Tabel 2.2 Stadium KNF
Stadium KNF
T Tumor primer
T0 Tidak tampak tumor
T1 Tumor terbatas pada satu batas saja
T2 Tumor terdapat pada dua lokasi atau lebih
tetapi masih terbatas pada rongga nasofaring
T3 Tumor telah keluar dari rongga nasofaring
T4 Tumor telah keluar dari nasofaring dan
telah masuk tulang tengkorak atau saraf saraf otak
Tx Tumor tidak jelas besarnya karena
pemeriksaan tidak lengkap REGIONAL LIMFE NODES N
N0 Tidak ada pembesaraan
N1 Terdapat pembesaraan tetapi homolateral
dan masih bisa digerakkan N2
Terdapat pembesaraan kontralateral bilateral dan masih dapat digerakkan
N3 Terdapat pembesaraan, baik homolateral,
kontralateral maupun bilateral yang sudah melekat pada jaringan sekitar
METASTASE JAUH M M0
Tidak ada metastase jauh M1
Metastase jauh -
Stadium I : T1 No dan Mo
- Stadium II
: T2 No dan Mo -
Stadium III : T1T2T3 dan N1 atau T3 dan No dan Mo
- Stadium IV
: T4 dan NoN1 dan Mo atau T1T2T3T4 dan N2N3 dan Mo atau T1T2T3T4 dan NoN1N3N4 dan M
2.8 Pengobatan Karsinoma Nasofaring.
Trafi kanker nasofaring terutama meliputi operasi, kemoterapi dan radioterafi. Kemoterapi sebagai terapi tambahan pada karsinoma nasofaring
ternyata dapat meningkatkan hasil terapi. Terutama diberikan pada stadium lanjut
Universitas Sumatera Utara
atau pada keadaan kambuh. Operasi, Tindakan
operasi pada penderita karsinoma nasofaring berupa diseksi leher radikal dan nasofaringektomi. Diseksi leher
dilakukan jika masih ada sisa kelenjar pasca radiasi atau adanya kekambuhan kelenjar dengan syarat bahwa tumor primer sudah dinyatakan bersih yang
dibuktikan dengan pemeriksaan radiologi dan serologi. Nasofaringektomi merupakan suatu operasi paliatif yang dilakukan pada kasus-kasus yang kambuh
atau adanya residu pada nasofaring yang tidak berhasil diterapi dengan cara lain. Radioterapi, sampai saat ini radioterapi masih memegang peranan penting
dalam penatalaksanaan karsinoma nasofaring Perez C.A, 2004. Penatalaksanaan
pertama untuk karsinoma nasofaring adalah radioterapi dengan atau tanpa kemoterapi. Radioterapi adalah metode pengobatan penyakit-penyakit maligna
dengan menggunakan sinar pengion, bertujuan untuk mematikan sel-sel tumor sebanyak mungkin dan memelihara jaringan sehat di sekitar tumor agar tidak
menderita kerusakan terlalu berat. Karsinoma nasofaring bersifat radioresponsif sehingga radioterapi tetap
merupakan terapi terpenting Gunadi dan Amriatun, 1996. Strategi pengobatan
radioterapi konvensional untuk karsinoma nasofaring lokoregional lanjut adalah radiasi eksterna dengan total dosis mencapai 66-70 Gygray untuk T1-T2 dan 70-
75 Gy untuk T3-T4, selama 7 minggu, 5 kali penyinaran dalam seminggu dengan 2 Gy perfraksi. Pada saat dosis mencapai 40 Gy, medulla spinalis harus
dikeluarkan dari lapangan radiasi, sedangkan dosis untuk leher bawah dan fosa supraklavikula dengan lapangan dari anterior sampai dengan 50 Gy dengan 2 Gy
perfraksi.
Universitas Sumatera Utara
2.9 Konsep Dasar Radioterapi 2.9.1 Definisi Radioterapi
Terapi radiasi merupakan terapi yang menggunakan radiasi ionisasi tinggi yang digunakan untuk mengganggu pertumbuhan selular. Terapi ini merupakan
terapi local yang digunakan sendiri atau kombinasi dengan terapi lain Otto, 2005.
Radioterapi adalah jenis terapi yang menggunakan radiasi tingkat tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Baik sel-sel normal maupun sel-sel kanker
bisa dipengaruhi oleh radiasi ini. Radiasi akan merusak sel-sel kanker sehingga proses multiplikasi ataupun pembelahan sel-sel kanker akan terhambat
Tjkronagoro,2001.
2.9.2 Tujuan Radioterapi
Pengobatan secara radikal, sebagai terapi paliatif yaitu untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit atau tidak nyaman akibat kanker dan sebagai
adjuvant yakni bertujuan untuk mengurangi risiko kekambuhan dari kanker. Dengan pemberian setiap terapi, maka akan semakin banyak sel-sel kanker yang
mati dan tumor akan mengecil. Sel-sel kanker yang mati akan hancur, dibawa oleh darah dan diekskresi keluar dari tubuh. Sebagian besar sel-sel sehat akan bisa
pulih kembali dari pengaruh radiasi.
2.9.3 Jenis Radioterapi
Dikenal beberapa jenis radioterapi, yaitu radioterapi eksternal dimana terdapat jarak antara sumber radiasi dengan kulit penderita dengan Cobalt 60 atau
linear accelerator. Lapangan operasi digambar lebih dahulu sebelumnya atau pada hari radiasi dan penderita disuruh datang pada jam yang telah ditentukan
tanpa persiapan khusus. Brachiterapi yaitu sumber radiasi ditempelkan pada tumor, contohnya brachiterapi intracavitair karsinoma serviks dan radiasi internal
dengan memasukkan cairan radioaktif secara oral ataupun intravena. Misalnya dengan menggunakan Jodium 131 radioaktif untuk terapi adenokarsinoma
papiliferum dan folikular tiroid.
Universitas Sumatera Utara
Radioterapi merupakan suatu jenis pengobatan yang menggunakan atau memanfaatkan sinar pengion sinar-x,sinar gamma dan partikel lain
neutron,proton untuk mematikan sel – sel kanker.Penggunaan sinsr-x untuk terapi kanker kulit sudah di rintis oleh J.E. Gilman ilmuwan eropa sejak akhir
abad 19.Cara – cara penyinaran kanker tergantung pada letak kanker dan jenis pesawat yang digunakan saat ini adalah pesawat linear accelerator
LINAC.Metode radioterapi di sesuaikan dengan tujuan yaitu tujuannya yaitu pengobatan kuratif ialah mematikan sel kanker serta sel yang telah menjalar
keseluruh tubuh yang lain atau bermetastasis ke kelenjar getah bening dengan tetap mempertahankan sebanyak mungkin jaringan sehat di sekitar
nya.Radioterapi dengan dosip kuratif diberikan pada kanker stadium 1 sampai III B.Sedangkan radioterapi dengan tujuan paliatif bertujuan untuk memberikan
kualitas hidup yang lebih baik dan radioterapi ini diberikan secara selektif pada stadium IV A.
Sejarah Radioterapi penemuan sinar-x Wilhelm Conrad Rontgen Bulan nopember tahun 1895 merupakan suatu revolusi baru dalam dunia
kedokteran.Wilhelm Conrad Rontgen dalam penyelidikannya menemukan hampir semua sifat sinar rontgen yaitu adalah sifat – sifat fisika dan kimianya.Namun ada
satu sifat yang tidak sampai diketahuiannya yaitu sifat biologik yang dapat merusak sel – sel hidup.Sejalan dengan berjalannya waktu itu belum sampai
terpikirkan bahwa sinar ini dapat membahayakan dan merusak sel hidup manusia.Namun pada abad ke-20 ternyata banyak pioneer menjadi korban sinar
ini.Kelainan biologic yang di akibatkan sinar-x adalah merupakan kerusakan pada sel – sel hidup yang merupakan dalam tingkat diri nya hnya sekedar perubahan
warna sampai menghitamnya kulit bahkan rambut menjadi rontok .Dosis sinar yang terlalu tinggi dapat mengkibatkan terjadinya iritasi kulit kadang sampai
nekrosis bahkan bila dilanjutkan penyinaran bias menjadi tumor kulit. Sejalan dengan perkembangan diagnostic mulai juga perkembangan di
bidang terapi.Sinar-x di temukan pada bulan Maret tahun 1896.Uranium di temukan oleh Bacquere dan M.Curie secara bersamaan,namun tidak di ketahuian
apa kegunaannya.Sekitar 3 dasawarsa Radium memancarkan radiasi gamma,baru lah digunakan untuk terapi kanker.Sekitar tahun 1951 usaha peningkatan kwalits
Universitas Sumatera Utara
radiasi sinar-x kilovolt menjadi radiasi gamma Co 60 di mulai.Perkembngan teknologi didunia kedokteran talah membantu penderita penyakit kanker untuk
sembuh dari sakit yang dideritanya. Cukup banayak penderita kanker yang berobat kerumah sakit menerima terapi radiasi. Radiasi yang diterima dapat
berupa terapi tunggal dan kadang dikombinasikan. Terapi radiasi umumnya bertujuan untuk : kuratif yakni, secara langsung mencegah terjadinya metatase
yang jauh. Mengecilkan tumor, mengatasi pendarahan, menghilangkan gejala
neulogik akibat metatase Suhartono,1990 .
Radioterapi atau disebut juga terapi radiasi adalah terapi menggunakan radiasi yang bersumber dari energi radioaktif.
Terapi radiasi yang juga disebut radioterapi, irradiasi, terapi sinar-x, atau istilah populernya dibestral ini bertujuan untuk menghancurkan jaringan kanker.
Paling tidak untuk mengurangi ukurannya atau menghilangkan gejala dan gangguan yang menyertainya.
Tidak hanya sel kanker yang hancur oleh radiasi. Sel normal juga. Karena itu dalam terapi radiasi dokter selalu berusaha menghancurkan sel kanker
sebanyak mungkin, sambil sebisa mungkin menghindari sel sehat di sekitarnya. Tetapi sekalipun terkena, kebanyakan sel normal dan sehat mampu memulihkan
diri dari efek radiasi. Radiasi bisa digunakan untuk mengobati hampir semua jenis tumor padat termasuk kanker otak, payudara, leher rahim, tenggorokan, paru-paru,
pankreas, prostat, kulit, dan sebagainya, bahkan juga leukemia dan limfoma. Cara dan dosisnya tergantung banyak hal, antara lain jenis kanker, lokasinya, apakah
jaringan di sekitarnya rawan rusak, kesehatan umum dan riwayat medis penderita, apakah penderita menjalani pengobatan lain, dan sebagainya.
Radioterapi disebut sebagai prosedur utama penanganan kanker otak. Buat teman teman yang sedang menimbang pengobatan kanker otak yang mau dipilih,
maka mungkin info tentang alatteknik radioterapi ini bisa bermanfaat : Brachytherapy adalah radioterapi yang bersifat internal. Partikel radioaktif
yang berbentuk biji kecil dimasukkan lewat kateter ke dalam organ tubuh tempat lokasi tumor berada.
Setelah berada di posisi, radioaktif kemudian segera dilepaskan untuk membakar sel sel tumor.
Universitas Sumatera Utara
Brachytherapy bisa dilakukan pada kanker: prostat, payudara, usus, paru, serviks, rektum, sarkoma, serta kanker leher dan kepala.
Teknik bedah dengan memanfaatkan sinar laser ini memungkinkan para penderita kanker, khususnya kanker otak, tidak perlu melakukan operasi
pembedahan kepala buka tempurung kepala demi mengobati tumornya. Operasi ini melibatkan penggunaan robot canggih dan sinar laser yang
diarahkan tepat ke daerah tumor tuk membakar tumornya. Istilah lain adalah Cyberknife. Cyberknife digunakan untuk memperlambat
pertumbuhan tumor otak yang masih kecil ukurannya, tetapi posisinya sulit dijangkau jauh di dalam otak.
Jenis jenis tumor yang dapat diatasi dengan Cyberknife ini antara lain: •
Kanker yang telah metastase ke otak dari organ lain •
Tumor syaraf yang pertumbuhannya lambat accoustic neuroma •
Tumor pituitari •
Tumor saraf belakang spinal cord tumor
2.9.4 Efek Samping Radioterapi
Efek samping radioterapi bervariasi pada tiap pasien. Secara umum efek samping tersebut tergantung dari dosis terapi, target organ dan keadaan umum
pasien. Beberapa efek samping berupa kelelahan, reaksi kulit kering, memerah, nyeri, perubahan warna dan ulserasi, penurunan sel-sel darah, kehilangan nafsu
makan, diare, mual dan muntah bisa terjadi pada setiap pengobatan radioterapi. Kebotakan bisa terjadi tetapi hanya pada area yang terkena radioterapi. Radiasi
tidak menyebabkan kehilangan rambut yang total. Pasien yang menjalani radiasi eksternal tidak bersifat radioaktif setelah pengobatan sehingga tidak berbahaya
bagi orang di sekitarnya. Efek samping umumnya terjadi pada minggu ketiga atau keempat dari pengobatan dan hilang dua minggu setelah pengobatan selesai.
Untuk mengurangi efek samping radioterapi beberapa hal perlu dilakukan. Bila terdapat kelelahan, pasien dianjurkan untuk tetap beraktivitas seperti biasa,
bila memang diperlukan maka aktivitas bisa dikurangi, usahakan untuk bisa tidur nyenyak di malam hari serta beristirahat yang cukup. Bila terjadi kehilangan nafsu
makan maka sebaiknya pasien dianjurkan untuk makan segala makanan yang
Universitas Sumatera Utara
diinginkan, makan dalam jumlah kecil tetapi sering, hindari memakan makanan yang kering, minum banyak air, bisa diberikan makanan suplemen untuk
meningkatkan nafsu makan. Perubahan kulit yang terjadi bisa dikurangi dengan tidak menggunakan produk-produk pada kulit sebelum radioterapi, menggunakan
baju yang tidak terlalu sempit, menggunakan sabun yang lembut dan air hangat pada saat membasuh tubuh, dilarang menggosok terlalu keras pada area yang
terkena radioterapi, hindari temperatur yang terlalu panas atau terlalu dingin serta hindari sinar matahari langsung.
Pada umumnya efek samping dari radioterapi akan hilang dengan sendirinya setelah pengobatan dihentikan. Tetapi pada beberapa kasus yang jarang
akan terjadi efek samping yang berkepanjangan karena radiasi menyebabkan kerusakan pada organ dalam yang berhubungan atau berdekatan dengan tempat
tumor. Sedangkan radiasi pascabedah pada umumnya sama dengan diatas dengan
kelebihan tidak menghilangkan pola gambaran histopatologik sehingga dapat diperoleh diagnosis patologik anatomik dn stadium yang akurat.
Radiasi eksterna ini terutama diperlukan pada kasus dengan gradiasi diferensiasi tinggi. Salah stu dari banyak penelitian melaporkan bahwa tumor
dengan gradiasi diferensiasi tinggi mempunyai kecenderungan yang tinggi pula untuk terjadinya invasi miometrium yang dalam serta keterlibatan kelenjar getah
bening parailiakal dan dalam presentase yang lebih rendah ke paraaortal. Brakhiterapi harus diberikan setelah radiasi eksterna pada kasus
pascabedah yang masih dijumpai sel tumor pada margin operasi. Kombinasi pembedahan dan radioterapi telah menurunkan kemungkinan
kambuh vagina menjadi 0-8 dibandingkan apabila tidak memperoleh radiasi pascabdeah sebanyak 2—18. Kekambuhan pada pelvis tercatat sebanyak 10-
20. Apabila pasien menjalani pembedahan saja, angka ini menurun menjadi 0- 6,5 apabila pembedahan ini diikuti dengan radiasi. Sedangkan kekambuhan
lokoregional dijumpai pada pasien yang memperoleh operasi saja sebanyak 14- 31, tetapi menjadi 8,7-25 apabila operasi diikuti dengan radiais.
Universitas Sumatera Utara
2.10 Radioterapi
Sampai saat ini radioterapi masih memegang peranan penting dalam
penatalaksanaan karsinoma nasofaring Perez C.A, 2004. Penatalaksanaan pertama untuk karsinoma nasofaring adalah radioterapi dengan atau tanpa
kemoterapi. Radioterapi adalah metode pengobatan penyakit-penyakit maligna dengan menggunakan sinar pengion, bertujuan untuk mematikan sel-sel tumor
sebanyak mungkin dan memelihara jaringan sehat di sekitar tumor agar tidak menderita kerusakan terlalu berat.
Karsinoma nasofaring bersifat radioresponsif sehingga radioterapi tetap merupakan terapi terpenting Gunadi dan Amriatun, 1996. Strategi pengobatan
radioterapi konvensional untuk karsinoma nasofaring lokoregional lanjut adalah radiasi eksterna dengan total dosis mencapai 66-70 Gy untuk T1-T2 dan 70-75 Gy
untuk T3-T4, selama 7 minggu, 5 kali penyinaran dalam seminggu dengan 2 Gy perfraksi. Pada saat dosis mencapai 40 Gy, medulla spinalis harus dikeluarkan
dari lapangan radiasi, sedangkan dosis untuk leher bawah dan fosa supraklavikula dengan lapangan dari anterior sampai dengan 50 Gy dengan 2 Gy perfraksi
2.11 Teknik Radioterapi Dapat Dilakukan Dengan Cara : a. Radiasi Eksterna