2. Secara praktis
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi salah satu media baca ataupun sebagai bahan kajian bagi para kalangan akademisi maupun para pelaku
usaha di bidang ekonomi yang bergerak ataupun berkaitan dengan bidang Persaingan Usaha, guna terjaganya persaingan dan terciptanya kondisi persaingan
usaha yang sehat di dalam dunia usaha ataupun perekonomian negara, khususnya tentang Perjanjian Tertutup dan Praktik Penguasaan Pasar yang dilarang oleh
Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
D. Keaslian Penulisan
Sebelum melakukan penulisan skripsiyang berjudul “Praktik jasa bongkar muat di Pelabuhan Teluk Bayur oleh PT. Pelindo II Persero ditinjau dari
Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat studi putusan nomor :
01PDT.KPPU2013PN.JKT.UT” ini, maka terlebih dahulu telah dilakukan penelurusan terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara. Hal ini dibenarkan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Perpustakaan Universitas cabang Fakultas Hukum melalui
surat tertanggal 16 September 2015 yang menyatakan bahwa “tidak ada judul yang sama”.
Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah murni hasil pemikiran yang didasarkan pada pengertian, teori–teori, dan aturan hukum yang berlaku dan
Universitas Sumatera Utara
diperoleh dari referensi buku, media elektronik, dan bantuan dari beberapa pihak, dalam rangka memenuhi tugas akhir dan memenuhi syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Apabila di kemudian hari terdapat judul yang sama atau sudah pernah ditulis, maka penulis
bertanggung jawab sepenuhnya. Adapun judul tulisan yang memiliki sedikit kesamaan dengan tulisan ini
adalah: Nama : Fitria T.
NIM : 970200033 Judul : Aspek Hukum Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat dalam dunia usaha menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
Tahun : 2002 Permasalahan :
1. Apakah sebenarnya praktik monopoli itu?
2. Sejauh manakah larangan praktik monopoli dan persainga usaha tidak
sehat itu dilakukan di Indonesia? 3.
Bagaimana pula larangan praktik monopoli dan persainga usaha utu bila dilihat dari aspek hukumnya, khususnya Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1999?
Universitas Sumatera Utara
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Perjanjian
Perjanjian adalah Suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama apapun,
baik tertulis maupun tidak tertulis.
18
Syarat sah suatu Perjanjian adalah sebagai berikut:
19
a. Adanya persetujuan kehendal antara pihak-pihak yang memuat perjanjian.
b. Kecakapan para pihak untuk membuat suatu perjanjian.
c. Adanya suatu hal tertentu.
d. Adanya sebabcausa yang halal.
Unsur-unsur yang harus terdapat dalam suatu perjanjian yaitu:
20
a. pihak-pihak yang melakukan perjanjian, pihak-pihak yang dimaksud
adalah subjek perjanjian; b.
consensus antar para pihak; c.
objek perjanjian; d.
tujuan dilakukannya perjanjian yang bersifat kebendaan atau harta kekayaan yang dapat dinilai dengan uang;
e. bentuk perjanjian yang dapat berupa lisan maupun tulisan.
Pengertian dari Perjanjian Tertutup sendiri tidak disebutkan secara langsung dalam UU No 51999, namun dapat disimpulkan melalui pasal 15 angka
1, bahwa perjanjian tertutup adalah perjanjian yang memuat persyaratan bahwa
18
Pasal 1 angka 7, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
19
Pasal 1320 KUHPerdata.
20
Syarat dan unsur Perjanjian, http:sangkoeono.blogspot.co.id201501-syarat-syarat- perjanjian-dan-unsur.html, diakses pada tanggal 20 Januari 2016.
Universitas Sumatera Utara
pihak yang menerima barang danatau jasa hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang danatau jasa tersebut kepada pihak tertentu danatau
pada tempat tertentu. Dan pada pasal 15 angka 2, pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang
menerima barang dan atau jasa tertentu harus bersedia membeli barang dan atau jasa dari pelaku usaha pemasok.
21
2. Penguasaan pasar
Pasal 19 UU No 51999 melarang kegiatan pelaku usaha yang bertujuan melakukan penguasaan pasar dengan cara menghambat atau bertentangan dengan
prinsip persaingan usaha yang sehat. Ruang lingkup larangan kegiatan yang diatur dalam pasal 19 mencakup kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dengan
pelaku usaha lain, yang mengarah pada terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
22
Pasal 19 UU No 51999 menyatakan bahwa:
23
a. menolak danatau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan
kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan; atau “Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri
maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat berupa :
b. menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk
tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu; atau
c. membatas peredaran dan atau penjualan barang danatau jasapada pasar
bersangkutan; atau d.
melakukan praktik diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu”
21
Pasal 15 angka 1 dan 2, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
22
Draft Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, hlm. 7.
23
Pasal 19, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Universitas Sumatera Utara
Dari sudut pandang ekonomi, kegiatan penguasaan pasar market power diartikan sebagai kemampuan pelaku usaha, dalam mempengaruhi pembentukan
harga, atau kuantitas produksiatau aspek lainnyadalam sebuah pasar.Aspek lainnya tersebut dapat berupa, namun tidak terbatas pada pemasaran, pembelian,
distribusi, penggunaan, atau akses atas barang atau jasa tertentu di pasar bersangkutan.Kegiatan ini dapat dilakukan sendiri oleh satu pelaku usaha atau
secara bersama-sama dengan pelaku usaha lainnya, dan dapat terdiri dari satu atau beberapa kegiatan sekaligus.
24
3. Bongkar muat dan perusahaan bongkar muat
Menurut pasal 1 angka 6 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan
Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal, usaha bongkar muat adalah kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang bongkar muat barang dari dan ke kapal di
pelabuhan yang meliputi kegiatan stevedoring, cargodoring, dan
receivingdelivery.
25
Cargodoring adalah pekerjaan melepaskan barang dari talijala-jala ex tackle di dermaga dan mengangkut dari dermaga ke gudanglapangan
penumpukan barang atau sebaliknya.Receiving Delivery adalah pekerjaan Stevedoring adalah pekerjaan membongkar barang dari kapal
ke dermagatongkangtruk atau memuat barang dari dermagatongkangtruk ke dalam kapal sampai dengan tersusun dalam palka kapal dengan menggunakan
derek kapal atau derek darat.
24
Draft Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, hlm. 14.
25
Pasal 1 angka 6 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal.
Universitas Sumatera Utara
memindahkan barang dari timbunantempat penumpukan dan menyerahkan sampai tersusun di atas kendaraan di pintu gudanglapangan penumpukan atau
sebaliknya.
26
F. Metode Penulisan