Sejarah Pengadilan Tinggi Agama Jakarta

3. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien. 4. Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan profesional. 2

B. Tugas-tugas Pokok Pengadilan Tinggi Agama Jakarta

Tugas-tugas pokok Pengadilan Tinggi Agama Jakarta adalah sebagai berikut : 1. Pengadilan Tinggi Agama bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat banding. Sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-undang Nomor 3 tahun 2006, tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yakni menyangkut perkara-perkara: perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqoh, dan ekonomi syariah. 2. Memberikan pelayanan yustisial bagi perkara banding. 3. Memberikan pelayanan di bidang administrasi perkara banding dan administrasi peradilan lainnya. 4. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang Hukum Islam pada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta sebagaimana diatur dalam pasal 52 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. 5. Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan perilaku hakim, panitera, sekretaris dan jurusita di daerah hukumnya. 2 Dikutip dari www.pta-jakarta.go.id Tanggal 07 Juli 2015 pukul 20.00. 6. Mengadakan pengawasan terhadap jalannya peradilan di tingkat Pengadilan Agama dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya. 7. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama dan Pengadilan Agama. 8. Melaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti hisab rukyat dan sebagainya.

C. Kewenangan Absolut Pengadilan Tinggi Agama Jakarta

Kewenangan absolut absolute competentie adalah kekuasaan peradilan yang berhubungan dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkat pengadilan, dalam perbedaannya dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkat pengadilan lainnya. Kekuasaan pengadilan di lingkungan Peradilan Agama adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara perdata tertentu di kalangan golongan rakyat tertentu, yaitu orang-orang yang beragama Islam. 3 Berbicara tentang kewenangan absolut Pengadilan Tinggi Agama Jakarta, tidak terlepas dengan kewenangan absolut Pengadilan Agama itu sendiri. Hanya saja yang membedakannya adalah Pengadilan Tinggi Agama menyelesaikan sengketa pada tahap banding. Wewenang kompetensi Peradilan Agama diatur dalam pasal 49 sampai dengan pasal 53 UU No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Wewenang tersebut terdiri atas wewenang relatif dan wewenang absolut. Wewenang 3 M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, Jakarta: Sinar Grafika, 2003, h.56. relatif Peradilan Agama merujuk pada pasal 118 HIR atau pasal 142 RB.g. jo. pasal 66 dan pasal 73 UU No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sedang wewenang absolut berdasarkan pasal 49 UU No. 7 tahun 1989. Perkara yang menjadi kewenangan absolut Pengadilan Agama yakni : perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqoh, dan ekonomi syariah. 4 Harta bersama termasuk dalam kewenangan absolut Pengadilan Tinggi Agama, karena termasuk dalam lingkup perkara perkawinan. Di Pengadilan Tinggi Agama Jakarta sendiri berdasarkan wawancara penulis dengan Hakim Tinggi Pengadilan Agama Jakarta Drs. H. Pelmizar, M.H.I dan juga berdasarkan keterangan dari Panitera Muda Hukum Pengadilan Tinggi Agama Jakarta Fahruddin, S.H, masalah harta bersama dari tahun 2013 hingga pertengahan 2015, menurut pengamatan para narasumber, tidak termasuk perkara yang banyak menghiasi meja Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Agama Jakarta. 5

D. Prosedur Pengajuan Perkara di Pengadilan Tinggi Agama Jakarta

Prosedur atau alur pengajuan perkara di Pengadilan Tinggi Agama Jakarta sebagai berikut : 1. Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan atau permohonan 2. Pihak berperkara menghadap petugas Meja I dan menyerahkan surat gugatan atau permohonan, minimal 5 lima rangkap. Untuk surat 4 Dikutip dari blog www.wardhachece.blogspot.com Tanggal 07 Juli 2015 Pukul 20.00 wib. 5 Wawancara penulis dengan Hakim PTA Jakarta, Drs. H. Pelmizarm M.H.I di Ruangan Hakim PTA Jakarta, Tanggal 30 Juni 2015. gugatan ditambah sejumlah Tergugat. Dokumen yang perlu diserahkan kepada Meja I adalah : a. Surat kuasa khusus dalam hal Penggugat atau Pemohon menguasakan kepada pihak lain. b. Fotokopi kartu tanda advokat bagi yang menggunakan jasa advokat. c. Surat kuasa insidentil harus ada keterangan tentang hubungan keluarga dari kepala desalurah danatau surat izin khusus dari atasan bagi PNSPOLRITNI. 3. Petugas Meja I dapat memberikan penjelasan yang dianggap perlu berkenaan dengan perkara yang diajukan dan menaksir panjar biaya perkara yang kemudian ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar SKUM. Besarnya panjar biaya perkara diperkirakan harus telah mencukupi untuk menyelesaikan perkara tersebut, didasarkan pada pasal 182 ayat 1 HIR atau pasal 90 Undang- undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan terahir Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009. Catatan yang perlu diketahui oleh pihak berperkara : a. Bagi yang tidak mampu dapat diijinkan berperkara secara Prodeo cuma-cuma. Ketidakmampuan tersebut dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan dari lurah atau kepala desa setempat yang dilegalisasi oleh camat.