Teknik Pengumpulan Data Teknik analisis Data
Tabel III.1 Tingkat Kemandirian Daerah
Rasio Kemandirian Tingkat Kemandirian
Pola Hubungan 0 - 25
Sangat Rendah Instruktif
25 - 50 Rendah
Konsultatif 50 - 75
Sedang Partisipatif
75 - 100 Tinggi
Delegatif Sumber: Tangkilisan 2005:82
Kabupaten Sleman semakin mampu dalam menghadapi otonomi daerah jika rasio kemandirian sudah lebih dari 75.
b. Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal yaitu kemampuan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli daerah guna membiayai
pembangunan komponen PAD dibandingkan dengan Total Pendapatan Daerah,
Derajat Desentralisasi Fiskal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
DDF= Keterangan:
DDF = Derajat Desentralisasi Fiskal PADt = Total PAD tahun t
TPDt = Total Penerimaan Daerah Tahun t
Tabel III.2 Tingkat Perkembangan Kemampuan Keuangan Daerah
PADTPD Kemampuan Keuangan Daerah
0,00-10,00 Sangat Kurang
10,01-20,00 Kurang
20,01-30,00 Cukup
30,01-40,00 Sedang
40,01-50,00 Baik
50,00 Sangat Baik
Sumber: Tangkilisan 2005:83 Kabupaten Sleman semakin mampu dalam menghadapi otonomi daerah
jika dilihat dari rasio derajat desentralisasi fiskal yaitu lebih dari 50.
c. Rasio Indeks Kemampuan Rutin yang menggambarkan besarnya kemampuan pemerintah daerah untuk membiayai pengeluaran rutin
dalam melaksanakan kegiatan pemerintahannya Perbandingan antara proporsi PAD dengan Total Pengeluaran Rutin
IKR = X 100
Keterangan: IKR = Indeks Kemampuan Rutin
PAD = Pendapatan Ali Daerah
Tabel III.3 Tingkat Kemampuan Rutin Daerah
PADPengeluaran Rutin Kemampuan Keuangan Daerah
0,00-10,00 Sangat Kurang
10,01-20,00 Kurang
20,01-30,00 Cukup
30,01-40,00 Sedang
40,01-50,00 Baik
50,00 Sangat Baik
Sumber : Tangkilisan 2005:84 Kabupaten Sleman mampu dalam menghadapi otonomi daerah jika
dilihat dari rasio indeks kemampuan rutin yaitu lebih dari 50. d. Rasio Keserasian yang menggambarkan keseimbangan antara alokasi
dana pemerintah daerah pada belanja rutin dan belanja pembangunan. Secara sederhana rasio dapat diformulasikan sebagai berikut:
Rasio Belanja Rutin = Rasio Belanja pembangunan =
e. Rasio Pertumbuhan yang menggambarkan seberapa besar kemampuan pemerintah
daerah dalam
mempertahankan dan
meningkatkan keberhasilan yang dicapai dari periode ke periode lainnya.
Rumus yang digunakan adalah: r =
Keterangan: Pn = Data yang dihitung pada tahun ke-n
Po = Data yang dihitung pada tahun ke-0 r = Pertumbuhan
Tabel III.4 Tingkat Pertumbuhan Daerah
Pertumbuhan Kemampuan Keuangan Daerah
0,00-10,00 Sangat Kurang
10,01-20,00 Kurang
20,01-30,00 Cukup
30,01-40,00 Sedang
40,01-50,00 Baik
50,00 Sangat Baik
Sumber : Tangkilisan 2005:84 Kabupaten Sleman mampu dalam menghadapi otonomi daerah jika
dilihat dari rasio pertumbuhan yaitu lebih dari 50.
2. Untuk menjawab permasalahan yang kedua dilakukan perbandingan perhitungan antar periode dari 2010 sampai dengan 2014 sehingga
dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya dalam setiap periode dengan menggunakan analisis trend sebagai tolak ukur dalam
menilai perkembangan
kemampuan keuangan
daerah dalam
mendukung pelaksanaan otonomi daerah di Pemerintahan Kabupaten Sleman. Di dalam analisis trend, jika koefisien b positif b0 berarti
disimpulkan mengalami peningkatan dan daerah semakin mampu dalam melaksanakan otonomi daerah . jika koefisisen b negatif b0
berarti disimpulkan mengalami penurunan dan daerah belum mampu dalam melaksanakan otonomi daerah.
Semakin tinggi
rasio mengindikasikan
bahwa tingkat
ketergantungan daerah terhadap sumber pendapatan daerah selain PAD semakin rendah dan semakin tingginya tingkat pertisipasi masyarakat
dalam membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama Pendapatan Asli Daerah PAD, dan demikian pula sebaliknya.
Dalam analisis trend, digunakan analisis time series dengan persamaan trend sebagai berikut Purwanto, 2007 :
Y’ = a + bX Besarnya a dan b dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut :
a = b =
Keterangan : Y’ = Nilai trend
a = Nilai konstanta yaitu nilai Y pada saat nilai X=0 b = Nilai kemiringan yaitu tambahan nilai Y, apabila X bertambah satu
satuan X = Nilai periode tahun
50