Dalam penelitian ini representasi menunjuk pada pemaknaan tanda-tanda yang terdapat pada iklan shampoo Clear soft and shiny versi” Sandra dewi” di
majalah.
2.1.7 Sensualitas dalam Iklan
Iklan merupakan pesan yang menawarkan produk dengan menggunakan suatu media yang kemudian bertujuan untuk mempersuasi masyarakat untuk
mencoba dan akhirnya membeli produk tersebut. Kontribusinya telah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat.
Belakangan ini iklan-iklan di media cetak, khususnya majalah, meninggalkan sisi edukasinya dalam beriklan. Iklan sekarang lebih cenderung mengutamakan
profit bagi produsen saja, yaitu iklan tersebut dibuat sedemikian rupa mampu merangsang keinginan masyarakat untuk membeli dan untuk menanamkan image
produk agar selalu diingat. Untuk membuat iklan yang menarik bagi konsumennya, produsen iklan-iklan ini menampilkan daya tarik sensualitas sebagai pemikatnya.
Sensualitas dalam iklan digunakan sebagai aspek tambahan dalam suatu iklan, karena materi sensualitas menjadi daya tarik untuk mengambil perhatian
pengamat iklan. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, sensualitas itu adalah perihal fisik : segala sesuatu yang mengenai badani dan rohani Depdikbud, 1991 :
196 Akan tetapi sensualitas bukan hanya ditentukan secara fisik yang tampak saja,
dari pakaian atau bentuk tubuh, pusatnya ada di pikiran. Berpakaian dan berpenampilan seronok bukan sensual atau seksi, melainkan porno. Sensualitas
merupakan daya tarik yang terpancar karena si empunya memang menarik sriwijayapost-online
2.1.8 Eksistensi Perempuan Dalam Iklan
Pada pertengahan abad XIX 19 kreativitas iklan di media massa berkembang sangat cepat. Misalnya, iklan obat merek Borax pada tahun 1880, sudah
menampilkan gambar perempuan. Pada titik kreativitas ini, perempuan pertama kali mulai dipergunakan sebagai ilustrasi iklan. Pabrik obat mempergunakan perempuan
bugil untuk mengomunikasikan obat penghilang rasa sakit. Sejak saat itulah, banyak kesempatan kerja bagi perempuan untuk menjadi model iklan, karena iklan
menggunakan perempuan sebagai modelnya. Model dalam iklan akan menjadi stereofikasial untuk memberi image dan persuasi barang produksi. Visualisasi yang
stereotif tentang perempuan dalam iklan tetap dominan. Stereotif ini, dimanfaatkan habis-habisan untuk menggaet konsumen di tengah-tengah pasar yang sangat tajam
persaingannya Kuswandi, 2008:65. Dalam kenyataan sehari-hari keberadaan dunia perempuan pada umumnya,
antara lain: a.
Tubuh, yaitu perawatan tubuh, kosmetik, fashion dan aksesori. b.
Dapur, yaitu melayani makan seluruh keluarga. c.
Kasur, yaitu melayani suami di tempat tidur. d.
Asah, asih asuh, yaitu merawat dan mengasuh, mendidik anak. e.
Kantor, yaitu urusan yang berhubungan dengan pekerjaan, karena pada umumnya perempuan kini bekerja.
Dari lima kenyataan dunia perempuan diatas menandakan bahwa peran perempuan bukan hanya bergerak dalam lingkungan domistik rumah tangga, tetapi
juga publik yakni aktif di organisasi dan bekerja. Dengan demikian, citra perempuan ukan hanya berperan ganda tetapi juga berbeban ganda Kuswandi, 2008:66.
2.1.9 Seksisme Perempuan