BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik 3 kesimpulan sebagai berikut:
1. Hukum mengartikan monopoli sebagai suatu penguasaan atas produksi dan
pemasaran barang atau atas penggunaan jasa tertentu oleh 1 satu pelaku usaha atau 1satu kelompok pelaku usaha. Pada tanggal 5 Maret 1999 di
Jakarta, UU Nomor 51999disahkan oleh Presiden Republik Indonesia dengan nama Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.Asas dari UU Nomor 51999dapat ditemukan dalam Pasal 2, yang berbunyi:
“Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum.” Dimana asas ini sejalan dengan ketentuan dalam Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi
:“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”
2. Penguasaan Pasar dan Perjanjian Tertutup adalah salah satu bentuk Perjanjian
dan Kegiatan yang dilarang dalam UU Nomor 51999. Penguasaan pasar diatur dalam Pasal 19UU Nomor 51999, dan yang jadi fokus dalam penulisan
skripsi ini adalah huruf a dan b, yang berbunyi :
Universitas Sumatera Utara
Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa: a.
menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan; atau
b. menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk
tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu. Selanjutnya pasal yang dikenakan adalah Pasal 15 ayat 2 yang berbunyi:
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu harus
bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok. 3.
Dari hasil analisis penulis yang berpedoman pada UU Nomor 51999, maka penulis berkesimpulan bahwa penulis tidak sependapat dengan putusan yang
dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan dengan pertimbangan- pertimbangan yang disampaikan Majelis Hakim. Bahwa walaupun
berdasarkan bukti-bukti yang telah disampaikan dan alasan pembenaran PT. Pelindo II Persero yaitu Pasal 50 huruf a UU Nomor 51999, adalah tetap
PT. Pelindo II Persero dinyatakan bersalah, karena Pasal yang dijatuhkan kepada PT. Pelindo II Persero adalah harus menggunakan Pendekatan Per se
Illegal, yang dimana bukti-bukti dan pertimbangan-pertimbangan lainnya tidak diperlukan lagi. Karena dalam pendekatan ini, tidak lagi
dipertimbangkan apakah dampak dari tindakan atau perjanjian tersebut. Bahwa Pasal yang seharusnya dianalisis dengan pendekatan per se illegal
Universitas Sumatera Utara
,maka harus diperlakukan secara per se, tidak dikaburkan lagi dengan berbagai pertimbangan lainnya menjadi rule of reason, karena mengkaburkan
hal tersebut hanya akan menciptakan ketidakpastian hukum atas UU Nomor 51999.
B. Saran