BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran
kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam
bentuk tulisan http:pelitaku.sabda.orgpemahaman_tentang_karya_sastra. Sastra lahir oleh
dorongan manusia untuk mengungkapkan diri, tentang masalah manusia, kemanusiaan dan semesta Semi dalam Siswanto 2008:67. Pengungkapan diri
yang dituangkan oleh pengarang melalui sebuah karya sastra bisa saja merupakan pengalaman yang benar–benar terjadi pada diri sastrawan. Karena sastrawan
menganggap pengalamannya tersebut dapat berguna bagi penikmat sastra. Bahasa merupakan media yang sangat penting untuk berkomunikasi dalam
kehidupan sehari–hari. Dengan bahasa, sastra dapat diungkapkan dengan banyak cara. Dalam dunia kesustraan, karya sastra dapat dibedakan dalam bentuk dan
jenis yang berbeda–beda. Seperti misalnya drama, puisi, roman, prosa dan sebagainya.
Pada penelitian ini, penulis membahas suatu bentuk karya sastra dari jenis prosa yaitu novel. Novel merupakan bentuk prosa rekaan yang lebih pendek dari
pada roman. Novel adalah karangan dalam bentuk prosa tentang peristiwa yang
1
Universitas Sumatera Utara
menyangkut kehidupan manusia seperti yang dialami orang dalam kehidupan sehari, tentang suka duka, kasih dan benci, tentang watak dan jiwanya dan
sebagainya. Badudu dan Zain dalam Furqonul dan Abdul, 2010:2. Pada umumnya, setiap karya sastra memiliki dua unsur yang berpengaruh
dalam membangun karya sastra tersebut, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Yang dimaksud dengan unsur intrinsik adalah unsur–unsur yang membangun
karya sastra itu sendiri atau unsur–unsur yang secara langsung membangun cerita. Unsur–unsur yang dimaksud misalnya, tema, plot, latar, penokohan, sudut
pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain–lain. Sedangkan yang dimaksud ekstrinsik adalah unsur–unsur yang berada
diluar karya sastra itu, tapi secara tidak langsung mempengaruhi karya sastra tersebut atau dapat dikatakan sebagai unsur–unsur yang mempengaruhi bangun
cerita sebuah karya sastra, namun tidak ikut menjadi bagian didalamnya. Unsur– unsur ekstrinsik tersebut adalah kebudayaan, sosial, psikologis, ekonomi, politik,
agama dan lain–lain yang mempengaruhi pengarang dalam karya yang ditulisnya. Penulis membahas novel yang berjudul “Yakuza Moon” karya Shoko
Tendo menggunakan sudut pandang pragmatik. Menurut Pradopo dalam Wiyatmi, 2006: 85 pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang
karya sastra sebagai sarana menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan politik, pendidikan, moral,
agama, maupun tujuan yang lain. Dalam praktiknya, pendekatan ini cenderung menilai karya sastra menurut keberhasilannya dalam mencapai tujuan tertentu
bagi pembacanya http:bambuberderit.wordpress.com20110616sastra-
Universitas Sumatera Utara
sebagai-sarana-refleksi-diri-arifin-m-z diakses tanggal 16 Maret 2014. Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan pendekatan pragmatik bersifat
mendidik dalam hal moral. Nilai pendidikan merupakan batasan segala sesuatu yang mendidik kearah
kedewasaan, bersifat baik maupun buruk sehingga berguna bagi kehidupannya yangdiperolehmelalui proses pendidikan. Secara umum moral menyaran pada
pengertian tentang ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya KBBI dalam Nurgiyantoro 1995:321. Moral
dalam karya sastra biasanya menceritakan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai nilai kebenaran, dan hal itu lah yang
ingin disampaikan ke pembaca. Nilai-nilai Jepang terbentuk karena lingkungan geografis, budaya, agama
serta unsur-unsur lainnya. Nilai budaya yang sudah berakar, mempengaruhi pola pikir dan pandangan hidup masyarakat Jepang dalam perjuangan hidupnya dari
dulu sampai sekarang. Semangat juang yang tinggi ini dikenal dengan moral Bushido. Bushido berasal dari kata “bu” artinya beladiri, “shi” artinya Samurai
orang dan “do” artinya jalan. Secara sederhana bushido berarti jalan terhormat yang harus ditempuh seorang Samurai dalam pengabdiannya Benedict,
1982:335. Dalam etika Bushido terkandung ajaran-ajaran moral yang tinggi terkait dengan tanggung jawab, kesetiaan, sopan santun, tata krama, disiplin,
kerelaan berkorban, pengabdian, kerja keras, kebersihan, hemat, kesabaran, ketajaman, berpikir, kesederhanaan, kesehatan jasmani, dan rohani, kejujuran,
pengendalian diri.
Universitas Sumatera Utara
http:ejournal.undip.ac.idindex.phpizumiarticledownload62325266 Berdasarkan uraian diatas Yakuza Moon adalah novel otobiografi dari
Shoko Tendo. Biografi adalah berisi tentang untaian hidup sastrawan, perkembangan moral, mental dan intelektual Wellek dan Warmen, dalam
Siswanto, 2008:2. Novel Yakuza Moon menceritakan kisah hidup nyata dari anak perempuan yang berasal dari keluarga Yakuza. Shoko Tendo adalah putri seorang
pimpinan Yakuza. Shoko Lahir dari keluarga yang kaya, keluarga yang bahagia dan disegani oleh anggota Yakuza lainnya. Namun, masalah mulai datang saat
kakek dan nenek Shoko meninggal dunia. Timbul masalah keluarga karena HiroyashuAyah Shoko dengan saudara-saudaranya bertengkar untuk saling
memperebutkan harta peninggalan orang tua mereka yang sudah meninggal. Ayah Shoko terlilit perkara dan akhirnya ia dijebloskan ke penjara. Hal itu
membuat isteri dan anak-anak Hiroyashu terkena imbasnya. Para tetangga, bahkan guru mengolok-olok mereka dengan perkataan kasar karena masalah
Hiroyashu ini dan status Hiroyashu sebagai kepala gangster Yakuza. Selepas ayahnya bebas dari penjara, masalah pun belum rampung. Setiap hari Ayah Shoko
datang ke bar dan pulang dalam keadaan mabuk bersama dengan para wanita penghibur. Jika merasa gundah, Ayah Shoko akan meraung sekeras-kerasnya dan
membantingi apa saja yang ada di rumah. Melihat kehidupan keluarganya yang menjadi seperti itu, Shoko menjadi
Yanki sebutan untuk anak liar yang mengecat putih rambutnya dan kebut kebutan mobil. Ia mengikuti jejak kakaknya yang terlebih dahulu, Maki. Sejak saat itu,
kehidupan Shoko pun berubah menjadi anak nakal.
Universitas Sumatera Utara
Suatu hari Shoko masuk penjara akibat kenakalannya. Perilaku Shoko mulai mengalami perubahan setelah masuk rumah tahanan. Tak lama Shoko
keluar dari rumah tahanan, tiba–tiba ayahnya terserang penyakit TBC. Hal itu menyebabkan ekonomi keluarga Shoko memburuk. Ditambah lagi Ayah Shoko
menjadi penjamin seorang kenalan yang meninggalkan utang sangat besar. Bersamaan dengan hal itu bisnis mereka yang lain juga bangkrut dan mereka
terpaksa bekerja sama dengan para lintah darat. Pada usia remaja Shoko sudah mengenal narkoba, seks bebas, menjadi
gadis simpanan anggota yakuza, mendapatkan perlakuan yang kejam, penganiyaan secara fisik dan diperkosa. Setelah melewati masa remaja yang sulit,
Shoko beranjak dewasa dengan pola pikir yang dihadapinya. Shoko harus menjadi tulang punggung keluarga dan kakaknya Maki. Shoko bekerja siang-malam dan
bekerja sebagai apa saja agar bisa menyambung kehidupan di hari berikutnya. Namun dari keadaan yang seperti itulah, bisa membangkitkan rasa kasih sayang
antar keluarga yang kemudian terjalin erat kembali. Setelah membaca novel ini, yang merupakan kisah nyata dari kehidupan
penulis dengan memakai nama Shoko Tendo, penulis merasa tertarik untuk membahas nilai pragmatik. Penulis tertarik karena kemampuan tokoh utama untuk
menata kembali kehidupannya yang sudah berantakan dan semangat hidupnya di tengah-tengah permasalahan kehidupan keluarganya. Dalam novel ini
mengajarkan nilai keberanian, kasih sayang, kejujuran dan kesetian. Hal-hal yang telah diuraikan di ataslah yang melatar belakangi penulis
untuk menganalisis novel “Yakuza Moon” karya Shoko Tendo menggunakan
Universitas Sumatera Utara
pendekatan pragmatik dengan judul “Analisis Nilai Pragmatik dalam Novel “Yakuza Moon” karya Shoko Tendo”.
1.2 Perumusan Masalah