Tindak Pidana Pencucian Uang dan Modus-Modusnya

undang-undang ini dianggap belum sempurna. Pada tanggal 21 November 2001, pemerintah mengundangkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001. Perkembangan tindak pidana korupsi dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 dianggap lebih kompleks. Terdapat beberapa bentuk tindak pidana korupsi yang tidak disebutkan dalam peraturan sebelumnya yang termuat dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001, diantaranya : 1. Pasal 12B mengklasifikasikan gratifikasi merupakan salah satu bentuk tindak pidana korupsi 2. Pasal 38B menegaskan kembali dalam hal pembuktian, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 menganut sistem pembuktian terbalik 3. Pasal 38C menjadi landasan hukum bahwa apabila telah terbukti secara sah seseorang melakukan tindak pidana korupsi, namun setelah pelaku meninggal dunia harta kekayaan pelaku belum dikenakan perampasan oleh negara, maka negara memiliki hak untuk mengajukan gugatan perdata kepada ahli warisnya.

B. Tindak Pidana Pencucian Uang dan Modus-Modusnya

Perkembangan lalu lintas keuangan dunia dalam dua dekade terakhir ini, dapat dikatakan perkembangannya sangat fenomenal. Yang tercermin antara lain dengan meningkatnya pergerakan arus uang antar negara, dibanding dengan pergerakan arus barang dan jasa lainnya. Bank of International Selfements memperkirakan dalam sepuluh Tahun terakhir total perdagangan dalam berbagai mata uang meningkat lebih enam kali lipat volume perdagangan dunia. Hal tersebut dikarenakan penngaruh dari kekuatan-kekuatan politik dan ekonomi Universitas Sumatera Utara global serta prinsip-prinsip dan nilai-nilai global yang memberi arah serta mendominasi hubungan-hubungan bilateral dan multilateral maupun kerjasama regional dan internasional. 52 Perkembangan lalu lintas keuangan sebenarnya tidak terlepas dari proses globalisasi yang tengah melanda sektor perdagangan dan investor, yang tentunya juga tidak terlepas dari kemajuan teknologi informasi. Tindak Pidana Pencucian Uang merupakan kejahatan yang bersifat transisional. Kegiatan pencucian uang dalam beberapa dekade ini menjadi sorotan ekstra dari dunia Internasional, karena domensi dan implikasinya yang melanggar batas-batas negara. 53 Hal tersebut terbukti dengan adanya keseriusan dari masyarakat Internasional dalam pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Tindak Pidana Pencucian Uang bukan merupakan tindak pidana primer. Sebenarnya Tindak Pidana Pencucian Uang merupakan dampak dari tindak pidana lainnya. Kejahatan pencucian uang atau money laundering dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi kegiatan terhadap uang haram yaitu uang yang berasal dari tindak kejahatan, dengan maksud menyembunyikan asal usul uang tersebut ke dalam sistem keuangan financial system. Seolah-olah uang tersebut merupakan uang yang sah dan bukan dari hasil tindak pidana. Kegiatan money laundering hanya diperlukan dalam hal uang yang tersangkut dalam jumlah besar. Uang hasil tindak pidana tersebut harus dikonversikan terlebih dahulu menjadi uang sah sebelum 52 Info Bank, “Proteksi Perbankan dari Kejahatan Money Laundering” dalam Pathorang Halim Op.Cit Hal. 17 53 Adrian Sutedi, Tindak Pidana Pencucian Uang, PT. Citra Aditya Bakti : Bandung, 2008. Hal. 1. Universitas Sumatera Utara uang tersebut dapat diinvestasikan atau dibelanjakan dengan cara yang disebut “pencucian”. Tindak Pidana Pencucian Uang dapat dillakukan dengan bermacam modus operendi. Secara garis besar Tindak Pidana Pencucian Uang memiliki tiga tipologi atau tiga tahapan dalam melakukan pencucian uang, sebagaimana telah dijelaskan pada BAB I, yaitu : 1. Tahap Penempatan Placement 2. Tahap Pelapisan Atau Pemisahan Layering 3. Tahap Penggabungan Integration Modus operandi pencucian uang dari waktu ke waktu semakin kompleks menggunakan teknologi dan rekayasa keuangan yang cukup rumit. Hal itu terjadi baik pada tahap placement, layering, maupun integration, sehingga dalam penanganannya membutuhkan peningkatan kemampuan secara sistematis dan berkesinambungan. 54 Tiap tipologi atau tahapan dalam pencucian uang, memiliki beberapa modus dalam berbagai tahapan, sebagai berikut : 55 1. Tahap Placement Modus yang digunakan pelaku pencucian uang pada tahap ini adalah : a. Menempatkan Uang dalam Sistem Perbankan Pada modus ini, dimisalkan kasus penyuapan. Penerima suap dapat melakukan penempatan hasil suapnya dengan menyimpannya di bank. Baik menggunakan namanya sendiri atau orang lain. Tidak jarang pula hal ini kemudian diikuti dengan pengajuan kredit atau pembiayaan. Kemudian 54 Modul E-Learning 1 oleh Pusat Analisis Transaksi Keuangan tentang “Pendanaan Pencucian Uang dan Terorisme” Hal. 2 55 Ibid Hal. 3-9 Universitas Sumatera Utara menyetorkan uang pada penyedia jasa keuangan sebagai pembayaran kredit untuk mengaburkan audit trail. b. Menyelundupkan Uang atau Harta Hasil Tindak Pidana ke negara lain. Pelaku kejahatan dapat juga melakukan penempatan dengan melakukan pembawaan tunai melewati negara. Penerima suap tersebut, misalnya bisa membawa harta hasil suapnya ke negara lain, kemudian ditukarkan dengan mata uang yang berbeda. Pembawaan tunai ini dapat dilakukan dengan memperlakukannya sebagai barang-barang ekspedisi atau dengan terlebih dahulu dikonversi ke dalam bentuk barang berharga seperti emas atau perhiasan. Sehingga pembawaan hasil kejahatan ke negara lain tersebut bisa dilakukan banyak cara, baik itu melalui ekspedisi, maupun dibawa secara sendiri dengan kendaraan pribadi. Karakteristik lainnya adalah dengan membawa harta hasil tindak pidana tersebut ke negara-negara yang tidak memiliki pengaturan mata uang yang ketat. c. Melakukan Transfer Secara Elektronik Penempatan juga dilakukan dengan cara melakukan transfer secara elektronik. Dengan dilakukan secara elektronik transfer uang dapat dilakukan hanya dalam hitungan menit ke manapun, termasuk melintasi berbagai negara. Kecepatan proses peralihan harta atau aset dan lintas batas negara dan yurisdiksi membuat proses penelusuran aset menjadi sangat rumit. Sebagai contoh, pelaku tindak pidana dapat mengirimkan uang melalui jasa pengiriman uang alternative remittance yang secara elektronik langsung terkirim ke lembaga pengiriman uang di luar negeri. Rekanan pelaku cukup membawa identitasnya ke lembaga Universitas Sumatera Utara pengiriman uang yang menerima uangnya di luar negeri. Dalam transaksi atau kegiatan transfer tersebut, uang tidak perlu berpindah secara fisik. hitungan menit ke manapun, termasuk melintasi berbagai negara. Kecepatan proses peralihan harta atau aset dan lintas batas negara dan yurisdiksi membuat proses penelusuran aset menjadi sangat rumit. Sebagai contoh, pelaku tindak pidana dapat mengirimkan uang melalui jasa pengiriman uang alternative remittance yang secara elektronik langsung terkirim ke lembaga pengiriman uang di luar negeri. Rekanan pelaku cukup membawa identitasnya ke lembaga pengiriman uang yang menerima uangnya di luar negeri. Dalam transaksi atau kegiatan transfer tersebut, uang tidak perlu berpindah secara fisik. d. Melakukan Konversi Harta Hasil Tindak Pidana Salah satu modus penempatan yang lazim dilakukan adalah dengan melakukan konversi harta hasil tindak pidana. Konversi ini dilakukan umumnya dengan cara merubah bentuk asal harta hasil tindak pidana, misalnya dengan melakukan pembelian atau merubah mata uangnya. Tahapan ini umumnya juga dilakukan dengan melibatkan orang lain. Misalnya, penerima suap akan menyerahkan uang yang diterimanya kepada orang yang ia percayai. Baik itu rekanan, anak buah, keluarga, atau pihak lain. Rekan yang menerima uang tunai hasil suap tersebut kemudian melakukan pembelian barang-barang berharga. Baik itu emas, mobil mewah, rumah, atau bahkan barang berharga lain seperti lukisan atau barang antik. Penerima suap tadi kemudian menerima uang yang telah berubah menjadi barang tadi seolah-olah sebagai pemberian. Sehingga asal-usul harta kekayaan menjadi lebih samar. Universitas Sumatera Utara e. Memecah Transaksi Dalam Jumlah Yang Lebih Kecil Struckturing Misalnya jumlah uang hasil tindak pidana adalah 1,2 Milyar Rupiah. Pelaku pencucian uang melakukan transaksi ke beberapa bank yang berbeda. Contohnya, Pelaku mendepositokan uang 1 milyar tersebut ke Bank A, B, C dan D dengan jumlah uang masing-masing bank 300 juta Rupiah, Hal tersebut dilakukan agar menyamarkan uang hasil tindak pidana sehingga uang tersebut terlihat sebagai uang halal. 2. Tahap Layering Modus atau tahapan pada tipologi ini adalah : a. Pemisahan Dengan Transfer Dana Secara Elektronik Setelah ditempatkan dalam sistem perbankan, pelaku tindak pidana dapat mudah melakukan transfer terhadap asetnya tersebut ke mana pun yang ia kehendaki. Apabila transfer tersebut dilakukan secara elektronik, ia dapat memindahkan asetnya dengan segera, lintas batas negara, dan berkali-kali, melewati berbagai rekening yang ia kendalikan, rekanannya, atau bahkan rekening dengan identitas palsu hingga sulit ditelusuri lagi asal usulnya. b. Pemisahan Transfer Melalui Kegiatan Perbankan Lepas Pantai Offshore Banking Offshore banking menyediakan layanan pembukaan rekening koran untuk penduduk luar negeri. Dengan menempatkan dana pada suatu bank, yang selanjutnya ditransfer ke rekening Offshore Banking , pelaku tindak pidana dapat seolah-olah menjauhkan harta hasil tindak pidananya dengan dirinya. Offshore Universitas Sumatera Utara Banking cenderung memiliki jaringan bank yang luas sehingga memberikan kemudahan bagi pelaku tindak pidana untuk melakukan proses pencucian uang. c. Pemisahan Dengan Penggunaan Perusahaan Boneka Shell Company Perusahaan boneka shell company adalah perusahaan yang didirikan secara formal berdasarkan aturan hukum yang berlaku, namun tidak digunakan untuk melakukan kegiatan usaha. Perusahaan boneka didirikan hanya untuk melakukan transaksi fiktif atau menyimpan aset pendirinya atau orang lain untuk menyamarkan kepemilikan sebenarnya terhadap aset tersebut. Modus yang digunakan dengan perusahaan boneka misalnya diawali dengan pendirian perusahaan virtual di luar negeri. Perusahaan virtual ini kemudian membuat rekening koran di beberapa bank. Pelaku tindak pidana dapat meminta beberapa orang rekanannya untuk menjadi smurf untuk mentransfer uang hasil tindak pidana ke dalam rekening bank perusahaan virtual, sehingga seolah-olah merupakan transaksi pembelian saham. 3. Tahap Integration Modus atau cara yang dilakukan dalam tahap ini adalah : a. Penggabungan Dengan Melakukan Investasi Pada Suatu Kegiatan Usaha Investasi pada suatu kegiatan usaha merupakan salah satu proses integrasi yang lazim dilakukan. Melalui investasi tersebut, pelaku tindak pidana menggunakan harta hasil kejahatan yang telah dicuci untuk membiayai suatu kegiatan bisnis. Setelah diinvestasikan, uang yang ia peroleh dari kegiatan usaha tersebut dianggap sebagai pendapatan usahanya. Universitas Sumatera Utara b. Penggabungan Dengan Penjualan dan Pembelian Aset Dalam melakukan integrasi harta hasil tindak pidana dalam sistem keuangan, pelaku pencucian uang umumnya diawali dengan penempatan yaitu dengan sebelumnya menempatkan harta hasil tindak pidananya dalam perbankan atau sebagai aset perusahaan boneka yang didirikan. Perusahaan boneka tersebut kemudian dibuat seolah-olah melakukan transaksi pembelian aset properti seperti gedung, dengan harga yang dinaikkan marked up. Hasil penjualan aset tersebut kemudian dianggap sebagai pendapatan dari transaksi yang sah. c. Penggabungan Dengan Pembiayaan Korporasi Pembiayaan korporasi melibatkan proses pencucian uang yang sangat rumit meliputi proses penempatan dan pemisahan yang juga luar biasa canggih. Misalnya, pelaku tindak pidana mendirikan perusahaan boneka di luar negeri. Pelaku kemudian menyimpan harta hasil tindak pidana di dalam perbankan sebagai harta kekayaan perusahaan boneka. Menggunakan harta tersebut, kemudian perusahaan boneka bertindak sebagai perusahaan pembiayaan menyediakan skema investasi atau pembiayaan kepada perusahaan lain yang memiliki kegiatan usaha yang sah. Secara rinci, modus operandi kejahatan pencucian uang dapat digolongkan menjadi 13 bentuk, yaitu : 56 1. Modus secara Loan Back dan Direct Loan Loan Back memiliki arti “meminjam uangnya sendiri”, dan Direct Loan adalah meminjam uang dari perusahaan luar negeri yang mana pelaku pencucian 56 Pathorang Halim, Op.Cit Hal. 36-41 Universitas Sumatera Utara uang merupakan direksi pada perusahaan tersebut. Dalam bentuk Back to Loan, pelaku meminjam uang dari cabang bank asing di negaranya, dengan jaminan bank asing secara stand by letter of credit bahwa uang didapat atas dasar uang dari kejahatan. Peminjam tidak mengembalikan uang pinjaman tersebut. Sehingga jaminan bank dicairkan. Bentuk lain dari modus ini adalah Parallel Loan, yaitu pembiayaan internasional yang memperoleh asset dari luar negeri. Karena ada hambatan restriksi mata uang, maka dicari perusahaan di luar negeri untuk sama- sama mengambil loan dan dana dari loan tersebut ditukarkan satu sama lain. 2. Modus Operasi C-Chase Modus ini cukup rumit karena memiliki sifat liku-lik sebagai cara menghapus jejak. Contoh kasus BCCI. Dimana kurir-kurir datang ke Bank Florida untuk menyimpan dana sebesar US 10.000, supaya lolos dari kewajiban lapor. Kemudian beberapa kali dilakukan transfer dari New York Ke Luxemburg, dari Luxemburg ke cabang Bank Inggris, lalu dikonversi dalam bentuk Certificate of Deposite untuk menjamin loan dalam jumlah yang sama yang diambil oleh orang di Florida. Loan dibuat dinegara Karabia yang terkenal dengan tax heaven. Di Karabia loan tidak pernah ditagih, namun hanya dengan mencairkan sertifikat deposito. Dari rekening drug dealer dan disana uang itu di distribusikan menurut keperluan dann bisnis yang serba gelap. Hasil investasi dapat tercuci dana aman. 3. Modus Transaksi Internasional Modus ini menggunakan sarana dokumen Letter of Credit LC. karena yang menjadi fokus urusan bank, baik bank koresponden maupun opening bank adalah dokumen bank itu sendiri dan tidak mengenai keadaan barang, maka hal ini Universitas Sumatera Utara dapat menjadi sasaran money laundering berupa invoice yang besar terhadap barang-barang yang kecil atau tidak ada. 4. Modus Penyelundupan yang tunai atau sistem bank parallel ke negara lain Modus ini menyelundupkan sejumlah uang fisik ke luar negeri. Cara ini memiliki resiko yang besar seperti perampokan, hilang, atau tertangkap pada pemeriksaan, dicarilah modus berupa electronic transfer, yang memindahkan uang ke bank negara lain tanpa perpindahan fisik uang tersebut 5. Modus Akuisisi Akuisisi adalah pengambil alihan saham terhadap suatu perusahaan. Yang dimaksud adalah perusahaan sendiri. Contohnya, seorang pemilik perusahaan di Indonesia, yang memiliki perusahaan di Indonesia, yang memiliki perusahaan secara gelap pula di Cayman Islnd, negara tax heaven. Hasil usaha di Cayman Island didepositokan atas nama perusahaan yang ada di Indonesia. Kemudian perusahaan yang ada di Cayman Island membeli saham dari perusahaan yang ada di Indonesia secara akuisisi. Dengan cara ini pemilik perusahaan yang ada di Cayman membeli saham-saham dari perusahaan yang ada di Indonesia 6. Modus Real Estate Corousule Dengan menjual suatu property beberapa kali kepada perusahaan di dalam kelompok yang sama. Pelaku pencucian yang memiliki sejulah perusahaan pemegang saham mayoritas dalam bentuk real estate. Dari satu perusahaan ke perusahaan lain dalam grup usaha property melakukan penjualan pada perusahaan lain di lingkungan perusahaan itu juga dengan pola harga penjualan yang makin Universitas Sumatera Utara meningkat. Sasasrannya supaya melalui transaksi ini, hasil uang penjualan menjadi putih, disamping itu pemiliki saham minoritas dapat ditarik memodali dalam proses pencucian uang. Modus yang sama dilakukakan di dalam pasar modal, yakni pembeli saham itu hanya perusahaan-perusahaan di lingkungannya saja dengan tawaran harga tinggi. 7. Modus Investasi Tertentu Intvestasi tertentu biasanya dalam bisnis transaksi barang lukisan atau antik. Misalnya pelaku membeli barang lukisan dan kemudian menjualnya kepada seseorang yang sebenarnya adalah suruhan si pelaku itu sendiri dengan harga yang mahal. Lukisan dengan harga yang tidak terukur, dapat ditetapkan dengan harga penjualan yang bersifat tinggi ini dapat dipandang sebagai dana yang sudah sah. 8. Modus Over Invoices atau Doublen Invoice Modus ini dilakukan dengan mendirikan perusahaan ekspor-impor di negara sendiri. Lalu di luar negeri yang bersifat tax heaven mendirikan pula perusahaan bayangan shell company. Perusahaan di negara tax heaven ini mengekspor barang ke Indonesia dan perusahaan yang ada di luar negeri tersebut membuar invoice pembelian dengan harga tinggi dan apabila dibat dua invoice disebut dengan double voice. Agar perusahaan di Indonesia terus bertahan, maka perusahaan yang ada di luar negeri memberiakan loan. 9. Modus Perdagangan Saham Modus ini pernah terjadi di Belanda. Dalam suatu kasus di Bursa Efek Amsterdam, dengan melibatkan perusahaan efek Nusse Brink, dimana beberapa nasabah perusahaan efek ini, menjadi pelaku kejahatan pencucian uang. Nusse Universitas Sumatera Utara Brink membuat dua buah rekening bagi nasabah-nasabah tersebut, yang satu untuk transaksi khusus kerugian, dan yang lainnya untuk transaksi khusus keuntungan. Rekening itu diupayakan dibuka di tempat yang sangat terjamin proteksi keberhasilannya, agar sulit ditelusuri siapa beneficial owner dari rekening tersebut. 10. Modus Pizza Connection Modus ini dilakukan dengan mnginvestasikan hasil perdagangan obat bius diinvestasikan untuk mendapat konsesi pizza, sementara sisi lainnya diinvestasikan di Karibia dan Swiss. 11. Modus La Mina Kasus yang dipandang sebagai modus dalam money laundering terjadi di Amerika Serikat Tahun 1990. Dana yang diperolah dari perdagangan obat bius diserahkan kepada pedagang grosir emas dan permata sebagai suatu sindikat. Kemudian emas batangan diekspor dari Uruguay dengan maksud supaya impornya bersifat legal. Uang disimpan dalam desain kotak kemasan emas, kemudian dikirim kepada pedagang yang merupakan mafia obat bius. Penjualan dilakukan di Los Angeles. Hasil uang tunai dibawa ke bank, dengan maksud seakan-akan uang tersebut berasal dari oenjualan emas dan permata dan di kirim dari Bank New York ke bank di Eropa melalui negara Panama. Uang tersebut akhirnya sampai di Kolombia guna didistribusikan berupa membayar ongkos- ongkos, untuk investasi perdagangan obat bius, tetapi sebagian besar untuk investasi jangka panjang. 12. Modus Deposit Taking Universitas Sumatera Utara Di Canada, terdapat perusahaan keuangan yang disebut Deposit Taking Institution DTI. DTI ini dikenal dengan sarana pencucian uang seperti charatered banks, trust companie, dan credit union. Kasus money laundering yang melibatkan DTI antara lain transfer melalui Telex, surat berharga penukaran valuta asing, pembelian obligasi pemerintah dan treasury buills. 13. Modus Identitas Palsu Dengan cara memanfaatkan lembaga perbankan sebagai mesin pemutih uang, dengan cara mendepositokan uang dengan nama palsi, menggunakan safe deposit box untuk menyembunyikan hasil kejahatan menyediakan fasilitas transfer agar dengan mudah ditransfer ke tempat yang dikehendaki, atau menggunakan electronic fund transfer untuk melunasi kewajiban transaksi gelap. Sehingga, dapat menyembunyikan atau mendistribusikan transfer gelap itu. Secara metodik, terdapat 3 metode dalam money laundering, agar pelaku money laundering berhasil melakukan pencucian uang sehingga tercapai tujuan dari money laundering, yaitu sebagai berikut : 57 1. Metode Buy and Sell Conversions Metode ini dilakukan melalui transaksi barang-barang dan jasa. Misalnya suatu aset dapat dibeli dan dijual kepada konspirator yang bersedia membeli atau menjual secara lebih mahal dari harga normal dengan mendapatkan fee atau diskon. Selisi harga dibayar dengan uang illegal dan kemudian dicuci secara transaksi bisnis. Barang atau jasa itu dapat diubah seoalh-olah menjadi hasil yang legal melalui rekening pribadi atau perusahaan yang ada di suatu bank. 57 Ibid, Hal. 41-42 Universitas Sumatera Utara 2. Metode Offshore Conversion Dengan cara ini, uang kotor dikonversu ke suatu wilayah yang merupakan tempat yang sangat menyenangkan bagi penghindaran pajak untuk kemudian didepositokan di bank yang berada di wilayah tersebut. Sistem hukum perpajakan di negara-negara yang berciri-ciri negara tax heaven tidak ketat, tetapi terdapat sistem rahasia bank yang sangat ketat, birokrasi bisnis yang cukup memungkinkan adanya rahasia bisnis yang ketat serta pelakunya memakai jasa-jasa pengacara, akuntan atau konsultan keuangan dan para pengelola dana yang handal untuk memanfaatkan segala celah yang ada dalam negara itu. 3. Metode Legitimate Busnises Conversions Metode ini dilakukan melalui kegiatan bisnis yang sah sebagai cara pengalihan atau pemanfaat dari sesuatu hasil uang kotor. Hasil uang kotor ini kemudian dikonversi secara transfer, cek atau alat pembayaran lain untuk disimpan di rekening bank atau ditransfer kemudian ke rekening bank lainnya. Biasanya para pelaku bekerja sama dengan suatu perusahaan yang rekeningnya dapat dipergunakan sebagai “terminal” untuk menampung uang kotor tersebut.

C. Tindak Pidana Korupsi Sebagai Tindak Pidana Asal Predicate Crime