Warna Gingiva Konsistensi Gingiva Kontur Gingiva

dari serum yang memungkinkan bakteri lain dengan kebutuhan metabolisme berbeda memasuki plak. Bakteri tersebut yaitu jenis batang negatif Gram, seperti Prevotella sp., Porphyromonas sp., Capnocytophaga sp., Fusobacterium sp., dan Bakteriodes sp. Interaksi bakteri lebih lanjut terjadi antara jenis bakteri berbeda. Bakteri pengkoloni sekunder ini juga membentuk kelompok bakteri utama dari plak subgingiva. 17 Selama pematangan plak, terjadi peningkatan massa dan ketebalan plak sebagai hasil dari proliferasi bakteri pada plak. Proses pematangan plak membutuhkan kohesi dari sel-sel bakteri yang dihasilkan dari pembentukan matriks intermikroba yang tersusun dari material saliva, eksudat gingiva, dan substansi mikroba seperti polisakarida. 19

2.2 Gingiva

Gingiva merupakan bagian dari jaringan pendukung gigi atau periodonsium yang menutupi prosesus alveolaris dari rahang dan mengelilingi leher gigi, serta memiliki fungsi utama melindungi jaringan dibawahnya. Secara klinis, gingiva dapat terlihat di dalam rongga mulut, sedangkan struktur periodontal pendukung lainnya yaitu ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar tidak terlihat, kecuali sementum jika terjadi resesi gingiva. 24

2.2.1 Gambaran Klinis Gingiva

Gingiva normal dikarakteristikkan oleh beberapa gambaran klinis, antara lain:

2.2.1.1 Warna Gingiva

Margin gingiva dan gingiva cekat secara umum berwarna koral pink. Hal ini diakibatkan oleh karena adanya suplai vaskular, ketebalan dan derajat keratinisasi epitel, serta sel-sel yang mengandung pigmen. Warna ini bervariasi pada setiap individu dan berhubungan dengan pigmentasi kulit. Warna gingiva lebih terang pada orang berambut pirang dengan kulit kuning langsat daripada orang berambut gelap yang berkulit hitam. 5,24 Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Warna gingiva: A. Gingiva normal pada dewasa muda B. Gingiva dengan pigmentasi berat pada dewasa paruh baya 24 Gingiva cekat dibatasi dari batas mukosa alveolar pada sisi bukal dengan garis mukogingival berbatas jelas. Mukosa alveolar lebih berwarna merah, halus, dan berkilat. Hal ini dikarenakan perbedaan struktur mikroskopis dari gingiva cekat dengan mukosa alveolar, di mana epitelium mukosa alveolar lebih tipis, tidak terkeratinisasi, dan tidak terdiri dari rete pegs. Selain itu jaringan ikat mukosa alveolar tersusun longgar dan mengandung lebih banyak pembuluh darah. 24

2.2.1.2 Konsistensi Gingiva

Gingiva memiliki konsistensi kaku firm dan lenting resilient. Hal ini disebabkan oleh kandungan kolagen pada lamina propria dan perlekatan gingiva ke mukoperiosteum tulang alveolar. Gingiva bebas memiliki konsistensi yang kaku karena mengandung serabut gingiva meskipun tidak melekat ke mukoperiosteum tulang alveolar. 5,24

2.2.1.3 Kontur Gingiva

Kontur atau bentuk gingiva sangat bervariasi, tergantung pada bentuk dan susunan gigi geligi pada lengkung rahang, lokasi dan besar area kontak proksimal, dan dimensi embrasur gingiva oral maupun vestibular. Margin gingiva mengelilingi gigi seperti kerah baju dan mengikuti pola seperti busur pada permukaan vestibular dan oral. Pola tersebut berbentuk garis lurus sepanjang gigi dengan permukaan relatif datar. Pada gigi yang sangat konveks dalam arah mesio distal, seperti kaninus maksila, atau gigi labioversi pola seperti busur tersebut akan semakin jelas dan posisi Universitas Sumatera Utara gingiva akan berada lebih ke apikal. Sementara itu, gingiva akan lebih datar dan menebal pada gigi lingoversi. 5,24 Gambar 4. Kontur gingiva yang menebal pada gigi linguoversi 24

2.2.1.4 Tekstur Permukaan Gingiva