Sejarah singkat Karawang GAMBARAN UMUM KARAWANG

23 bagian Timur Kerajaan tersebut dengan menyusuri beberapa sungai besar, antara lain Citarum. 50 Seiring dengan runtuhnya Kerajaan Sunda tahun 1579 di wilayah Tatar Sunda terdapat empat pusat kekuasaan baru yaitu Cirebon, Banten Sumedanglarang dan Galuh. Dengan runtuhnya Kerajaan Sunda, wilayah Karawang menjadi salah satu wilayah kekuasaan Sumedanglarang. Seiring dengan keruntuhan Kerajaan Sunda, wilayah Karawang menjadi salah satu wilayah kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang. 51 Meskipun demikian, pengaruh Cirebon sangat kuat di daerah ini sehingga sampai tahun 1619, daerah Karawang diklaim sebagai bagian dari wilayah kekuasaan Kesultanan Cirebon. Sementara itu, pengaruh Mataram masuk ke wilayah Karawang melalui Kerajaan Sumedanglarang. 52 Pada 1620, Pangeran Aria Suriadiwangsa I penguasa Sumedanglarang mengakui kekuasaan Mataram dan menyatakan pengabdiannya kepada penguasa Mataram. Setelah peristiwa ini wilayah Sumedanglarang lebih dikenal dengan sebutan Priangan. Untuk menjalankan roda pemerintahan, Sultan Agung mengangkat Pangeran Aria Suriadiwangsa I sebagai wedana-bupati daerah Priangan dengan gelar Rangga Gempol I. Termasuk wilayah Karawang yang pada masa itu Kesultanan Banten mempunyai ambisi untuk menguasai wilayah bekas Kerajaan Sunda, namun ambisinya tersebut tertahan seiring dengan semakin 50 Edi S Ekadjati,. Penyebaran agama Islam di Jawa Barat, Bandung: Proyek Penunjang Peningkatan Kebudayaan Nasional Provinsi Jawa Barat, 1975. H. 97. 51 Kerajaan Sumedang Larang berpusat di Kutamaya sekarang jaraknya tak jauh dari sebelah barat kota sumedang Statusnya berubah menjadi kabupaten sejak tahun 1620. 52 Ajip Rosidi, Ensiklopedi Sunda: Alam, Manusia dan Budaya termasuk budaya Cirebon dan Betawi, Jakarta: Pustaka Jaya, 2000, h, 615. 24 menguatnya Pengaruh Mataram atas Cirebon dan Priangan. untuk mewujudkan ambisinya tersebut, penguasa Banten menjadikan Karawang sebagai benteng pertahanan terdepan dalam menghadapi politik ekspensi kerajaan Mataram. 53 Daerah Karawang secara resmi masuk dalam wilayah pengaruh Mataram, akan tetapi pada kenyataannya pasukan Banten berleluasa bisa memasuki wilayah Karawang. Dalam rangka menjadikan Karawang sebagai benteng pertahanan terdepan, pada akhir abad ke-16, Pangeran Nagaragan dari kesultanan Banten membangun sebuah Kampung di sebelah sungai citarum, yang diberinama Hudong Udong Udug-Udug, 54 di kampung Udug-Udug tersebut kemudian dijadikan tempat tinggal pangeran serta para pengawalnya. Mendengar berita tersebut Sultan Agung penguasa Mataram mengutus Surengrono Aria Wirasaba dari Mojo Agung Jawa Timur, untuk berangkat ke Karawang dengan membawa 1000 prajurit dan keluarganya, dari Mataram melalui Banyumas dengan tujuan untuk membebaskan Karawang dari pengaruh Banten. Mempersiapkan logistik dengan membangun gudang-gudang beras dan meneliti rute penyerangan Mataram ke Batavia. Di Banyumas, Aria Surengrono meninggalkan 300 prajurit dengan keluarganya untuk mempersiapkan Logistik dan penghubung ke Ibu Kota Mataram. Dari Banyumas perjalanan dilanjutkan dengan melalui jalur utara melewati Tegal, Brebes, Cirebon, Indramayu dan Ciasem. Di Ciasem ditinggalkan lagi 400 prajurit dengan keluarganya, kemudian perjalanan dilanjutkan lagi ke Karawang. 53 Nina Herlina Lubis, Sejarah Tatar Sunda, Bandung: Satya Historika, 2003, h. 89-94. 54 Nina Herlina Lubis, dkk., Sejarah Kabupaten Karawang, h. 180-181. 25 Setibanya di Karawang, dengan sisa 300 prajurit dan keluarganya, Aria Surengrono, menduga bahwa tentara Banten yang bermarkas di udug-udug, mempunyai pertahanan yang sangat kuat, karena itu perlu diimbangi dengan kekuatan yang memadai. Langkah awal yang dilakukan Surengrono membentuk 3 Tiga Desa yaitu desa Waringinpitu Telukjambe, Parakan Sapi di Kecamatan Pangkalan yang kini telah terendam air Waduk Jatiluhur dan desa Adiarsa sekarang termasuk di Kecamatan Karawang, pusat kekuatan di desa Waringipitu. Ketiga perkampungan tersebut dijadikan sebagai pos pertahanan untuk menyerang kesultanan Banten, hingga tahun 1625 pasukan mataram tidak berhasil mengusir pasukan banten dari daerah karawang karena kekuatannya hanya tinggal sepertiga lagi. Namun aria wirasaba tidak pernah melaporkan kegagalannya kepada Sultan Mataram. Karena jauh serta sulitnya hubungan antara Karawang dengan Mataram, Aria Wirasaba belum sempat melaporkan tugas yang sedang dilaksanakannya kepada sultan di Mataram. Karena tidak adanya laporan tersebut pada sultan Mataram, maka ia menganggap bahwa misi yang diberikannya kepada Aria Wirasaba telah dianggap gagal. Pada tahun 1632 M, Sultan Agung mengutus Wiraperbangsa dari Galuh dengan membawa 1000 Prajurit dan keluarganya menuju Karawang. Tujuan ditugaskannya pasukan Wiraperbangsa oleh sultan Mataram adalah untuk membebaskan Karawang dari pengaruh Banten, mempersiapkan logistik sebagai bahan persiapan melakukan penyerangan kembali terhadap VOCBelanda di Batavia, sebagaimana halnya tugas yang diberikan kepada Aria Wirasaba. 26 Tugas yang diberikan Sultan Agung yang kepadanya telah dilaksankan dengan baik, dan hasilnya tersebut dilaporkan kepada Sultan Agung. Atas keberhasilannya tersebut Wiraperbangsa oleh Sultan Agung dianugerahi Jabatan Wedana setingkat Bupati di Karawang dan diberi gelar Adipati Kertabumi III serta diberi hadiah sebelah keris yang diberi nama “Karosinjang”. Setelah Wiraperbangsa wafat jabatan Bupati di Karawang dilanjutkan oleh Puteranya yang bernama Adipati Kertabumi IV yang diberi gelar Raden Singaperbangsa III, ketika diangkat sebagai Wedana Karawang, R. A Singaperbangsa IV berkedudukan di Cibunut yang sekarang bernama Kampung Bunut, sekitar Alun-alun Karawang. 55 Mengenai pengangkatan Adipati Kertabumi IV sebagai penguasa Karawang tercantum dalam sebuah piagam Pelat Kuning Kandang Sapi Besar 56 yang Berbunyi sebagai berikut: Penget ingkang Piagem Kanjeng ing Ki Rangga Gede Sumedang kagadehaken ing Si Astrawadana. Milane Sun gadehi Paiagem Sun kongkon angraksa kagengan Dalem, siti Nagara Agung, Kilen wates Cipamingkis, wetan Cilamaya, sirta sun kongkong anunggoni lumbung isinipun pari limang takes punjul tiga welas jait. Wodening pari sinambut dening Ki Singaperbangsa Basakala tan angrawahi Piagem, lagi lampahipun Kiyai Yudabangsa kaping Ki Wangsataruna Ingkang potusan Kanjeng Dalem ambkta tata titi Yang kalih ewu Wadananipun Kiyai Singaperbagsa, Kalih ki wirasaba kang dipun wadanakaken ing manira. Sasangpun katampi dipunpernahken ing Waringinpitu lang ing Tanjungpura. Angraksa Siti Gung Bongas kilen. 55 Bintang T, Sejarah Karawang dari masa ke masa, Karawang: Viva Tanpas, 2007, h. 58 56 Wawancara pribadi dengan bapak H Firman : “Menurut Bapak H Firman bidang budaya di Dinas Budaya Dan Pariwisata Kabupaten Karawang bahwa keberadaan piagam tersebut sekarang ini berada di Belanda.” 27 Kala nulis piagem ing dina Rebo tanggal Sapuluh Sasi mulud tauh Alip. Kang anulis piagem manira, Anggaprana. Bahasa Jawa. 57 Terjemahan piagam tersebut dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: Maka, ingatlah piagam Kanjeng kepada Ki Rangga Gede dari Sumedang, yang dibawa oleh Ki Astrawardana. Adapun maksud dia membawa Piagam, karena Ki Astrawardana dia mengemban Tugas menjaga wilayah kekuasaan Raja “Nagara Agung” Wilayah itu dibatasi dibatasi oleh Cipamingkis di sebelah Baratdan Cilamaya di sebelah Timur. Seterusnya, Ki Astrawardana harus menunggui lumbung padi, yang Isinya sebanyak lima tangkes tiga belas jait. Nantinya, Padi itu harus diangkut oleh Singaperbangsa, jika Perintah sudah diterimanya. Surat perintah itu akan Diserahkan oleh Ki Yudabangsa dan Ki Wangsataruna, Yang saat ini sedang dalam perjalanan sambil membawa 2.000 orang. Orang sebanyak itu akan akan diserahkan kepada Ki Singaperbangsa dan Ki Wirasaba. Kedua orang itu telah diangkat sebagai Wedana. Kedua orang itu telah diangkat oleh raja. Jika surat pengangkatannya telah diterima, keduanya harus ditempatkan masing-masing di Waringinpitu dan Tanjungpura. Tugasnya menjaga Nagara Agung dari sebelah Barat dari ancaman musuh. Piagam ini ditulis hari rabu, Tanggal sepuluh Mulud, tahun Alif. Yang menulis piagam ini Adalah Anggaprana. Berdasarkan beberapa sumber yang ada menetapkan bahwa hari jadi Kabupaten Karawang pada tanggal 14 September 1633 M atau hari Rabu tanggal 10 Mulud 1555 tahun Jawa Saka. Untuk perayaan hari jadi Kabupaten Karawang diadakan dua kali perayaan yakni pada tanggal 10 Mulud dan 14 September, pada tanggal 10 Mulud diadakan ziarah ke makam-makam pahlawan yang ada disekitar Karawang dan utamanya ziarah ke makam Singaperbangsa Bupati pertama Kabupaten Karawang yang berada di Manggung Ciparage Desa Manggungjaya Kecamatan Cilamaya. Dan tanggal 14 September diadakannya bersama masyarakat Karawang. 57 Nina Herlina Lubis, dkk., Sejarah Kabupaten Karawang, h. 98. 28 Silsilah dan urutan para Bupati Karawang berdasarkan Sejarah singkat hari jadi Karawang 58 adalah sebagai berikut: No Nama Bupati Tahun Pemerintahan 1 Raden Adipati singaperbangsa 59 1633-1677 2 Raden Anom Wirasuta 60 1677-1721 3 Raden Jayanagara 61 1721-1731 4 Raden Singanagara 62 1731-1752 5 Raden Muhammad Saleh 63 1752-1786 6 Raden Singasari 64 1786-1809 7 Raden Aria Sastradipura 65 1809-1811 58 Sutedja dkk, Sejarah Singkat hari jadi Karawang berikut silsilah dan urutan para bupatinya, Karawang: Kantor Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Karawang, 2013, h. 11-26. 59 Raden Adipati Singaperbagsa putera Wiraperbangsa dari Galuh wilayah Kerajaan Sumedanglarang, bergelar Adipati Kertabumi IV. Pada masa pemerintahan Adipati Singaperbangsa, Pusat pemerintahan Kabupaten Karawang berada di Bunut Kertayasa, sekarang termasuk wilayah keluarahan Karawang Kulon Kecamatan Karawang Barat. Raden Adipati Singaperbangsa wafat pada tahun 1677, di makamkan di Manggungjaya Ciparage Desa Manggungjaya Kecamatan Cilamaya Kulon. Raden Adipati Singaperbangsa dikenal pula dengan sebutan Kyai Panembahan Singaperbangsa atau Dalem Kalidaon atau disebut juga dengan Eyang Manggung. 60 Raden Anom Wirasuta adalah putera Raden Adipati Singaperbangsa, yang diberi gelar Adipati Panatayuda I. 61 Radena Jaya Nagara adalah Putera RAden Anom Wirasuta yang diberi gelar Adipati Panatayudha II. 62 Raden Singanagara adalah putera Raden Jayanagara yang bergelar Raden Aria Panatayudha III. 63 Raden Muhammad Saleh adalah putera Raden Singanegara yang diberi gelar Raden Adipati Panatayudha IV. Raden Muhammad saleh juga dikenal pula dengan sebutan Raden Muhammad Zainal Abidin atau Raden Dalem 64 Raden Singasari adalah Putera Raden Muhammad Saleh, yang diberi gelar Raden Adipati Aria Singasari atau Panatayudha V. 65 Raden Aria Sastradipura adalah putera Raden Muhammad Saleh. Beliau ditugaskan sebagai Cutak demang setingkat Patih dengan tugas pekerajaan Bupati. 29 8 Raden Adipati Suryalaga 66 1811-1813 9 Raden Aria Sastradipura 67 1813-1820 10 Raden Adipati Suryanata 68 1821-1829 11 Raden Adipati Suryawinata 69 1829-1849 12 Raden Muhammad Enoh 70 1849-1854 13 Raden Adipati Sumadipura 71 1854-1863 14 Raden Adi Kusumah 72 1863-1886 15 Raden Surya Kusumah 73 1886-1911 16 Raden Tumenggung Aria Gadanagara 74 1911-1925 17 Raden Adipati Aria Suryamiharja 75 1925-1942 66 Raden Adipati Suryal;aga pada waktu kecil bernama Raden Ema, beliau adalah putera sulung Raden Adipati Suryalaga bupati Sumedang 1765-1783. 67 Raden Aria Sastradipura dua kalinya ditugaskan sebagai Cutak di Karawang, setelah yang pertama pada periode tahun 1809-1811 68 Raden Adipati Suryanata adalah putera Raden Adipati Wiranata Dalem Sepuh Bogor keturunan Cikandul. 69 Raden Adipati Suryawinata atau Haji Muhammad Sirod, Putera Adipati wiranata Dalem Sepuh Bogor, Adik Adipati Suryanata, Bupati Karawang yang memerintah pada tahun 1821- 1829 70 Raden Muhammad enoh adalah Putera Dalem Aria Wiratanudatar VI, yang bergelar Raden Sastranagara. 71 Raden Adipati Sumadipura adalah putera Raden Adipati Sastradipura Bupati Karawang ke-8 yang dilahirkan pada tahun 1814 dengan sebutan Uyang Ajian atau Dalem Sepuh. Raden Adipati Sumadipura bergelar Raden Tumenggung Aria Sastradinigrat I, beliau juga dalah yang membangun Pendopo Kabupaten, Masjid Agung dan Situ Buled di Purwakarta 72 Raden Adi Kusumah atau Apun Hasan adalah Putera Uyang Ajian yang bergelar Raden Adipati Sastradiningrat II. 73 Raden Surya Kusumah atau Apun Harun adal putera Raden Adi Kusumah yang bergelar Raden Adipati Sastradinigrat III. 74 Raden Tumenggung Aria Gandanagara adik Raden Surya Kusumah yang bergelar Adipati Sastradiningrat IV, dan beliau juga dikenal dengan sebutan Dalem Aria. 30 18 Raden Panduwinata 76 1942-1945 19 Raden Juarsa 77 1945-1948 20 Raden Ateng Surapraja dan R. Marta 78 1948-1949 21 R.M. Hasan Surya Saca Kusumah 79 1949-1950 22 Raden Rubaya 80 1950-1951 23 Moh. Tohir Mangkudijoyo 81 1951-1960 24 Letkol INF. H. Husni Hamid 82 1960-1971 25 Kolonel INF. Setia Syamsi 83 1971-1976 75 Raden Adipati Suryamiharja adalah putera Raden Rangga Haji Muhammad Syafe‟I, yang bergelar Raden Adipati Songsong Kuning. Raden Adipati Aria Suryamiharja merupakan Bupati Karawang terakhir sebelum masa pendudukan Jepang. 76 Raden Panduwinata dikenal dengan sebutan Raden Kanjeng Pandu suriadiningrat, beliau merupakan Bupati pada masa kependudukan Jepang. 77 Berhubung sedang bergejolaknya Revolusi, maka pada masa Pemerintahan Raden Juarsa, Pusat Pemerintahan Kabupaten dipindahkan dari Purwakarta ke Subang. 78 Pada tahun 1948-1949 di Kabupaten Karawang ditunjuk dua orang Bupati oleh Pemerintahan yang berbeda yaitu: a. Raden Ateng Surapraja adalah Bupati Karawang yang ditunjuk oleh Negara Pasundan yang berkedudukan di Subang. b R. Marta adalah Bupati Karawang jaman gerliya yang ditunjuk oleh pimpinan badan Pemerintahan Sipil Jawa Barat bulan Oktober 1948. 79 R.M. Hasan Surya Saca Kusumah adalah Bupati Karawang yang diangkat oleh Republik Indonesia Serikat RIS sesuia dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang pembentukan Kabupaten Karawang di lingkungan Pemerintahan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat 80 Raden Rubaya adalah Putera Suryanatamiharja yang berasal dari Sumedang yang menjadi Wedana Leles di Garut 81 Moh Tohir Mangkudijoyo putera Jaka asal Plered Purwakarta, pada masa pemerintahannya beliau didampingi oleh Kepala Daerah Moh. Ali Muchtar Putera Cakrawiguna Komisi Plered asal Jatisari 82 Letkol Inf. H. Husni Hamid putera ketiga Haji Abdul Hamid ayang berasal dari Cilegon, Banten. Sebelum menjadi Bupati Kepala Daerah Tingkat II Karawang jabatan beliau adalah Dandim 0604 Karawang. 83 Kolonel Inf Setia Syamsi, Putera E Suparman yang berasal dari Bandung, dilahirkan tanggal 3 April 1926. Jabatan beliau sebelum menjadi Bupati Karawang Adalah Dandim 06041 Karawang 1965-1969, Kepala Staf Brig. 12 Guntur Dam VISiliwangi di Cianjur 1969-1971 31 26 Kolonel INF. Tata Suwanta Hadisaputra 84 1976-1981 27 Kolonel CZI.H. Opon Sopanji 85 1981-1986 28 Kolonel CZI. H. Sumarno Suradi 86 1986-1996 29 Kolonel INF. Drs. H. Dadang S. Muhtar 87 1996-2000 30 PLT R.H. Daud Priatna SH, M.Si 88 2000 31 Letkol Purn Achmad Dadang 89 2000-2005 32 PLT. Drs.H.D. Salahudin Mufti, M,Si 90 18-11-2005 sd15-12- 2005 33 Drs. H. Dadang S. Muchtar 91 2005-2010 84 Kolonel Inf. Tata Suwanta Hadisaputra, putera Taslim Kartajumena asal Cirebon, dilahirkan di Bandung pada tanggal 23 April 1924. Jabatan beliau sebelum menjadi Bupati Kepala Daerah Tingkat II Karawang, adalah Dandim Garut, yang kemudian tugasnya dialihkan ke Korem Tarumanegara di Garut, Anggota DPRD Tingkat I Jawa Barat di Bandung. 85 Kolonel CZI. H. Opon Sopandji, putera Atmamihardja asal Sukapura Tasikmalaya. Sebelum menjabat sebagai Bupati Daerah Tingkat II Karawang, beliau adalah sebagai ketua DPRD Kabupaten Bogor. 86 Kolonel CZI. H. Sumarno Suradi, putera Suradi asal Bandung, sebelum menjabat sebagai Bupati Daerah Tingkat II Karawang, beliau menjabat sebagai Kepala Markas Wilayah Pertahanan Sipil Ka. Mawil Hansip VIII Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Barat. 87 Kolonel Inf. Drs. H. Dadang S. Muchtar, putera RE. Herman asal Cirebon, lahir di Klangenan Cirebon pada tanggal 4 September 1952. Sebelum menjabat Bupati Daerah Tingkat II Karawang, beliau menjabat Asisten Logistik Kodam III Siliwangi 1996. 88 R.H. Daud Priatna SH, M.Si, putera R Khoesoe Abdoel asal Pedes, Karawang, lahir pada tanggal 29 Juli 1941.beliau menjabat sebagai Bupati Berdasarkan SK. Menteri Dalam Negeri Nomor 131. 32. 055 tanggal 20 Februari 2000, disamping menjabat sebagai wakil Bupati beliau juga merangkap sebagai Pejabat Bupati Karawang. 89 Letnan Kolonel Purnawirawan Achmad Dadang, putera Tjasban, lahir pada tanggal 8 Agustus 1948 di Desa Cilamaya Karawang. Dilantik sebagai Bupati Karawang pada tanggal 16 Desember 2000. Sebelum menjabat sebagai Bupati Karawang beliau menjabat Dandim Aceh Timur Langsa dan Ketua DPRD Tingkat II Aceh Timur Langsa. 90 Drs. HD. Salahudin Muftie, M.Si, putera H. Jamil Bin Yusuf, lahir di Karawang pada tanggal 3 November 1945. Berdasarkan Kepmendagri no 131. 32. 1017 tahun 2005 tanggal 18 November 2005 melaksanakan tugas dan kewajiban Bupati Karawang sampai tanggal 15 Desember 2005. 32 34 PLT. Ir. H. Iman Sumantri 92 Desember2010 35 Drs. H. Ade Swara, MH 93 2010-2015 Dengan berbagai Sejarah kedudukan Ibu Kota kabupaten Karawang banyak mengalami perubahaan dalam penamaan ibu kota, yang diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Kabupaten Karawang dengan ibu kotanya di Karawang dari tahun 1653-1819 166 tahun. 2. Kabupaten Karawang ibu kotanya di Wanayasa sekitar tahun 1820-1830 10 tahun. 3. Kabupaten Karawang dengan Ibu Kotanya di Purwakarta tahun 1830- 1449. Melalui keputusan Wali Negara Pasundan tanggal 29 Januari 1949 nomor 12 Kabupaten Karawang dipecah menjadi 2 yaitu: Karawang Barat dengan Ibu Kota Karawang dan Karawang Timur menjadi Kabupaten Purwakarta dengan ibu kota di Subang. 4. Dengan undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 1950 tentang pembentukan daerah kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat tahun 91 Drs. H. Dadang S. Muchtar, putera RE Herman asal Cirebon, dilahirkan pada tanggal 4 September 1952 di Klangenan Cirebon. Beliau kembali memimpin Kabuppaten Karawang hasil Pilihan Rakyat langsung pada PILKADA tahun 2005. 92 Ir. H. Iman Sumantri, putera Mayor Purnawirawan TNI Ishak Iskandar, Lahir di Cimahi Bandung pada tanggal 15 November 1965. Beliau menjabat sebagai bupati berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 131 Kep.1714-Pem-um 2010 tanggal 15 Desember 2010 melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Bupati Karawang dari tanggal 17 Desember 2010 sampai dengan tanggal 27 Desember 2010. 93 Drs. H. Ade Swara, MH, putera H. Edi Suhendi dilahirkan pada tanggal 15 Juni 1960 di Ciamis. Merupakan Bupati terpilih hasil Pemilukada Kabupaten Karawang tahun 2010. 33 1950. Karawang secara resmi dinyatakan sebagai kabupaten yang berdiri sendiri dengan Ibu Kota di Karawang. Kabupaten Karawang telah terbagi menjadi 30 Kecamatan dengan jumlah desa seluruhnya sebanyak 297 desa dan 12 Jumlah desa terbanyak ada di Kecamatan Telagasari, dan Tempuran yaitu 14 Desa dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Majalaya dan Ciampel, yaitu sebanyak 7 Desa. 94

C. Kondisi Sosial dan Keagamaan masyarakat Karawang

Pada tahun 2012 jumlah penduduk kabupaten Karawang mencapai 2.207.181 jiwa, jumlah tersebut merupakan hasil proyeksi dan angka yang masih sementara. Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2012 berjumlah 1.137.818 jiwa, dan penduduk perempuan berjumlah 1.069.363 jiwa. Jika dilihat pada data tersebut maka jumlah dari penduduk kabupaten Karawang adalah 106,40 yang artinya penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. 95 Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang, Karawang Dalam Angka 2013, Karawang: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang, 2013. 94 Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang, Karawang Dalam Angka 2013, Karawang: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang, 2013, h. 7 95 Ibid., h. 25 34 Jenis mata pencaharian penduduk Karawang umumnya adalah sebagai petani, masyarakat petani jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk berjenis kelamin laki-laki. Sementara itu untuk kelompok usia anak-anak, laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan dengan anak-anak berjenis kelamin perempuan. Kondisi yang berbeda pun dapat dilihat oleh masyarakat pribumi yang bukan petani karena baik usia dewasa maupun anak-anak, jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan. Jumlah penduduk karawang yang berprofesi sebagai petani diperkirakan 91,56 , sedangkan jumlah penduduk karawang yang berprofesi di luar pertanian sekitar 8,44 . Memasuki pada awal abad ke-20, penduduk pribumi Karawang memiliki berbagai macam pencaharian yang beranekaragam antara lain pertanian, perdagangan dan kerajinan, serta perikanan. Sementara itu kabupaten Karawang termasuk salah satu kabupaten yang yang menjadi sentra pembudidayaan padi. Pembudidayaan padi tidak hanya dilakukan di areal persawahan, melainkan juga sebagian masyarakat membudidayakan tanaman tersebut di ladang. Jumlah penduduk kabupaten Karawang pada tahun 2012 berdasarkan agama yang dianut adalah sebagi berikut: Islam sebanyak 98,55, Katolik 0,22, Protestan 0,93, Budha 0,26, dan Hindu 0,04. 96 Berdasarkan jumlah persentase tersebut maka jumlah sarana peribadatan seperti masjid, langgar, 96 Ibid., h. 49