2.2 Karsinoma Nasofaring 2.2.1 Defenisi
Kanker Nasofaring adalah sejenis kanker atau tumor ganas yang tumbuh pada nasofaring. Nasofaring adalah bagian sistem pernafasan yang terdiri dari dua
kata Naso yang berarti hidung dan Faring yang berarti tenggorokan. Jadi Nasofaring adalah hidung bagian dalam bagian belakang hingga ke tenggorokan.
2.2.2 Gejala Karsinoma Nasofaring
Gejala Kanker Nasofaring Ciri-ciri atau Tanda-tanda kanker nasofaring yang dapat kita amati yaitu kesulitan bernapas karena penyempitan pada daerah
nasofaring, tentunya juga gangguan berbicara dengan produksi suara yang terdengar sengau, selain itu bisa juga terdapat gangguan pendengaran. Selain
gejala utama kanker nasofaring diatas, cermati juga tanda-tanada berikut ini yang mengharuskan Anda untuk periksa ke dokter: Terdapat benjolan di hidung atau
leher. Sakit tenggorokan. Kesulitan bernapas atau berbicara termasuk suara serak Mimisan atau keluar darah dari hidung epistaksis Gangguan pendengaran Infeksi
telinga yang terus datang kembali Nyeri pada telinga atau telinga berdenging Sakit kepala Pandangan kabur atau ganda Wajah nyeri atau mati rasa Hidung tersumbat
2.2.3 Epidomologi
Kurang lebih, lima dari 100.000 penduduk Indonesia adalah pengidap penyakit kanker nasofaring. Kanker nasofaring masuk dalam kelompok lima besar
tumor ganas yang sering dijumpai di Indonesia, bersama-sama dengan kanker payudara, leher rahim, paru dan kulit. Kanker ini ditemukan dua kali lebih banyak
pada pria dibandingkan wanita. Di Indonesia perbandingan jumlah penderita etnis tionghoa 3 kali lebih sering terjadi dibandingkan etnis melayu. Umumnya sekitar
60 kanker ini mengenai pasien yang berusia antara 25 sampai 60 tahun. Meskipun usia bertahan hidup 5 tahun dari pasien KNF menurut perpustakaan-
50, namun angka kematian kanker ini di Indonesia cukup tinggi. Hal ini disebabkan sebagaian besar penderita datang dalam stadium lanjut.
Gejala penyakit kanker nasofaring biasanya hanya mimisan atau hidung berbau. Namun pada tahap selanjutnya gejala kanker nasofaring akan membuat
Universitas Sumatera Utara
gangguan pada penglihatan akibat kelumpuhan otot-otot kelopak mata. Penderita menjadi sukar atau tidak bisa membuka kelopak mata secara normal. Bisa juga
pandangan penderita mejadi ganda atau dobel. Selain itu bias juga terjadi nyeri kepala yang menelan, tidak bisa bersuara, dan lain-lain. Secara tidak langsung hal-
hal ini mengakibatkan kondisi fisik dan sosial penderita akan menurun secara dratis.
Yang paling berat, adalah jika melalui darah dan aliran darah limfe sel-sel kanker menyebar matastase mengenai organ tubuh yang letaknya jauh seperti
tulang, paru dan hati. Gejala yang timbul adalah sesuai dengan gejala akibat kerusakan organ-organ tersebut. Apabila didapati gejala penyerta seperti nyeri
tulang, sesak, asites, dan lain-lain, umumnya merupakan tanda suatu bahwa saat itu penyakit sudah jauh menyebar stadium lanjut dan sukar diobati lagi.
Pengobatan yang dilakukan hanya bersifat meringankan penderita baik semasa hidup maupun meninggalnya.
Infeksi virus Epstein Barr memegang peranan penting dalam timulnya kanker nasofaring ini. Virus ini dapat masuk ke dalam tubuh dan tetap tinggal di
orofaring, nasofaring kelenjar parotis dan kelenjar ludah tanpa menimbulkan gejala. Untuk mengaktifkan virus ini dibutuhkan suatu mediator.
2.2.4 Etiologi