Cuplikan halaman 127 Cuplikan halaman 127

1. Cuplikan halaman 127

........ “Aku cemas sekali. Apa yang terjadi padamu?” “Aku... eh... e..” Itchan mengambil alih. “Maaf, Shoko aku gagal total.” “Kau bangkrut karena berjudi kan?” tanyaku. “Mmm. Ya aku tak sabar.” “Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang?” “Segalanya akan beres,” Itchan meyakinkanku. Aku menghela napas dan memijit-mijit keningku. “Maki-chan mari pulang bersamaku.” “Kenapa Tidak?” “Tidak Aku tidak akan meninggalkan Itchan.” “Maaf Shoko, aku tidak bisa.” Analisis: Dari cuplikan diatas terlihat adanya komunikasi antara Shoko dan kakaknya Maki. Dari komunikasi tersebut terlihat bahwa adanya keinginan Shoko untuk membawa kakaknya untuk ikut bersamanya. Tetapi Maki tidak ingin meninggalkan Itchan. Shoko yang tidak menyukai sifat Itchan yang penjudi, Universitas Sumatera Utara memaksa Maki untuk tinggal bersamanya. Tapi Maki tetap tidak ingin meninggalkan suaminya walaupun suaminya adalah seorang penjudi. Jika dilihat dari nilai Bushido, sikap Maki termasuk dalam nilai Chungi kesetiaan pada pemimpin. Chungi merupakan etika Samurai yang berkaitan dengan kesetiaan pada pimpinan. Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Kesetiaan dilakukan untuk menjaga nama baik dan kehormatan pimpinan, atasan dan juga nama baiknya sendiri. Cuplikan diatas juga mengandung nilai pragmatik kasih sayang, terlihat dari sikap Shoko yang mengajak Maki untuk pulang bersamanya, Shoko tidak ingin kakaknya tinggal bersama laki-laki yang penjudi dan menambah kesengsaraan hidup kakaknya. Nilai pendidikan yang diajarkan Tokoh Maki adalah dalam kehidupan kalau kita sudah membuat satu keputusan, kita harus berani menerima konsekuensi baik buruk dari keputusan kita itu.

2. Cuplikan halaman 127

...........“He, ada kejadian apa disini?” teriak Taka dari dalam. Darah memercik di dinding dan kamar berantakan. “Sungguh, tak ada apa-apa”, jawabku. Taka memandangku sekilas, dan wajahnya menunjukkan luapan amarah. “Ito, iya kan?” Universitas Sumatera Utara Ia melangkah ke lemari dinding tempat ia menyimpan revolverkaliber 38 miliknya lalu melangkah ke pintu. “Taka kau akan kemana dengan barang itu? Sabarlah Kumohon sabarlah” “Diam” Aku lari ke pesawat telepon dan menghubungi anggota senior gengnya. “Tolong hentikan Taka, ia akan membunuh Ito.” “Shoko? Apa yang terjadi? Tenanglah aku sama sekali tak paham.” Aku menyampaikan seringkas mungkin. Aku panik. Gelap sudah turun ketika ia kembali dengan tangan perban membebat tangan kirinya. “Taka” “Kau menelpon bosku, kan? Aku tahu apa artinya itu dalam dunia yakuza. mataku berpindah ketangan kirinya. Aku tahu kini dari mana darah dari perban itu berasal. Ia memotong jari kelingkingnya. Ia mengatakan agar aku tidak bertindak bodoh dalam urusan perempuan, tetapi bagaimana aku bisa tenang jika aku tidak melakukannya? Maka, kuhantam jadi bubur si anjing Ito, dan ku bilang pada bos aku keluar.” “Ya Tuhan” Analisis : Universitas Sumatera Utara Dari cuplikan diatas terlihat adanya komunikasi antara Shoko dengan suaminya, Taka. Dalam komunikasi tersebut, Taka sangat marah kepada Ito, lelaki yang membuat Shoko babak belur. Dalam cuplikan tersebut Taka adalah orang yang penyayang dan berani. Terlihat dari sikap Taka yang menyayangi Shoko dengan cara melindungi Shoko tanpa melihat dampak buruk yang akan terjadi pada dirinya sendiri. Sikap Taka mengandung nilai Gi dalam moral Bushido. Yaitu etika samurai yang berkaitan dengan kemampuan untuk memecahkan masalah dan keputusan yang tepat berdasarkan pada alasan-alasan yang rasional sehingga hasil yang diperoleh merupakan sesuatu ketetapan yang adil. Gi merupakan sikap mental yang terkait dengan pikiran, perkataan dan perbuatan dalam menegakkan kejujuran dan kebenaran. Terlihat dari sikap Taka yang mengambil keputusan keluar dari Yakuza. Keputusan yang sulit antara Organisasi yang selama ini membesarkan namanya dan Shoko, wanita yang dicintainya. Jika dilihat dari nilai Bushido, Sifat Taka termasuk dalam nilai Yu. Yu adalah sifat samurai yang berani dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan. Keberanian sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercaya meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan. “Seseorang yang batinnya memang pemberani akan menunjukkan loyalitas dan kasih sayang pada majikannya dan orang tuanya. Mereka juga mempunyai sikap kesabaran, sikap toleran serta menghargai apa saja” Kode Bushido. Terlihat dari perlakuan Taka yang menghargai Shoko sebagai orang yang disayangnya, melindungi Shoko dengan cara mencoba membunuh Ito dan berakhir keluar dari organisasi yakuzanya. Universitas Sumatera Utara Nilai pendidikan yang diajarkan melalui tokoh Taka adalah dalam kehidupan kalau kita sudah membuat satu keputusan, kita harus berani menerima dan menghadapi konsekuensi baik buruk dari keputusan kita itu. Universitas Sumatera Utara BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Novel “Yakuza Moon” merupakan sebuah novel otobiografi dari Shoko Tendo yang menceritakan kembali tentang pengalamannya ketika Shoko mengalami masa-masa sulit kehidupan dan berjuang untuk menemukan kehidupan yang lebih baik. Dalam novel “Yakuza Moon” terdapat beberapa nilai Bushido. Nilai Bushido adalah jalan ksatria atau jalan terhormat yang harus ditempuh seorang Samurai dalam pengabdiannya. Nilai Bushido yang terdapat dalam novel “Yakuza Moon” adalah : - Gi Keadilan : Kemampuan untuk memecahkan masalah dan keputusan yang tepat berdasarkan alasan-alasan yang rasional sehingga hasil diperoleh merupakan sesuatu ketetapan yang adil. Keselarasan antara pikiran, perkataan dan perbuatan dalam menegakkan kejujuran dan kebenaran. - Yu Keberanian : Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap demi prinsip kebenaran yang dipercaya meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan. - Jin Murah Hati : Kebajikan Jin merupakan gabungan antara kasih sayang dan kemurahan hati. Mencintai sesama dan simpati. 53 Universitas Sumatera Utara