Peningkatan Pendapatan Daerah Keuangan Daerah 1. Kemampuan Keuangan Daerah
1 Belanja Operasi Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari
pemerintah pusatdaerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi terdiri dari:
a. Belanja Pegawai Merupakan belanja kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun
barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat daerah, Pegawai Negeri Sipil PNS,
dan pegawai yang dipekerjakan oleh Pemda yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali
pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. b. Belanja Barang
Merupakan pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang
dipasarkan maupun tidak dipasarkan, dan pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan
belanja perjalanan. Belanja barang dapat dibedakan menjadi belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan, dan belanja perjalanan dinas.
1. Belanja Barang dan Jasa Merupakan pengeluaran yang antara lain dilakukan untuk
membiayai keperluan kantor sehari-hari, pengadaan penggantian inventaris kantor, langganan daya dan jasa, lain-
lain pengeluaran untuk membiayai pekerjaan yang bersifat
nonfisik dan secara langsung menunjang tugas pokok dan fungsi SKPD, pengadaan inventaris kantor yang nilainya
tidak memenuhi syarat nilai kapitalisasi minimum yang diatur oleh pemda dan pengeluaran jasa nonfisik seperti
pengeluaran untuk biaya pelatihan dan penelitian. 2. Belanja Pemeliharaan
Merupakan pengeluaran
yang dimaksudkan
untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada
ke dalam kondisi normal tanpa memperhatikan besar kecilnya jumlah belanja. Belanja pemeliharaan meliputi
antara lain pemeliharaan tanah, pemeliharaan gedung dan bangunan kantor, rumah dinas, kendaraan bermotor dinas,
perbaikan peralatan dan sarana gedung, jalan, jaringan irigasi, peralatan mesin, dan lain-lain sarana yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan. 3. Belanja Perjalanan Dinas
Merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk membiayai perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi dan
jabatan. c. Belanja Bunga
Belanja bunga adalah pengeluaran pemda untuk pembayaran bungainterest atas kewajiban penggunaan pokok utang principal
outstanding yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka
pendek atau jangka panajang d. Belanja Subsidi
Belanja Subsidi yaitu alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau
mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa sehingga harga jualnya dapat dijangkau
masyarakat. e. Hibah
Hibah adalah pengeluaran pemda dalam bentuk uangbarang atau jasa kepada pemda lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan
organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak
secara terus menerus. f. Bantuan Sosial
Bantuan sosial adalah transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya
risiko sosial.
2 Belanja Modal Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap
dan aset lainnya yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Suatu belanja dapat dikategorikan sebagai belanja modal jika
pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset lainnya yang dengan demikian menambah aset pemda, pengeluaran tersebut
melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang telah ditetapkan oleh pemda, perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk
dijual. Belanja modal terdiri meliputi antara lain: belanja modal untuk
perolehan tanah, gedung, dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya
3 Belanja tidak terduga Menurut pasal 48 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, Belanja Tak Terduga
adalah belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak
diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun sebelumnya yang telah ditutup.
Pengeluaran daerah tersebut harus dikelola dengan memperhatikan beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan antara lain Nirzawan,2001: 77:
1 Akuntabilitas Akuntabilitas pengeluaran daerah adalah kewajiban pemerintah daerah untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan dan melaporkan segala aktivitas dan kegiatan yang terkait dengan penggunaan uang publik kepada pihak yang
memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut
DPRD dan masyarakat luas. Aspek penting yang harus dipertimbangkan oleh para manajer daerah adalah :
a Aspek legalitas pengeluaran daerah yaitu setiap transaksi pengeluaran yang dilakukan harus dapat dilacak otoritas legalnya.
b Pengelolaan stewardship atas pengeluaran daerah yang baik, perlindungan aset fisik dan finansial, mencegah terjadinya pemborosan dan salah urus.
Prinsip-prinsip akuntabilitas pengeluaran daerah : a Adanya sistem akuntansi dan sistem anggaran yang dapat menjamin bahwa
pengeluaran daerah dilakukan secara konsistensi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b Pengeluaran daerah yang dilakukan dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
c Pengeluaran daerah yang dilakukan dapat berorientasi pada pencapaian visi, misi, hasil dan manfaat yang akan diperoleh.
2 Value of Money Pengeluaran daerah harus mendasarkan konsep value of money,yaitu:
a Ekonomi, adalah hubungan antara pasar nilai uang dan masukan input. Ekonomi adalah pembelian barang dan jasa pada kualitas yang diinginkan
dan pada harga terbaik yang memungkinkan. Pengertian ekonomi sebaiknya mencakup juga pengeluaran daerah yang berhati-hati atau cermat dan
penggunaan keuangan daerah secara optimal tanpa pemborosan tepat guna.
Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis apabila dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang dianggap tidak perlu. Dengan demikian pada
hakekatnya ada pengertian yang serupa antara efisiensi dan ekonomi, karena kedua-keduanya menghendaki penghapusan dan penurunan biaya.
b Efisiensi, berhubungan erat dengan konsep efektivitas, yaitu rasio yang membandingkan antara output yang dihasilkan terhadap input yang
digunakan. Proses kegiatan operasional dapat dilakukan secara efisiensi apabila suatu target kinerja tertentu dapat dicapai dengan menggunakan
sumber daya dan biaya yang serendah-rendahnya. c Efektivitas, merupakan kaitan atau hubungan antara keluaran suatu pusat
pertanggung jawaban dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapainya. Efektivitas dalam Pemerintah Daerah dapat diartikan penyelesaian kegiatan
tepat pada waktunya dan didalam batas anggaran yang tersedia, dapat berarti pula mencapai tujuan dan sasaran seperti apa yang telah direncanakan.
Namun demikian, walaupun ada yang dilaksanakan menyimpang dari rencana semula, tetapi mempunyai dampak yang menguntungkan pada kelompok
penerima sasaran manfaat, maka dapat dikatakan efektif. Semakin besar kontribusi pengeluaran yang dilakukan terhadap nilai pencapaian tujuan atau
sasaran yang ditentukan dapat dikatakan efektif proses kerja dari unit kerja dimaksud.