Latar Belakang Praktik jasa bongkar muat di Pelabuhan Teluk Bayur oleh PT. Pelindo II (Persero) ditinjau dari Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Studi Putusan Nomor : 01/PDT.KPPU/2013/PN.JK

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 baik sebelum dan sesudah amandemen konstitusitahun 2002, menginstruksikan bahwa perekonomian Indonesia disusun serta berorientasi pada ekonomi kerakyatan. 1 Dimana tujuan pembangunan ekonomi adalah berdasarkan demokrasi yang bersifat kerakyatan dengan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia melalui pendekatan kesejahteraan dan mekanisme pasar. 2 Berbagai masalah telah dihadapi oleh Negara dalam menyusun laju perekonomian nasional.Dalam GBHN 3 Hal ini terlihat secara eksplisit pada substansi beberapa Ketetapan MPR yaitu TAP MPR RI No IVMPR1973 pada bidang Pembangunan Ekonomi, TAP MPR RI No IVMPR1978 tentang Pembangunan Ekonomi sub bidang Usaha Swasta dan Usaha Golongan Ekonomi lemah, TAP MPR RI No IIMPR1983 tentang GBHN pada bidang Pembangunan Ekonomi sub bidang Usaha Nasional, serta TAP MPR RI No IIMPR tentang GBHN pada bidang pembangunan Ekonomi sub bidang Usaha Nasional. Ketentuan di atas mengatur bahwa untuk mencapai tujuan perekonomian nasional, maka haruslah melalui pemberian yang disusun sejak tahun 1973 sampai tahun 1998, memberikan landasan normatif yang jelas mengenai peran serta pemerintah untuk mencegah terjadinya praktik persaingan usaha yang tidak sehat. 1 Ningrum Natasya Sirait, Hukum Persaingan di Indonesia Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, selanjutnya disebut Ningrum Natasya Sirait I, Medan: Pustaka Bangsa Press, 2010, hlm. 1. 2 Ibid. 3 TAP MPR Nomor IVMPR1973 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara. Universitas Sumatera Utara persamaan kesempatan berusaha bagi setiap pelaku usaha baik besar maupun kecil. 4 Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya krisis ekonomi adalah pada kenyataannya pemerintah Indonesia selama ini dikenal tidak memiliki kebijakan kompetisi yang jelas.Dalam kurun waktu 30 tahun terakhir beberapa pelaku usaha telah melakukan perbuatan yang jelas bertentangan dengan prinsip persaingan usaha yang tidak sehat. Pada saat yang sama pelaku usaha juga tidak pernah diperkenalkan dengan budaya persaingan yang sehat padahal persaingan usaha itu sendiri secara alamiah melekat pada dunia usaha. Namun pada praktiknya walaupun telah ditetapkan tentang tugas-tugas Negara seperti yang telah disebutkan di atas, Negara kerap menghadapi permasalahan tentang persaingan usaha ini.Kuatnya pengaruh rezim orde baru membuat Indonesia malah semakin jatuh hingga sampai pada puncaknya krisis moneter di tahun 1998. 5 Para ekonom memberikan argumentasi bahwa persaingan jelas akan mengakibatkan harga menjadi lebih kompetitif dan membuat pelaku usaha terpacu melakukan inovasi dan terobosan baru dalam produknya. Di samping itu para pelaku usaha berupaya menggunakan sumber daya dengan efisien, termasuk dalam menetapkan biaya produksi sehingga pada akhirnya proses persaingan akan Fenomena persaingan sejatinya muncul secara alamiah di antara para pelaku bisnis di dunia usaha. Persaingan memang timbul secara natural demi untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari masyarakat.Pertanyaannya adalah apakah para pelaku usaha itu bersaing secara sehat atau tidak. 4 Ningrum Natasya Sirait I, op.cit.,hlm.2. 5 Ibid hlm 5. Universitas Sumatera Utara menghasilkan produk yang variatif dengan harga bersaing yang pada akhirnya akan menguntungkan produsen maupun konsumen. 6 Negara memainkan peranan penting untuk menyusun laju perekonomian nasional. 7 Dan sudah menjadi kewajiban Negara untuk mengimplementasikan Pasal 33 UUD 1945 8 dengan membentuk struktur ekonomi nasional yang berdasarkan Demokrasi Ekonomi 9 Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia, terletak di garis khatulistiwa, berada di antara benua Asia dan Australia serta diapit oleh 2 samudera yaitu Samudera Pasifik dan Hindia.Negara Indonesia terdiri atas 17.508 pulau, karenanya Indonesia disebut sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia. , dengan tujuan utama untuk mensejahterakan kehidupan bangsa. 10 6 Ningrum Natasya Sirait I, op.cit.,hlm.16. 7 Ibid hlm.1. 8 Pasal 33 UUD 1945 menyatakan bahwa: Posisi Negara Indonesia yang sangat strategis ini menempatkan Indonesia sebagai jalur pelayaran dan perdagangan dunia, sehingga Indonesia membutuhkan sarana dan prasarana yang baik untuk mendukung kegiatan pelayaran dan perdagangan tersebut.Untuk mencapai tujuan tersebut, maka hal yang sangat penting dilakukan oleh Indonesia adalah menciptakan perangkat-perangkat yang dapat mendayagunakan letak yang sangat strategis tersebut.Salah satunya ialah pelabuhan sebagai Prasarana dalam industri maritim dan juga sebagai pusat perdagangan antar Negara. a. perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan; b. cabang—cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara; dan c. bumi, air, dan kekayaan alam lainnya dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia 9 Rachmadi Usman, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004, hlm. 11. 10 Portal Nasional Republik Indonesia, Geografi Indonesia, indonesia.go.id, diakses pada tanggal 14 Januari 2016. Universitas Sumatera Utara Pelabuhan menjadi salah satu komponen utama dalam sistem transportasi laut, sebagai tempat kapal berlabuh dan bersandar, sebagai tempat naik dan turun penumpang, serta untuk kegiatan bongkar muat barang.Oleh karenanya, pelabuhan mempunyai peran yang sangat penting dalam industri maritim, karena dapat memberikan sumbangan terhadap pembangunan Negara melalui perdagangan antar Negara.Sejarah perkembangan Pelabuhan di Indonesia dimulai dari Pelabuhan Sunda Kelapa yang masih ada hingga saat ini, namun fasilitasnya sangat terbatas dan masih menggunakan tenaga manusia, sehingga masih sangat rawan kecelakaan.Seiring perjalanan waktu, dibentuklah salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN 11 11 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, “BUMN adalah Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.” yang bergerak di bidang jasa Kepelabuhanan, yaitu PT. Pelabuhan Indonesia Persero atau yang disingkat dengan Pelindo. Kemudian melalui Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1983 tentang Perusahaan Umum Pelabuhan, nama Perusahaan Pelabuhan yang sebelumnya disebut Perum Pelabuhan Indonesia ini diubah menjadi PT. Persero Pelabuhan Indonesia I sampai IV dan berlaku sampai saat ini.PT. Pelindo II mencakup 10 provinsi dan mengelola 12 perusahaan, salah satunya yaitu Pelabuhan Teluk Bayur di Provinsi Sumatera Barat.Pelabuhan di Teluk Bayur ini merupakan Pelabuhan yang paling sibuk di Sumatera Barat, dengan waktu tunggu kapal 15- 20 hari. Namun per bulan April 2013, telah diresmikan pengoperasian peti kemas PT. Pelindo II Persero yang mampu mengatasi masalah tersebut, dan kini tidak lagi pernah terjadi penumpukan barang di pelabuhan. Universitas Sumatera Utara Ini menjadi salah satu keunggulan PT. Pelindo II Persero, yang pada praktiknya di lapangan dianggap menjadi “musuh” bagi Perusahan Bongkar Muat PBM swasta lainnya. 12 Pasal 15 ayat 2 UU Nomor 51999menyatakan bahwa Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu harus bersedia membeli barang dan atau jasa dari pelaku usaha pemasok. Pasal 15 ayat 2 dikenal juga dengan namaTying agreement, dimana pelaku usaha melakukan perluasan usahanya secara monopoli pada hasil produksi yang pertama kali dijual dan hasil produksi selanjutnya dipaksakan harus dibeli oleh konsumen. Kekuatan monopoli yang dimiliki pelaku usaha yang memproduksi sekaligus yang dijual dan wajib dibeli dapat mengganggu kesempatan pelaku usaha untuk bersaing sehat. Di sisi PT. Pelindo II Persero cabang Teluk Bayur yang merupakan salah satu BUMN yang bergerak di bidang pelayaran kemudian terseret dalam kasus Persaingan Usaha.Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU melihat adanya praktik kecurangan dan persaingan usaha tidak sehat antara PT. Pelindo II Persero dengan pelaku usaha lainnya di Pelabuhan Teluk Bayur.Atas inisiatif dari KPPU sendiri, kasus ini kemudian ditindaklanjuti dan didaftarkan dengan Nomor perkara 02KPPU-I2013 tentang adanya pelanggaran Pasal 15 ayat 2 dan Pasal 19 huruf a dan b Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat selanjutnya disebut UU Nomor 51999. 12 Sejarah Pelabuhan Indonesia II, http;wikipedia.orgwikiPelabuhan_Indonesia_II, diakses pada tanggal 15 Januari 2016. Universitas Sumatera Utara lain, tying agreement membuat konsumen tidak bebas memilih mana barang yang sebenarnya dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. 13 1. menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan; atau Pasal 19 UU Nomor 51999 adalah sejalan dengan pasal 15, karena pasal 19 huruf a dan b berbunyi Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, berupa : 2. menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu. Perusahaan Bongkar Muat PBM 14 lainnya yang dibawahi oleh Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia APBMI 15 13 Perjanjian Tertutup dan Perjanjian dengan Pihak luar Negeri dalam Praktik Larangan Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang berada dalam pasar bersangkutan dengan PT. Pelindo II Persero merasa telah dicurangi dengan dinaikkannya tarif bongkar muat di Pelabuhan Teluk Bayur secara sepihak oleh PT. PELINDO II Persero. PBM lainnya merasa hal yang dilakukan oleh PT. Pelindo II Persero tersebut adalah tanpa persetujuan dari Pemerintah.Melalui putusan yang dibacakan pada tanggal 4 November 2013, Majelis Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU yang menangani perkara ini menjatuhkan http:mariotedja.blogspot.co.id201304perjanjian- tertutup.htm, diakses pada tanggal 16 Januari 2016. 14 Pasal 1 angka 11 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Muat barang dari dan ke kapal, ”Perusahaan Bongkar Muat PBM adalah Badan Usaha yang melakukan kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal di pelabuhan.” 15 Pasal 1 angka 17 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Muat barang dari dan ke kapal, ”Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat adalah Wadah perusahaan bongkar muat di pelabuhan.setempat”. Universitas Sumatera Utara putusan diantaranyayakni memerintahkan PT. PELINDO II Persero untuk membayar denda sebesar Rp4.775.377.781,00 empat milyar tujuh ratus tujuh puluh lima juta tiga ratus tujuh puluh tujuh ribu tujuh ratus delapan puluh satu rupiah, yang harus disetorkan ke kas Negara. 16 PT. Pelindo II Perseroyang merasa tidak melakukan sedikitpun praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang telah dituduhkan kepadanya 17 16 Terkait Jasa Bongkar Muat, KPPU hukum PT. Pelindo II Persero, selanjutnya mengajukan permohonan keberatannya ke Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada tanggal 16 Desember 2013. Usaha naik banding ini kemudian telah diperiksa dan diputus dengan nomor putusan : 01 PDT.KPPU2013PN.JKT.UT.Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara akhirnya menjatuhkan putusan yang pada pokoknya menyatakan mengabulkan permohonan Pemohon Keberatan, dalam hal ini adalah PT. Pelindo II Persero serta membatalkan putusan termohon keberatan, dalam hal ini adalah KPPU dengan Nomor : 02KPPU-I2013 tanggal 4 November 2013.Kasus ini cukup menarik di tengah-tengah masyarakat dan menjadi topik yang sayang untuk tidak dibahas. Bukti-bukti yang telah diajukan kedua pihak baik PT. Pelindo II Persero maupun KPPU sendiri serta hal-hal yang menjadi pertimbangan Majelis Hakim yang memutus perkara ini telah membalikkan posisi PT. Pelindo II Persero yang sebelumnya dinyatakan bersalah oleh KPPU menjadi diputus bebas oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara. www.kppu.go.ididblog201311terkait-jasa-bongkar-muat-kppu-hukum-pt-pelindo-ii, diakses pada tanggal 15 Januari 2016. 17 Heru Febrianto, Pelindo II akan ajukan banding kasus monopoli Teluk Bayur, http:ekbis.sindonews.comread80204234pelindo-ii-akan-ajukan-banding-kasus-monopoli- teluk-bayur-1383635575, diakses pada tanggal 17Januari 2016. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan latar belakang di atas, maka diangkatlah topik ini dan menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul : “Praktik Jasa Bongkar Muat di Pelabuhan Teluk Bayur oleh PT. Pelindo II Persero ditinjau dari Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat studi putusan nomor : 01PDT.KPPU2013PN.JKT.UT.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Hubungan Induk Perusahaan Dan Anak Perusahaan Dalam Kaitannya Dengan Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Indonesia Menurut Uu No. 5 Tahun 1999

5 100 133

Perjanjian Pelaku Usaha Dengan Pihak Luar Negeri yang Bertentang Dengan Undang-Undang nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Prektik Monopoli Persaingan Usaha Tidak Sehat

2 69 130

Perjanjian Kartel Industri Minyak Goreng Sawit di Indonesia Sebagai Pelanggaran Undang-Undang No.5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Studi Putusan KPPU Nomor 24/KPPU-I/2009)

3 59 116

Peranan Notaris Dalam Persekongkolan Tender Barang/Jasa Pemerintah Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

6 47 130

Posisi Dominan Yang Dapat Mengakibatkan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Studi Kasus Putusan KPPU No. 02 / KPPU-L / 2005 Tentang Carrefour)

1 64 189

Analisis Terhadap Pengecualian Penerapan Undang-Undang No. 5 TAHUN 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Terhadap Perjanjian Yang Berkaitan Dengan Waralaba (Studi terhadap Perjanjian Kerjasama Yayasan Pendidikan Oxford

0 72 150

Persekongkolan Tender Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 (Studi Kasus RSU Kota Pematang Siantar)

2 83 190

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Induk Perusahaan Dan Anak Perusahaan Dalam Kaitannya Dengan Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Indonesia Menurut Uu No. 5 Tahun 1999

0 0 18

Hubungan Induk Perusahaan Dan Anak Perusahaan Dalam Kaitannya Dengan Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Indonesia Menurut Uu No. 5 Tahun 1999

0 0 11

Tinjauan Yuridis Terhadap Divestasi Kapal Tanker VLCC PT.Pertamina Menurut UU No.5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

0 1 160