Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis yang Pembelajarannya

yaitu diantaranya memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar dan mengatur strategi dan taktik. Model Jigsaw dilakukan secara berdiskusi kemudian hasil diskusi ditulis lalu dipresentasikan di depan kelas, hal ini dapat memicu siswa untuk bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan setiap tugasnya dan indikator dari kemampuan berfikir kritis yang dapat terpenuhi yaitu diantaranya memberikan penjelasan sederhana dan membangun keterampilan dasar. Pada saat presentasi siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan lebih mendominasi di kelas, sehingga terdapat perbedaan dalam kemampuan berpikir kritis yang ditunjukkan juga oleh jumlah indikator yang dapat terpenuhi siswa melalui model pembelajaran Team Games Tournament dibandingkan dengan model pembelajaran Jigsaw.

2. Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa yang Memiliki Minat

Belajar Rendah yang Menggunakan Model Pembelajaran Tipe TGT Lebih Tinggi Dibandingkan dengan yang Menggunakann Model Pembelajaran Tipe Jigsaw. Pemahaman siswa dapat diperoleh dari pembelajaran dan dapat dilihat dari aktivitas belajar serta kemampuan berpikir kritis siswa. Aktivitas belajar pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT, bagi siswa yang memiliki minat belajar rendah, siswa harus mempersiapkan diri secara optimal karena siswa dituntut untuk berpikir dan menyelesaikan masalah serta harus dapat menjelaskan atau mempresentasikan secara individu dan juga harus mempersiapkan diri dalam pertandingan. Menurut Slavin 2008, perspektif motivasional pada pembelajaran kooperatif terutama yang memfokuskan pada penghargan atau struktur dimana para siswa bekerja. Deutsch dalam slavin 2008 mengidentifikasi 3 srtuktur tujuan dalam pembelajaran kooperatif yaitu : 1. Kooperatif, dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain. 2. Kompetitif, dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi pencapaian tujuan anggota lainnya. 3. Individualistik, dimana usaha berorientasi tujuan dari individu tidak memiliki konsekuensi apapun bagi pencapaian tujuan anggota lainnya. Struktur tujuan kooperatif di dalam perspektif motivasional menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka sukses. Oleh karena itu, merka harus membantu teman satu timnya untuk melakukan apapun agar kelompok mereka berhasil dan mendorong anggota satu timnya untuk melakukan usaha maksimal. Hal ini mendorong siswa yang mempunyai minat cenderung rendah akan memiliki motivasi lebih agar dapat bersaing dengan teman sekelas yang memiliki kecenderungan lebih aktif dikelas. Aktivitas belajar siswa yang memiliki minat belajar rendah pada model pembelajaran Jigsaw ini, akan merasa sulit menyesuaikan diri, siswa dituntut untuk memahami materi atau harus bisa menguasai materi yang diberikan, siswa harus berpikir dan memecahkan masalah sesuai kemampuan yang mereka miliki, siswa hurus menuliskan hasil diskusi kelompok secara individu serta harus mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. Dari pemaparan penulis dan didukung oleh teori diatas, maka diduga kemampuan berpikir kritis pada siswa yang memiliki minat belajar rendah yang menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament TGT lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran Jigsaw.

3. Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa yang Memiliki Minat

Belajar Tinggi yang Menggunakan Model Pembelajaran Tipe TGT Lebih Rendah Dibandingkan dengan yang Menggunakann Model Pembelajaran Tipe Jigsaw. Aktivitas belajar pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT, bagi siswa yang memiliki minat belajar tinggi dan berkemampuan untuk menguasi materi terkadang masih kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya karena hanya akan berkonsentrasi dalam mempersiapkan dirinya dalam pertandingan yang akan diadakan diakhir pembelajaran dan tidak menyadari bahwa temannya yang memiliki minat belajar rendah akan berusaha memahami materi secara maksimal. Kelemahan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini merupakan kendala aplikasi model dilapangan yang harus dicari jalan keluarnya, menurut roy killen adalah : 1. Prinsip utama pola pembelajaran ini adalah “peer teaching” pembelajaran oleh teman sendiri, akan menjadi kendala karena perbedaaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan didiskusikan bersama dengan siswa lain. Dapat dimungkinkan, siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan lebih aktif dalam diskusi pemecahan masalah, siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan semakin memahami materi dan semakin baik pengetahuannya karena ia memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap materi diskusi pemecahan masalah yang diberikan oleh guru. 2. Dirasa sulit untuk meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi kepada teman, jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri. Siswa yang memiliki minat belajar rendah cenderung lebih mengandalkan yang memiliki kemampuan berfikir yang lebih dalam menyampaikan informasi dan berdiskusi. Sedangkan, siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan berusaha membuat teman satu kelomoknya dapat mengerti apa yang dia sampaikan,sehingga akan berusaha mencari informasi yang memadai serta berusaha membuat kelompoknya dapat menampilkan presentasi yang maksimal didepan kelas. Diduga kemampuan berpikir kritis pada siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament TGT lebih rendah dibandingkan dengan model pembelajaran Jigsaw.

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

PERBANDINGAN KETERAMPILAN SOSIAL YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, INTELLECTUALY (SAVI) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 BANDA

0 13 113

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN ADVERSITAS PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 B

0 6 103

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS.

0 0 6