demikian, hal tersebut memiliki implikasi hukum syar’i terkait penyempurnaan tersebut. Kedudukan hukumnya sesuai dengan jenis kelamin setelah penyempurnaan, sekalipun hal
itu belum memperoleh penetapan pengadilan terkait perubahan tersebut. Atas dasar fatwa tersebut, MUI memberi rekomendasi kepada Kementerian Kesehatan untuk menjadikan
fatwa itu sebagai pedoman dalam memberikan aturan pelaksanaan operasi kelamin dengan melarang operasi ganti kelamin dan mengatur pelaksanaan operasi
penyempurnaan. Selain itu, pihaknya juga meminta Mahkamah Agung membuat surat edaran kepada hakim untuk tidak menetapkan permohonan penggantian jenis kelamin
dari hasil operasi ganti kelamin.http:www.surya.co.id20100727MUIHaramkan- Perubahan-Jenis-Kelamin.html.
2.1.9 Teori S-O-R
Pada awalnya teori ini berasal dari psikologi, karena adanya kesamaan objek material dari psikologi sama, maka teori ini menjadikan kajian teori ilmu komunikasi
yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen – komponen opini, sikap, perilaku, afektif, konasi dan kognitif.
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Stimulus sendiri berarti pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan komunikan.
Komunikator memberikan pesan berupa tanda, lambang dan gambar kepada komunikan. Organism berarti komunikan sebagai penerima pesan atau informasi dari komunikator.
Setelah komunikan memperhatikan tanda, lambang maupun gambar, kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan memahami pesan yang
disampaikan. Selanjutnya response diartikan efek sebagai akhir dalam proses
komunikasi. Keberhasilan dalam proses komunikasi adalah menimbulkan perubahan kognitif, afektif dan konatif pada diri komunikan.
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat megharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara
pesan dan reaksi komunikan. Selain itu teori menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari ilmu komunikasi Mc.Quail,1991:234. Akibat
atau pengaruh yang terjdi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu. Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus tersebut tergantung dari
isi pesan yang ditampilkan. Unsur – unsur dalam model ini adalah :
a. Pesan Stimulus, merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada
komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda dan lambang. b.
Komunikan Organism, merupakan keadaan komunikan disaat menerima pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima sebagai informasi dan
komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan setiap pesan
yang disampaikan melalui tanda dan lambang. Selanjutnya komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan oleh
komunikator. c.
Efek Respon, merupakan dampak dari komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan sikap yaitu sikap kognitif, afektif dan konatif. Efek kognitif merupakan
efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi. Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan Effendy,2003:255.
Jika unsur stimulus berupa pesan, unsur organism berupa perhatian, pengertian dan penerimaan komunikan dan unsur respon berupa efek. Maka sangat tepat jika peneliti
menggunakan teori S-O-R untuk dipakai sebagai pijakan teori dalam penelitian.
Teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut
Organism :
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
Respon:
a. Kognitif
b. Afektif
c. Konatif
Stimulus
Gambar 1. Model Teori S-O-R Effendy,2003:255 Menurut gambar dari model diatas menunjukkan bahwa stimulus atau pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa isi pesan yang berisi tentang “diharamkannya operasi jenis kelamin” di media massa yang mungkin diterima atau
mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan. Proses selanjutnya
komunikan tersebut mengerti dari pesan yang telah disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesediaan diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan keberhasilan
dalam proses komunikasi Effendy,2003:256.
2.2. Kerangka Berfikir Stimulus : Organism : Respon Sikap
Berita mengenai Waria Surabaya Waria Surabaya : “ diharamkannya a. Perhatian a. Kognitif
perubahan b. Pengertian b. Afektif jenis kelamin” c. Penerimaan c. Konatif
Gambar 2. Kerangka Berpikir Sumber: Effendy,2003:255 Gambar kerangka berpikir diatas memberikan penjelasan bahwa stimulus atau
pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa isi pesan yang berisi tentang “diharamkannya perubahan jenis kelamin” yang mungkin diterima atau
terjadi penolakan, kemudian komunikan Waria Surabaya membaca berita tersebut melalui proses perhatian, pengertian, penerimaan, yang selanjutnya akan menimbulkan
efek kognitif tingkat pengetahuan menjadi tahu tentang “diharamkannya operasi jenis kelamin” , efek afektif perasaan senang atau tidak senang ataupun kecewa serta jengkel
dan efek konatif yang berkaitan dengan sikap terhadap “diharamkannya perubahan jenis kelamin”.
BAB III METODE PENELITIAN