bom, perampokan, pembajakan, sabotase. Sedangkan secara psikis bisa melalui teror kata-kata, penfitnahan atau pemaksaan ide, berkata kasar,
mencaci, mengejek dan lain sebagainya. Dalam hal ini, intensitas menonton tayangan kekerasan merupakan
intensitas menonton informasi berupa tayangan mengandung unsur kekerasan baik fisik maupun psikis yang ditayangkan stasiun-stasiun
televisi yang ada di tanah air. Dengan demikian intensitas menonton tayangan kekerasan adalah besarnya tingkah laku menyaksikan suatu
pertunjukan di televisi yang memperlihatkan perilaku seseorang baik sengaja maupun tidak sengaja menyakiti orang lain secara fisik maupun
psikis dengan memperhatikan durasi waktu dalam jam per minggu.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Menonton Tayangan
Berdasarkan penelitian Guntoro 2003 kebiasaan menonton acara televisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya umur, jenis
kelamin, gaya menonton, frekuensi, dan lamanya menonton. Menurut JB. Wahyudi 1983 faktor yang mempengaruhi kebiasaan menonton dibagi
menjadi tiga macam, yaitu: a.
Rasa ingin tahu, keingintahuan seseorang mendoronganya untuk bereaksi positif ke arah hal-hal yang baru, aneh, dan
misterius dalam lingkungannya dengan mendekatinya, memeriksanya, atau mempermainkannya, selalu mengamati
lingkungannya untuk mencari pengalaman baru atau
menekuni sesuatu untuk menyelidiki unsur-unsur benda tersebut Kurniati, Daud Khumas, 2005. Keingintahuan
biasanya ditunjukkan dengan bertanya, sebab tekanan sosial dalam bentuk teguran dan hukuman menuntut mereka untuk
tidak lagi langsung mendekati dan meneliti benda yang ingin mereka ketahui.
b. Pengaruh lingkungan yang terdiri dari keluarga, lingkungan
tempat tinggal dan keadaan di sekolah. Keluarga berperan penting dalam membentuk karakter kepribadian remaja,
membangun pribadi remaja yang kuat dan bermoral serta tidak mudah dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh lingkungan
sosial yang tidak baik dan menyimpang dari ajaran moral Notoatmodjo, 1993.
c. Motif atau dorongan tugas menurut Gleitman muhibinsyah,
2000 motif adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
Dorongan ini didukung oleh faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan, mengarahkan perilakunya
untuk memenuhi tujuan tertentu. Remaja menonton tayangan kekerasan didorong oleh adanya tugas perkembangan untuk
mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. Tuntutan teman-teman sebaya agar tetap memiliki wawasan
yang baru “ngetren” mengenai acara televisi, karena dengan
mengikuti acara televisi remaja tersebut dapat ikut menentukan diterima atau tidak diterima dalam kelompok
teman sebaya. Janowitz Hirsch 1981; dalam Ancok, 2003 mengatakan
intensitas menonton pada anak dan remaja ditandai rasa ingin tahu, rangsang untuk melakukan eksplorasi, dan berusaha memahami dunia
sekitar.
3. Dampak Tayangan Kekerasan