Sekilas Tentang Biografi Pengarang

Semiotik menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan merupakan tanda-tanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan- aturan dan konvensi yang memungkinkan tanda tersebut mempunyai arti. Tanda itu sendiri adalah sebagai sesuatu yang memiliki ciri khusus yang penting. Pertama, tanda harus dapat diamati, dalam arti tanda itu dapat ditangkap. Kedua, tanda harus menunjukkan pada sesuatu yang lain. Artinya bisa menggantikan mewakili dan menyajikan Endraswara 63:2013 Pragmatik sangat berhubungan dengan semiotik, karena hubunngan pragmatik merupakan hubungan makna dan pelambangan. Ia dipakai untuk mengkaji, misalnya, signifiant tertentu mengacu pada signifie tertentu, baris-baris kata dan kalimat tertentu mengungkapkan makna tertentu, peristiwa-peristiwa tertentu mengingatkan peristiwa-peristiwa yang lain, melambangkan gagasan tertentu, atau menggambarkan suasana kejiwaan tokoh Todorov dalam Nurgiyantoro, 1995: 47. Dengan demikian, uraian tentang kajian semiotik yang berupa notasi simbol-simbol kemudian dicoba untuk menjelaskan fungsi dan maknanya. Dalam hal ini, kajian semiotik ini penulis pergunakan untuk dapat menjelaskan makna dalam novel “Yakuza Moon”

2.4 Sekilas Tentang Biografi Pengarang

Shoko Tendo lahir tahun 1968 pada musim dingin di Toyonaka sebelah utara Osaka. Ayahnya bernama Hiroyashu dan ibunya bernama Satomi. Shoko anak ke tiga dari empat bersaudara. Kakak lelakinya, Daiki yang berbeda usia dua belas tahun darinya. Maki, kakak perempuannya yang hanya terpaut dua tahun Universitas Sumatera Utara lebih tua dari Shoko. Dan Natsuki adik perempuannya yang lima tahun lebih muda darinya. Shoko mendapatkan perlakuan yang tidak baik dilingkungan tempat tinggalnya karena status Shoko sebagai putri dari seorang bos Yakuza. Shoko, seorang putri dari pemimpin Gangster “Yakuza”, Memiliki kekayaan dan kekuasaan hingga mempunyai banyak aset bisnis. Disamping menjadi bos Yakuza, ayahnya menjalani tiga bisnis lainnya: kontraktor pekerjaan umum, perusahaan kontruksi bangunan dan perusahaan real estatet. Pada usia dua belas tahun Shoko terjerumus ke pergaulan yang salah, dia mengikuti jejak kakaknya yang terlebih dahulu menjadi seorang Yanki.Yanki adalah sebutan untuk anak liar yang mengecat putih rambutnya dan kebut-kebutan mobil atau motor dengan knalpot tanpa peredam suara. Shoko menghabiskan masa remajanya dalam pergaulan dunia obat-obatan keras dan seks. Hidupnya telah dipenuhi oleh kekerasan, kecanduan narkoba dan pemerkosaan Pada usia tujuh belas tahun Shoko bekerja disebuah bar kecil. Shoko menjalin hubungan dengan laki-laki beristri selama tiga tahun. Dan pada usia dua puluh tahun, Shoko menjadi hostest dan kembali menjalin hubungan dengan seorang Yakuza yang sudah memiliki istri. Shoko menjadi selingkuhan Yakuza dan diperlakukan dengan kasar. Karena kehidupan Shoko yang dijadikan wanita simpanan, Shoko menato seluruh tubuhnya dengan gambar Jigaku Dayu pelacur kelas atas di jaman Muromachi yang menjadi motivasinya untuk merubah kehidupan agar memberikan kekuatan mental dan kepercayaan diri untuk bangkit dari keterpurukan kehidupan yang telah ia jalani selama ini. Universitas Sumatera Utara Pada usia dua puluh dua tahun Shoko menikah dengan anggota Yakuza bernama Takamitsu. Mereka memulai kehidupannya dari bawah. Shoko kembali menjadi hostest dan Taka menjadi pegawai disebuah game center. Karena kesibukan masing- masing, Shoko dan Taka jarang bertemu. Shoko bekerja keras untuk membantu keluarganya, menyerahkan uang untuk Maki, kakakya dan uang untuk ayahnya berobat. Shoko tidak mau menjadi beban buat Taka, karena alasan tersebut Taka dan Shoko bercerai. Selama Shoko berpisah dari Taka, Shoko tetap menjadi hostest dan berada di peringkat pertama. Tetapi dia memutuskan untuk meninggalkan dunia hostest dan memutuskan untuk menjadi penulis. Tahun 2002, Shoko mulai mengerjakan buku Yakuza na Tsuki atau yang dikenal dengan Yakuza Moon dan selesai pada tahun 2004. Shoko menulis biografinya, Yakuza Moon “Memoar Seorang Putri Gangster Jepang”, yang telah terjual hampir 100.000 eksemplar saat itu. Dalam buku Yakuza Moon yang setebal 245 halaman dalam edisi terjemahan dia menceritakan kembali kisah hidupnya. Buku Yakuza Moon sudah diterjemahkan dalam enam belas bahasa. Diantaranya Indonesia, Inggris, Belanda, Italia, Rumania, Thailand. Sekarang Shoko tinggal dengan putri semata wayangnya dan menjadi seorang pengarang. Shoko menerbitkan novel barunya yang berkisah tentang seorang anggota yakuza yang mengabdi pada seorang ketua atau oyabun, namun akhirnya dikeluarkan, lalu bunuh diri. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah