Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi

23 menuntut apa yang menjadi haknya atau apa yang terjadi pada dirinya pada saat bekerja. Pekerja illegal tidak dapat menuntut kenaikan upah sesuai dengan UMR. Buruh ilegal hanya menuruti yang diperintahkan oleh majikannya karyawan.

2.4 Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi

Apabila dilihat dari arti kata kondisi sebenarnya adalah suatu keadaan dan arti kata sosial adalah sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, sedangkan arti kata ekonomi adalah ilmu mengenai azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti hal keuangan, perindustrian dan perdagangan Astarhadi, 1995: 52. Kondisi sosial ekonomi adalah kondisi kehidupan bersama manusia atau kesatuan manusia yang hidup dalam suatu pergaulan. Oleh karena itu kehidupan sosial ditandai dengan: 1. Adanya kehidupan bersama yang pada ukuran minimalnya berjumlah dua orang atau lebih. 2. Manusia tersebut bergaul berhubungan dan hidup bersama dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena mereka berhubungan dan bergaul cukup lama dan hidup bersama. 3. Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan. 4. Suatu kehidupan sistem bersama Soleman, 1986: 9 Dalam kehidupan sosial seperti yang dikemukakan diatas mengartikan bahwa adanya interaksi yang terjadi di dalam masyarakat. Adanya hubungan-hubungan sosial atau hubungan yang saling mempengaruhi dengan kata lain terjadi interaksi sosial. Interaksi ini pertama sekali terjadi pada keluarga, dimana ada terjadi hubungan antara ayah, ibu dan anak. Dari adanya interaksi antara anggota keluarga maka akanmuncul hubungan dengan masyarakat luar. Pola hubungan interaksi ini tentu saja dipengaruhi lingkungan dimana masyarakat tersebut bertempat tinggal. Dalam masyarakat pedesaan kita ketahui interaksi yang terjadi Universitas Sumatera Utara 24 lebih erat dibanding dengan di perkotaan.Pada masyarakat yang hidup diperkotaan, hubungan interaksi biasanya lebih dieratkan oleh status, jabatan atau pekerjaan yang dimilki.Hal ini menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial di dalam masyarakat. Pekerjaan yang bergengsi dan bergaji tinggi akan menaikan pretise seseorang. Sedangkan pekerjaan dengan gaji yang rendah tidak menjanjikan pretise, kehormatan, kerja yang menarik, kesempatan untuk maju, ataupun imbalan lainnya Suparlan, 1984: 175. Dalam kehidupan manusia mempunyai banyak kebutuhan dan sudah menjadi keharusan baginya untuk memenuhi kebutuhan tersebut baik moral maupun material. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia tidak terlepas dari manusia lain sebagai akibat dari keberadaannya sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut manusia juga saling berinteraksi satu sama lain, disamping sebagai makhluk pribadi. Kehidupan sosial ekonomi adalah perilaku sosial dari masyarakat yang menyangkut interaksi dan perilaku ekonomi dari masyarakat yang berhubungan dengan pendapatan dan pemanfaatannya.Bila berbicara mengenai kehidupan sosial ekonomi berarti juga membahas tentang kebutuhan dan bagaimanan seseorang berusaha memenuhi kebutuhan tersebut, dan pemanfaatan hasil ekonomi yang diperoleh.Jadi kehidupan sosial ekonomi yang dimaksud adalah cara-cara atau strategi yang diterapkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, serta pemanfaatan penghasilan atau hasil ekonomi yang diperoleh dan juga berbicara mengenai keadaan hidup sehari-hari. Berhubungan dengan kehidupan sosial ekonomi yang didalamnya terdapat unsur kebutuhan dan pemenuhannya, Abraham Maslow mengelompokan 5 tingkat kebutuhan manusia, yaitu: Universitas Sumatera Utara 25 1. Kebutuhan dasar fisiologis kebutuhan fisik Phisiological Needs yang diperlukan untuk mempertahankan hidup seperti kebutuhan akan makanan, istirahat, udara segar, air, vitamin, dan sebagainya. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer. 2. Kebutuhan akan rasa aman Safety Needs ditujukan oleh anak dengan pemenuhan kebutuhan secara pasti, kontinu dan teratur. Anak mudah terganggu dengan situasi yang dirasakan sebagai situasi yang membahayakan, situasi yang kacau, tak menentu, ia mudah menarik diri dalam situasi asing baginya. Anak membutuhkan perlindungan yang memberikan rasa aman. 3. Kebutuhan untuk mencintai dan mencintai Love Needs merupakan dorongan atau keharusan baginya untukn mendapatkan tempat dalam suatu kelompok dimana ia memperoleh kehangatan perasaan dan hubungan dengan masyarakat lain secara umum. 4. Kebutuhan akan harga diri Estem Needs menuntut pengalam individu sebagai pribadi yang bernilai, sebagai manusia yang berarti dan memiliki martabat. Pemenuhan kebutuhan ini akan menimbulkan rasa percaya diri sendiri, menyadari kekuatan-kekuatannya, mersa dibutuhkan dan mempunyai arti bagi lingkungannya. 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri Self Actualization memberikan dorongan kepada setiap individu untuk mengembangkan atau mewujudkan seluruh potensi dalam dirinya. Dorongan ini merupakan dasar perjuangan setiap individu untuk merealisasikan dirinya, untuk menentuka dirinyaidentitasnya, dan menjadi dirinya sendiri. Kebutuhan ini tumbuh secara wajar dalam diri setiap manusia. Kebutuhan diatas yang harus dipenuhi oleh manusia demi kelangsungan hidupnya, mendorong manusia untuk bekerja sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya.Demikianlah konsenkuensi yang tidak dapat ditawar lagi. Manusia memang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, karena dengan demikian manusia akan mendapatkan hasil yang dapat digunakan demi kelangsungan hidupnya.

2.5 Hubungan Kerja

Dokumen yang terkait

Gambaran Infeksi Kecacingan Pada Pekerja Perkebunan Kelapa Sawit Di PT. Asam Jawa Di Afdeling II Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2004

0 36 61

Analisis Efisiensi Produksi Tanaman Teh (Studi Kasus : PT Pekebunan Nusantara IV Sidamanaik Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun)

13 116 61

Perbandingan Kondisi Sosial Buruh PT PP London Sumatra Tbk. dengan Buruh PT Perkebunan Nusantara IV (Studi Komparatif di Desa Sei Bejangkar Kab. Batubara dan Desa Padang Matinggi Kab. Simalungun)

3 35 125

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun

2 18 116

Manifestasi Ketidakadilan Gender Pada Masyarakat Perkebunan (Studi deskriptif pada buruh perempuan pembibitan kelapa sawit PTPN IV unit usaha Bah Jambi)

2 34 102

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 0 10

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 8

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 10

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 2

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 5