua belah pihak yang lazim disebut kesepakatan bagi yang mengikatkan dirinya maksudnya bahwa pihak-pihak yang mengadakan perjanjian kerja harus setuju atau sepakat, setia-sekata mengenai hal-hal yang diperjanjikan.Apa yang dikehendaki pihak yang satu dikehendaki pihak yang lain. Dalam penelitian Tia Sajida 2013 yang berjudul “ Relasi Kerja Mandor dan Buruh Pemetik Teh di Perkebunan Teh Kaligua” menjelaskan bahwa relasi kerja yang terjalin antara mandor dan buruh pemetik teh bersifat asimetris yang menempatkan buruh pada posisi yang paling rendah dalam proses produksi, relasi kerja yang asimetris tersebut menciptakan relasi kerja yang tidak seimbang antara mandor dan buruh pemetik teh. Relasi kerja yang asimetris terjalin antar mandor dan buruh pemetik teh menciptakan ketidakadilan dan dominasi mandor terhadap buruh pemetik teh.

2.6 Penelitian Yang Relevan

Dokumen yang terkait

Gambaran Infeksi Kecacingan Pada Pekerja Perkebunan Kelapa Sawit Di PT. Asam Jawa Di Afdeling II Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2004

0 36 61

Analisis Efisiensi Produksi Tanaman Teh (Studi Kasus : PT Pekebunan Nusantara IV Sidamanaik Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun)

13 116 61

Perbandingan Kondisi Sosial Buruh PT PP London Sumatra Tbk. dengan Buruh PT Perkebunan Nusantara IV (Studi Komparatif di Desa Sei Bejangkar Kab. Batubara dan Desa Padang Matinggi Kab. Simalungun)

3 35 125

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun

2 18 116

Manifestasi Ketidakadilan Gender Pada Masyarakat Perkebunan (Studi deskriptif pada buruh perempuan pembibitan kelapa sawit PTPN IV unit usaha Bah Jambi)

2 34 102

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 0 10

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 8

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 10

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 2

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 5