2.4 Patologi
Kira kira 90 karsinoma yang terdiferensi sedang 10 sebagian besar merupakan limpoma tetapi juga bias berupa plasmacytoma. Sedang tumor yang
berasal dari kelenjar liur berupa melanoma. Rhabdomyosarcoma dan chordoma. Karsinoma adenoid cystic pada nasofaring jarang terjadi,sedang sarcoma kadang
muncul dari embrional atau jaringan ikat. Kebanyakan limpoma nasofaring bersifat limpoma sel mayor nonhodgkin.
Karsinoma nasofaring juga di kenal sebagai tumor ganas yang berpotensi tinggi mengadakan metastasis regional mau pun jauh. Karsinoma nasofaring
sensitive terhadap radioterapi mau pun kemoterapi. Klasifikasi gambaran histopatologi yang direkomendasikan di bagi menjadi 3 tipe yaitu Tipe 1 : dengan
Karsinoma sel skuamosa dengan berkeratinisasi, tipe ini dapat dibagi menjadi diferensiasi baik, sedang dan buruk. Tipe 2 Karsinoma sel skuomosa tampa
keratinisasi. Pada tipe ini di jumpai ada nya diferensiasi, tetapi tidak ada inter sel.Pada umum nya batas sel cukup jelas. Tipe 3. Karsinoma tidak berdiferensiasi.
Pada tipe ini sel tumor secara individu memperlihatkan inti yang vesikuler,berbentuk oval atau bulat dengan nucleoli yang jelas.pada umum nya
batasan sel tidak terlihat dengan jelas. Jenis tanpa keratinisasi dan tanpa deferensiasi mempunyai sifat radiosensitive dan
mempunyai titer antibodi terhadap virus Epstein-barr, sedangkan jenis karsinoma selskuamosa dengan berkeratinisasi tidak begitu radiosensitifdan tidak
menunjukkan hubungan dengan anti virus Epstein-barr.
2.5 Radang Kronis di Daerah Nasofaring.
Peradangan menyebabkan mukosa nasofaring menjadi lebih rentan terhadap karsinogen lingkungan.
Gejala dan Tanda, Karsinoma nasofaring termasuk penyakit yang sulit disembuhkan, maka diagnosa dan pengobatan yang sedini mungkin memegang
peranan penting untuk mengetahui gejala dini karsinoma nasofaring, karena tumor masih terbatas di rongga nasofaring.
Universitas Sumatera Utara
Gejala dan tanda pada penderita karsinoma nasofaring dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu Gejala dini dan Gejala hidung . Berupa epistaksis
mimisan ringan atau sumbatan hidung. Untuk itu nasofaring harus diperiksa dengan cermat kalau perlu dengan nasofaringoskop, karena sering gejala belum
ada namun tumor sudah tumbuh atau tumor tidak tampak karena masih terdapat di bawah mukosa creeping tumor. Tumor yang terus tumbuh menyebabkan
permukaan mukosa meninggi. Pertumbuhan tumor yang berlanjut akan meluas ke dalam rongga nasofaring, menutupi koana dan menyebabkan hidung buntu yang
menetap. Gejala telinga, merupakan gejala dini yang timbul . Karena tempat asal tumor dekat muara tuba eustachius fossa rosenmuller. Gangguan dapat berupa
penyumbatan muara tuba, telinga tengah akan terisi cairan, cairan yang diproduksi makin lama makin banyak, sehingga akhirnya terjadi kebocoran gendang telinga,
penderita mengeluh rasa penuh di telinga, rasa dengung kadang-kadang disertai dengan gangguan pendengaran.
Gejala lanjut, gejala akibat perluasan tumor ke jaringan sekitar. Tumor
dapat meluas ke jaringan sekitar. Perluasan ke atas ke arah rongga tengkorak dan belakang melalui sela-sela otot dapat mengenai saraf otak dan menyebabkan
gejala akibat kelumpuhan otak syaraf yang sering ditemukan adalah penglihatan dobel, mati rasa di daerah wajah sampai akhirnya timbul kelumpuhan lidah,
gangguan pendengaran serta gangguan penciuman. Keluhan lainnya dapat berupa sakit kepala hebat akibat penekanan tumor ke selaput otak, rahang tidak dapat
dibuka akibat kekakuan otot-otot yang terkena tumor. Gejala Metastasis Sel-sel kanker dapat ikut mengalir bersama aliran limfe atau darah, mengenai organ tubuh
yang letaknya jauh dari nasofaring, hal ini yang disebut metastasis jauh, sering terjadi pada tulang, hati dan paru. Metastasis ke kelenjar leher dalam bentuk
benjolan di leher.
2.6 Diagnosa