Gejala dan tanda pada penderita karsinoma nasofaring dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu Gejala dini dan Gejala hidung . Berupa epistaksis
mimisan ringan atau sumbatan hidung. Untuk itu nasofaring harus diperiksa dengan cermat kalau perlu dengan nasofaringoskop, karena sering gejala belum
ada namun tumor sudah tumbuh atau tumor tidak tampak karena masih terdapat di bawah mukosa creeping tumor. Tumor yang terus tumbuh menyebabkan
permukaan mukosa meninggi. Pertumbuhan tumor yang berlanjut akan meluas ke dalam rongga nasofaring, menutupi koana dan menyebabkan hidung buntu yang
menetap. Gejala telinga, merupakan gejala dini yang timbul . Karena tempat asal tumor dekat muara tuba eustachius fossa rosenmuller. Gangguan dapat berupa
penyumbatan muara tuba, telinga tengah akan terisi cairan, cairan yang diproduksi makin lama makin banyak, sehingga akhirnya terjadi kebocoran gendang telinga,
penderita mengeluh rasa penuh di telinga, rasa dengung kadang-kadang disertai dengan gangguan pendengaran.
Gejala lanjut, gejala akibat perluasan tumor ke jaringan sekitar. Tumor
dapat meluas ke jaringan sekitar. Perluasan ke atas ke arah rongga tengkorak dan belakang melalui sela-sela otot dapat mengenai saraf otak dan menyebabkan
gejala akibat kelumpuhan otak syaraf yang sering ditemukan adalah penglihatan dobel, mati rasa di daerah wajah sampai akhirnya timbul kelumpuhan lidah,
gangguan pendengaran serta gangguan penciuman. Keluhan lainnya dapat berupa sakit kepala hebat akibat penekanan tumor ke selaput otak, rahang tidak dapat
dibuka akibat kekakuan otot-otot yang terkena tumor. Gejala Metastasis Sel-sel kanker dapat ikut mengalir bersama aliran limfe atau darah, mengenai organ tubuh
yang letaknya jauh dari nasofaring, hal ini yang disebut metastasis jauh, sering terjadi pada tulang, hati dan paru. Metastasis ke kelenjar leher dalam bentuk
benjolan di leher.
2.6 Diagnosa
Jika ditemukan adanya kecurigaan yang mengarah pada suatu carsinoma pasti serta stadium tumor : Anamnesis
Mencakup keluhan nyeri kepala, suara bindeng, penglihatan ganda, pendarahan hidung atau mulut serta nyeri tulang. Pemeriksaan fisik umum dengan menilai
Universitas Sumatera Utara
keadaan umum, pembesaran hati atau nyeri ketok pada tulang belakang. Pemeriksaan lokal menilai kelainan neurologik seperti mata juling, lidah dan
mulut yang mencong, baal di wajah. Pemeriksaan regional dengan melihat pembesaran kelenjar getah bening leher. Biopsi untuk menentukan tumor primer
atau berasal dari metastasis.Pemeriksaan patologi anatomi untuk menentukan jenis histopatologi tumor primer. Pemeriksaan radiologi polos untuk menilai adanya
invasi intrakranial atau destruksi tulang-tulang tengkorak. CT Scan computerized tomography dan MRI Magnetic Resonance imaging merupakan pemeriksaan
yang mutlak dilakukan untuk menentukan stadium dan tindakan. Sedang pemeriksaan USG untuk mencari kemungkinan metastasis pada hati. Foto
Thoraks rutin dilakukan untuk kemungkinan metastasis paru. Pemeriksaan kedokteran nuklir atas indikasi stadium lanjut dan bila ada keluhan tulang-tulang
panjang atau tulang belakang.
2.7 Stadium NN 2008
Sistem klasifikasi stadium karsinoma nasofaring KNF yang dipakai saat ini ada beberapa macam antara lain menurut UICC, AJCC atau sistem Ho. Pada
tahun 1997 AJCC American Joint Committee on Cancer AJCC mengeluarkan
sistem klasifikasi stadium terbaru yaitu edisi ke-5, menggantikan edisi ke-4 1988. Berikut ini adalah sistem klasifikasi stadium menurut AJCC 1997 :
Stadium T Ukuran luas tumor T4 Tumor meluas ke intrakranial dan atau melibatkan syaraf kranial, hipofaring, fossa infratemporal atau orbita.
Pembagian stadium berdasarkan klasifikasi TNMnya disusun sebagai berikut seperti pada tabel 2 berikut ini :
T0 Tak ada kanker di lokasi primer T1 Tumor terletak atau terbatas di daerah nasofaring
T2 Tumor meluas ke jaringan lunak orofaring dan atau ke kavum nasi. T2a Tanpa perluasan ke ruang parafaring
T2b Dengan perluasan ke parafaring
T3 Tumor menyeberang struktur tulang dan atau sinus paranasal
T4 Tumor telah keluar dari nasofaring dan telah merusak tulang tengkorak
atau saraf – saraf otak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Stadium KNF
Stadium KNF
T Tumor primer
T0 Tidak tampak tumor
T1 Tumor terbatas pada satu batas saja
T2 Tumor terdapat pada dua lokasi atau lebih
tetapi masih terbatas pada rongga nasofaring
T3 Tumor telah keluar dari rongga nasofaring
T4 Tumor telah keluar dari nasofaring dan
telah masuk tulang tengkorak atau saraf saraf otak
Tx Tumor tidak jelas besarnya karena
pemeriksaan tidak lengkap REGIONAL LIMFE NODES N
N0 Tidak ada pembesaraan
N1 Terdapat pembesaraan tetapi homolateral
dan masih bisa digerakkan N2
Terdapat pembesaraan kontralateral bilateral dan masih dapat digerakkan
N3 Terdapat pembesaraan, baik homolateral,
kontralateral maupun bilateral yang sudah melekat pada jaringan sekitar
METASTASE JAUH M M0
Tidak ada metastase jauh M1
Metastase jauh -
Stadium I : T1 No dan Mo
- Stadium II
: T2 No dan Mo -
Stadium III : T1T2T3 dan N1 atau T3 dan No dan Mo
- Stadium IV
: T4 dan NoN1 dan Mo atau T1T2T3T4 dan N2N3 dan Mo atau T1T2T3T4 dan NoN1N3N4 dan M
2.8 Pengobatan Karsinoma Nasofaring.