Tujuan Penelitian Metode Penelitian

13 naskah, yang telah dialih bahasakan yang berisikan kumpulan tulisan-tulisan yang membahas tentang Syeh Quro, metode sejarah lisan atau interview, dipergunakan sebagai pelengkap sumber primer, penulis melakukan proses wawancara terhadap tiga orang tokoh sebagai narasumber, yang pertama yakni bapak Thamrin pada tanggal 17 Maret 2013, selaku Kuncen Makam Syeh Quro, untuk mengetahui bagaimana proses berjalanya tradisi ziarah kubur di makam Syeh Quro. Narasumber yang kedua yakni bapak Jojo dan bapak Oman Rohman, pada tanggal 12 Oktober 2013 di Karawang, beliau adalah sesepuh dari kampung Pulobata tempat ditemukannya makam Syeh Quro. Metode sejarah lisan ini sebagai pelengkap terhadap bahan dokumenter buku-buku dan Naskah-naskah. Sedangkan sumber data sekunder berupa buku-bukudan jurnal-jurnal bahkan sumber lain yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. Proses pencarian dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Library Recearch: yaitu penulis berkunjung kebeberapa perpustakaan seperti : Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Nasional di lantai 3, 5, dan 7, Jl. Salemba Raya 28 A Jakarta Pusat, Arsip Nasional, Jl. Ampera Raya Cilandak Timur Jakarta Selatan No 7. Karena keterbatasan data di Jakarta, akhirnya penulis memutuskan pencarian data di Perpustakaan Daerah Karawang Jawa Barat, Arsip Daerah Karawang, dan Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Karawang. Selain metode Library Research, penulis juga mengunjungi tempat Makam Syaikh Quro yang berada di Kampung Pulobata, Desa Pulokalapa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat. Selain dari pada itu penulis juga mengunjungi Masjid Agung 14 Karawang yang konon disitulah Pesantren Quro berada yang sekarang dialih fungsikan menjadi Masjid Agung Karawang. Setelah data-data tersebut diperoleh, lalu penulis menghimpunnya, dan tentunya setelah melalui seleksi guna di jadikan rujukan utama dalam menulis tema yang akan dibahas. Masih mengenai langkah pengumpulan data, observasi lapangan dilakukan dengan jalan melakukan wawancara kepada Kuncen makam Syaikh Quro. Dalam hal ini, informasi yang didapatkan adalah berupa sejarah lisan, yaitu dari tokoh- tokoh yang terlibat dalam tradisi ziarah kubur sebagai tokoh utama maupun pengikutnya, atau orang yang langsung mendengar dari saksi pertama. Metode sejarah lisan ini dipergunakan sebagai metode pelengkap terhadap bahan dokumenter. 37 Di samping itu, untuk melengkapi data dokumenter juga dilakukan pengamatan, terutama mengenai pusat kegiatan tersebut. 2. Pengolahan dan Klasifikasi Data Setelah data-data itu diperoleh maka tahapan selanjutnya mengidentifikasi data-data berdasarkan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, sumber-sumber lain yang diperoleh seperti artikel-artikel atau jurnal-jurnal yang didapatkan, kemudiandimasukan sebagai data penunjang untuk tema yang akan dibahas. 3. Analisa dan Kritik Sumber Semua sumber telah dikumpul baik berupa buku, majalah, ensiklopedia, Koran dan lain-lain. Maka penulis melakukan kritik dan uji terhadapnya. Dimaksudkan untuk mengidentifikasi keabsahan tentang keaslian sumber 37 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: PTTiara Wacana, 1994, h.23. 15 otentisitas yang dilakukan melalui kritik ekstern, dan keabsahan tentang kesahihan sumber kredibilitas yang di telusuri melalui kritik intern. 4. Menyusun dan menjadi sebuah Tulisan Fase terakhir dalam metode ini adalah historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan atau laporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. 38 Tahap ini adalah rangkaian dari keseluruhan dari teknik metode pembahasan. Adapun sumber pedoman yang digunakan dalam penulisan hasil penelitian ini adalah buku Pedoman penulisan karya ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh UIN Press, dengan harapan bahwa penulisan ini tidak hanya baik dari segi isi, tetapi juga baik dari segi metode penulisan. 39

E. Studi Pendahuluan

Sejauh penelusuran yang telah dilakukan, penulis belum menemukan begitu banyak yang membahas dan menulis secara khusus dan komperhensif tentang tradisi ziarah kubur di makam Syeh Quro, tetapi setidaknya penulis menemukan tiga buah buku yang didalamnya terdapat pembahasan mengenai Syeh Quro, dan satu judul skripsi tentangan peran Syeh Quro dalam menyebarkan agama Islam di Jawa Barat, sedangkan dua buku yang pembahasannya tentang Syeh Quro adalah: Buku pertama berjudul : Ikhtisar Sejarah Singkat Syekh Qurotul’ain, 40 buku ini diterbitkan dari Kepala Desa setempat yang digunakan sebagai buku panduan untuk melakukan tawasul di tempat makam Syeh Quro, di kampung 38 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian sejarah, h. 91. 39 Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Jakarta: CEQDA, April 2007, 40 Syamsurizal, Ikhtisar Sejarah singkat Syeh Qurotulain, h. 15 16 Pulobata, Desa Pulokalapa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang. Propinsi Jawa Barat. Buku ini hanya sedikit pembahasan tentang Syeh Quro, karena memang buku ini adalah buku Ikhtisar sejarah Syeh Quro, selebihnya isi dari buku ini adalah pembahasan mengenai doa-doa dan Panduan mengenai tawasul 41 di tempat makam Syeh Quro. Menurut penulis bahwa buku ini masih kurang penjelasan tentang tradisi ziarah, maka penulis beranggapan bahwa judul skripsi yang penulis ambil tidak sama pembahasannya, dengan buku di atas. Buku yang kedua berjudul: Sejarah dan peranan Masjid Agung Karawang dalam pembinaan umat yang beriman dan bertakwa, 42 buku ini diterbitkan dari dewan keluarga masjid agung Karawang, dalam buku ini terdapat beberapa pembahasan mengenai sejarah Syeh Quro dan perjalanan Dakwah beliau. Yang terdiri dari dua bab dalam buku ini, akan tetapi sebenarnya isi buku ini tidak secara khusus membahas tentang Syeh Quro, karena substansi isi buku ini yakni mengenai sejarah dan peranan Masjid Agung Karawang. Penulis tidak menemukan pembahasan tentang ziarah kubur di makam Syeh Quro pada buku tersebut, karena tidak ada pembahasannya dengan judul skripsi yang penulis ambil maka tidak akan sama pembahasanya dengan buku tersebut. Buku yang ketiga yang berjudul Carita Purwaka Caruban Nagari, 43 dalam buku ini hanya sekilas tentang sejarah Syeh Quro dalam menyebarkan agama 41 Harun Nasution, “Tawasul”,h. 938 42 DewanKeluarga Masjid Agung Karawang.. Sejarah dan Peranan Masjid Agung Karawang dalam Pembinaan Umat yang Beriman dan Bertakwa, h. 17. 43 Atja,CaritaPurwaka Caruban Nagari: Karya Sastra sebagai Sumber Pengetahuan Sejarah, Bandung: Proyek Permuseuman Jawa Barat, 1989, h. 86.